Kepala BNN Jateng Keluhkan Bank Tak Kooperatif Beri Data Transaksi Kasus Narkoba
Merdeka.com - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Tengah Brigjen Polisi Muhammad Nur mengeluhkan adanya sejumlah bank yang tidak kooperatif dalam upaya pengungkapan transaksi keuangan sindikat peredaran narkotika.
"Pengalaman selama ini banyak bank, terkadang bank swasta, yang susah dan berbelit-belit dalam memberikan data dan informasi transaksi keuangan yang dibutuhkan," kata Nur di Semarang. Seperti dilansir Antara, Senin (4/2).
Meski demikian ada pula bank cukup kooperatif sehingga memudahkan penyelidikan. Dia berharap kerja sama yang kooperatif lembaga keuangan tersebut dalam upaya memberikan akses yang luas bagi BNN untuk memperoleh data dan informasi.
"Mengingat modus yang digunakan sindikat pengedar yang makin canggih, pengelola jasa keuangan diharapkan bisa makin kooperatif," katanya.
Modus baru jaringan pengedar narkotika, kata dia, mampu menembus data kependudukan sehingga digunakan untuk membuat rekening bank.
Dia menyebut sindikat narkotika mampu mengelabui bank-bank nasional untuk membuka rekening dengan identitas palsu atau yang digandakan.
Sebelumnya, BNN Provinsi Jawa Tengah menyelidiki kasus dugaan tindak pidana pencucian uang jaringan pengedar narkotika yang dikendalikan narapidana bernama Christian Jaya Kusuma alias Sancai.
Dalam pengungkapan tersebut, petugas mengamankan uang dengan total Rp 4,8 miliar yang diduga hasil bisnis narkotika.
BNN juga menangkap seorang pelaku bernama Deden Wahyudi alias Dandi Kosasih yang diduga berperan sebagai pengepul uang hasil bisnis narkotika tersebut.
Dari indekos pelaku di Bausasran, Kota Yogyakarta itu petugas mengamankan uang tunai sebesar Rp 1,5 miliar serta 53.000 dolar Singapura. Sisa uang tersimpan di rekening empat bank yang di antaranya atas nama pelaku.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat dia mencocokkan data yang dibawa penagih, diduga ada praktik pemalsuan data-data tersebut diduga palsu.
Baca SelengkapnyaSesaat setelah pensiun dini dari bank, orang tuanya sempat khawatir karena dia belum bekerja lagi dan bisnis yang dijalankan belum jelas nasibnya
Baca SelengkapnyaSaat ini banyak modus penipuan yang dilakukan di bidang keuangan dengan memanfaatkan media sosial.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Diduga transaksi keuangan itu untuk kepentingan penggalangan suara.
Baca SelengkapnyaSejak September 2018 hingga Januari 2019, ketiga berhasil melakukan pinjaman fiktif menggunakan data 14 sekolah.
Baca SelengkapnyaBank BTN mencatat, aktivitas daya beli masyarakat saat ini tengah meningkat.
Baca SelengkapnyaBagi masyarakat yang ingin menukarkan uang melalui pelayanan tersebut harus membawa indentitas seperti kartu tanda penduduk (KTP).
Baca SelengkapnyaGanjar juga akan memperbaiki data melalui penyatuan informasi rakyat yang nantinya bisa dipakai sebagai data bagi para nelayan mengakses BBM.
Baca SelengkapnyaProduk dan layanan Bank DKI akan terus diperluas seiring dengan visi Bank DKI untuk mendukung pertumbuhan Jakarta.
Baca Selengkapnya