Kisah Murtado si Macan Kemayoran
Merdeka.com - DKI Jakarta memiliki sebuah klub sepakbola bernama Persija Jakarta. Oleh para suporternya, Persija diberi julukan 'Macan Kemayoran.'
Tahukah darimana sebutan 'Macan Kemayoran' berasal?
Dulu di Kampung Kemayoran ada seorang pemuda bernama Murtado. Ia dikenal sebagai pemuda yang baik dan saleh.
Sebagai seorang yang berusia muda kala itu, ilmu silatnya tergolong tangguh. Di samping itu, ia juga tekun menuntut ilmu agama, dan mempelajari bermacam-macam ilmu pengetahuan.
Murtado menentang penindasan yang dilakukan Kompeni Belanda dan para centeng pribumi yang bekerja untuk Belanda. Saat itu, mereka menindas warga dengan sewenang-wenang.
Akibat gangguan dari para centeng berwatak jahat itu, penduduk selalu diliputi ketakutan. Tak jarang, jago dari daerah lain datang ke Kemayoran untuk mengacau dan merampas harta benda penduduk.
Bahkan, para jago berwatak bengis itu tidak segan-segan membawa lari anak perawan ataupun istri orang. Mereka kemudian memperkosanya dan tak segan menyiksa serta membunuhnya jika melawan.
Dalam buku "Cerita Rakyat Daerah DKI Jakarta" terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1982 diceritakan soal keberpihakan Murtado kepada rakyat kecil.
Salah satunya ketika Murtado melawan Mandor Bacan. Bacan adalah seorang jago yang mengabdi kepada kompeni Belanda. Saat itu Bacan tengah mengintimidasi warga yang tengah menghitung hasil panen.
Hal itu menyulut kemarahan Murtado. Akhirnya, terjadilah duel antara keduanya yang kemudian dimenangkan oleh Murtado. Tak mau menerima kekalahan, Bacan kemudian meminta bantuan Bek Lihun.
Sama seperti Bacan, Lihun merupakan seorang jago yang menjadi kacung Kompeni Belanda. Meski perkelahian tak seimbang terjadi, Murtado akhirnya berhasil mengalahkan Mandor Bacan dan Bek Lihun.
Akibat keberanian yang dimilikinya, Murtado kemudian dijuluki warga sebagai 'Macan Kemayoran.' Nama sang macan kemudian terkenal di seluruh Batavia.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Telah lama hilang, namun jejak-jejak yang menjadi bukti keberadaan Selat Muria di masa lampau masih dapat dijumpai kini.
Baca SelengkapnyaPada momen itu, tentara militer Belanda berbondong-bondong menarik diri dari wilayah yang didudukinya
Baca SelengkapnyaPerempuan ini membagikan kisah pahit asmaranya di masa lalu yang diremehkan ibu dari kekasihnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hari ini, Mahfud menyampaikan pidato perpisahan pada jajarannya di Kemenko Polhukam
Baca SelengkapnyaKeinginan keluarga bertemu Mahfud itu setelah Mahfud mengungkapkan progres pengusutan kasus pembunuhan pegawai Bapenda Pemkot Semarang tersebut.
Baca SelengkapnyaBertemu dengan para petugas berpakaian tradisional khas tentara kerajaan, Dedi mengaku kaget.
Baca SelengkapnyaDudung menyambut eks Kasad itu dengan hangat di rumahnya.
Baca SelengkapnyaWanita ini memimpin 30 perempuan dalam pertempuran melawan Belanda.
Baca SelengkapnyaAda tiga hal disampaikan Mahfud saat mengajukan pengunduran diri kepada Jokowi.
Baca Selengkapnya