Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kemenkes Sebut Penularan Omicron di RI Masih Didominasi Varian BA.1

Kemenkes Sebut Penularan Omicron di RI Masih Didominasi Varian BA.1 Kamar Isolasi Pasien Covid-19. ©2021 Merdeka.com/Iqbal Nugroho

Merdeka.com - Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmidzi melaporkan data Covid-19 varian Omicron di Indonesia. Hingga saat ini, penularan Omicron masih didominasi varian BA.1.

"Kita masih didominasi BA.1," ungkapnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (8/3)

Data terakhir, varian Omicron BA.1 tercatat sebanyak 5.300. Sedangkan varian Omicron BA.1.1 mencapai 1.883 dan BA.2 menyentuh 478 kasus.

"Kita belum menemukan BA.3," sambungnya.

Sebelumnya, Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan ada berbagai bentuk varian Omicron yang melanda dunia saat ini, yakni BA.1, BA.1.1, BA.2 dan BA.3.

"Angkanya rata-rata BA.2 dunia mencapai 21,09 persen dari semua Omicron. Jadi satu dari lima Omicron di dunia sekarang ini adalah jenis BA.2," jelasnya pada Senin (28/2).

Menurut Prof Tjandra, ada beberapa negara tetangga yang sudah mencatat dominasi varian Omicron BA.2, di antaranya Brunei Darussalam, Filipina, Bangladesh, China, India, Nepal, dan Pakistan. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan bahwa prevalensi tertinggi BA.2 di Asia Tenggara, yaitu 44,7 persen.

"Indonesia perlu waspada dan mengambil langkah antisipasi yang tepat, kalau-kalau BA.2 juga akan meningkat di negara kita," katanya.

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara ini menuturkan, karakteristik varian Omicron BA.2 masih terus dipelajari. Hasil pemantauan sementara, nampaknya varian tersebut lebih mudah menular daripada BA.1.

Sementara menurut WHO sampai 22 Februari 2022, belum ada bukti bahwa BA.2 menimbulkan dampak kasus menjadi lebih berat. Hal ini sesuai data dari Afrika Selatan, Inggris dan Denmark yang menunjukkan beratnya penyakit sama saja pada BA.1 dan BA.2.

Namun, publikasi pra-cetak 16 Februari 2022 dari Jepang yang berjudul 'Virological characteristics of SARS-CoV-2 BA.2 variant' menyebutkan nampaknya BA.2 dapat lebih berat.

"Uji coba pada binatang memang menunjukkan bahwa BA.2 dapat menimbulkan dampak klinik lebih berat, tetapi ini pada binatang percobaan, belum tentu terjadi terjadi pada manusia," ujarnya.

Dia melanjutkan, WHO juga masih menyatakan bahwa efikasi vaksin masih sama antara BA.2 dan BA.1. Sementara penelitian di Jepang menduga efektivitas vaksin menurun, walau dapat meningkat kembali sampai 74 persen dengan booster.

Penelitian di Jepang juga menunjukkan bahwa pada infeksi dengan BA.2 terjadi penurunan efektifitas obat antibodi monoklonal seperti sotrovimab.

"BA.2 tidak memiliki fenomena SGTF (S gene target failure), sehingga penggunaan PCR SGTF jadi terbatas, sehingga perlu memperbanyak pemeriksaan Whole Genome Sequencing," tutupnya.

(mdk/ray)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Survei BI: Harga Beras Paling Tinggi di Kalteng, Hampir Rp19.000 per Kg
Survei BI: Harga Beras Paling Tinggi di Kalteng, Hampir Rp19.000 per Kg

Kenaikan harga beras tertinggi berada di Provinsi Kalimantan Tengah yang hampir mencapai Rp19.000 per kilogram (kg).

Baca Selengkapnya
Gibran Sebut Rasio Pajak dan Penerimaan Pajak Itu Beda, Begini Perbedaan Sebenarnya
Gibran Sebut Rasio Pajak dan Penerimaan Pajak Itu Beda, Begini Perbedaan Sebenarnya

Rasio pajak adalah perbandingan atau persentase penerimaan pajak terhadap produk domestik bruto (PDB) nominal suatu negara.

Baca Selengkapnya
Survei Indikator Peta Elektabilitas: Prabowo-Gibran Kuasai Hampir Semua Wilayah, Kecuali Jateng
Survei Indikator Peta Elektabilitas: Prabowo-Gibran Kuasai Hampir Semua Wilayah, Kecuali Jateng

Tercatat, paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mampu kuasai hampir seluruh wilayah.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Data Sri Mulyani: Indonesia Peringkat Ketiga Negara G20 Produksi Emisi Karbon Terendah
Data Sri Mulyani: Indonesia Peringkat Ketiga Negara G20 Produksi Emisi Karbon Terendah

Sri Mulyani mengakui bahwa produksi emisi karbon per kapita di Indonesia mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Selengkapnya
Survei Indikator: Elektabilitas Prabowo-Gibran Naik, AMIN Turun dan Ganjar-Mahfud Stagnan
Survei Indikator: Elektabilitas Prabowo-Gibran Naik, AMIN Turun dan Ganjar-Mahfud Stagnan

Pada survei terbaru 23-24 Desember 2023, elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai angka 46,7 persen. Angkanya terus naik dari November 2023.

Baca Selengkapnya
Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Cukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi

Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.

Baca Selengkapnya
Gibran: Berburu di Kebun Binatang Istilah Wajar Sering Dipakai di Perpajakan
Gibran: Berburu di Kebun Binatang Istilah Wajar Sering Dipakai di Perpajakan

Dia menegaskan bahwa yang disampaikannya saat itu bukanlah menaikkan tarif pajak, melainkan rasio pajak.

Baca Selengkapnya
Densus 88 Ungkap Peran Tangkapan Baru Teroris Jaringan Solo Raya dan Banten
Densus 88 Ungkap Peran Tangkapan Baru Teroris Jaringan Solo Raya dan Banten

Densus 88 juga berhasil menangkap satu tersangka teroris lainnya inisial NK yang diduga terafiliasi kelompok Jaringan Anshor Daulah (JAD) di Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya
Data BPS: Harga Beras Naik 20 Persen, Kualitas Medium Dijual Rp14.162 per Kg
Data BPS: Harga Beras Naik 20 Persen, Kualitas Medium Dijual Rp14.162 per Kg

Kenaikan harga beras terjadi di berbagai wilayah Indonesia pada Februari 2024.

Baca Selengkapnya