Kenangan Tetangga pada Almarhum Fajri Pemuda Obesitas Berbobot 300 Kg
Merdeka.com - Herman (58), tetangga mendiang Fajri, pemuda obesitas berbobot 300 kg mengaku, ikut kehilangan atas kepergian tetangga rumahnya itu. Dia mengaku sangat kaget mendengar kepergian pria yang kerap dia bantu itu.
"Sedih juga, kehilangan. Bagaimana pun saya mungkin yang paling sering interaksi sama dia dan ibunya sering meminta tolong ke saya," ungkap Herman di rumahnya Kampung Pedurenan, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang, Kamis (22/6).
Meski begitu, secara pribadi dia tidak mengetahui pasti kabar kematian Fajri, dia baru mengetahui dari anak perempuannya yang dihubungi Ibunda Fajri, bahwa pemuda obesitas itu meninggal dunia.
"Secara langsung saya enggak tahu, enggak pernah menjenguk juga selama dia dirawat di RS. Tahu tadi pagi anak saya perempuan ditelepon jam 02.00 sama Ibunya (Fajri), dia meninggal," ucap Herman.
Menurut dia, sejak pagi sampai siang ini belum ada orang lain atau pihak keluarga Fajri yang mendatangi rumah duka.
"Kalau ke sini belum ada. Cuma beberapa hari lalu, Kakak Fajri yang perempuan datang untuk ngecek perbaikan rumahnya," jelas dia.
Herman mengaku, selama Fajri dan Ibunya tinggal di kampung Pedurenan, sejak 2019 lalu melihat Fajri, sebagai pemuda aktif yang bekerja sebagai biro jasa. Baru setahun terakhir, usai kecelakaan yang dialami Fajri, tidak bisa beraktivitas dan lebih banyak berbaring di kasur.
"Dia baru 2019 di sini. Tiga tahun sebelumnya dia kerja biasa. Pernah saya lihat dia bawa pacarnya juga. Setelah jatuh, kecelakaan dia di rumah saja. Memang dari dulu badannya sudah besar, setelah di rumah saja dia bertambah besar. Enggak bisa berjalan, berdiri juga enggak kuat. Di rumah juga senderan aja di sofa," ucap Herman.
Karena itulah, Herman merasa iba dan kerap diminta bantuan tenaga oleh Fajri dan Ibunya untuk sekedar ke warung membeli kebutuhan sehari-hari sampai mengangkat galon air minum.
"Ibunya sama Fajri, kalau butuh bantuan pasti nelepon saya, minta tolong angkat galon, ke warung, sampai juga bersihin kamar mandinya. Makanya waktu itu saya lihat kasihan, karena dia berdua sama ibunya saja," ungkap dia.
Meski telah diam di rumah selama setahun terakhir, Fajri kata Herman, pun aktif membantu kegiatan di lingkungan tempat tinggalnya.
"Walaupun dia enggak bisa kumpul rapat RT, lingkungan. Dia selalu ikut partisipasi, pasti nyumbang kalau ada kegiatan di sini," jelas dia.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca SelengkapnyaBocah di Muara Baru, Jakarta Utara tewas dibanting sang ayah Usmanto (43).
Baca SelengkapnyaTersangka Pembunuhan Pria Terbungkus Sarung di Tangsel Dibantu Pedagang Soto, Begini Perannya
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sebagian orang tua mungkin pernah merasakan anak susah makan. Bahkan permasalahan itu masih dirasakannya hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaPerkosaan tersebut terungkap setelah ibu korban curiga dengan perubahan fisik, terutama bagian perut yang membesar.
Baca SelengkapnyaKehilangan orang terkasih merupakan kondisi berat yang tak mudah untuk dilalui.
Baca SelengkapnyaM, pelaku dan ibu korban merupakan pasangan baru. Mereka baru menjalin biduk rumah tangga sekira 5 bulan.
Baca SelengkapnyaSebuah mobil tiba-tiba menabrak bagian tembok hingga menerobos ke dalam kamar miliknya. Namun ia nampak heran bukannya kaget.
Baca SelengkapnyaTim medis yang melakukan pertolongan menyatakan korban Serma Fedi telah meninggal dunia.
Baca Selengkapnya