Kepada para komik, Jokowi ngaku tak diam soal pelemahan KPK
Merdeka.com - Siang ini, giliran para komik Stand Up Comedy yang diajak Presiden Joko Widodo makan bareng di Istana. Rabu malam, Presiden Joko Widodo lebih dulu mengundang para pelawak.
Tak hanya lawakan, dalam pertemuan tadi sempat menyinggung masalah bangsa. Salah satunya soal masa depan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Saat ini, KPK sedang dihadapi kondisi sulit, yakni belum terpilihnya lima pimpinan baru dan menguatnya rencana revisi UU KPK.
Menurut Indro Warkop DKI, salah satu komik yang hadir, sempat ditanyakan sikap Jokowi soal nasib KPK.
"Ya misalnya pak kenapa KPK dilemahkan bapak diam saja?" cerita Indro soal suasana pertemuan dengan Jokowi, Jakarta, Kamis (17/12).
"Terus jawabnya, "Yang bilang diam saja siapa? Kamu kok kayaknya lebih tahu dari saya," katanya meniru ucapan Jokowi.
Mendengar jawaban Jokowi, dia dan komik yang hadir merasa cukup puas bahwa ke depan KPK akan terus dipertahankan.
"Ooh gitu, berarti kita rada tenanglah," terang Indro.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meminta agar format debat yang dibuat KPU ini diubah karena dinilai menjadi ajang saling menyerang personal.
Baca SelengkapnyaMenurut KPU RI, hal itu tidak relevan sebab Jokowi bukan bagian dari peserta pemilu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, semua menteri bahkan presiden boleh berkampanye atau mendukung salah satu kandidat pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi telah mengungkapkan bahwa presiden diperbolehkan ikut kampanye Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKursi pimpinan KPK saat ini kosong, usai Jokowi memberhentikan Firli Bahuri dari jabatan ketua dan anggota KPK.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaSaling serang dalam debat tidak masalah, tetapi yang diserang adalah kebijakannya.
Baca Selengkapnya