Kemendikbud: Bantuan Kuota Internet Jaga Asa Pendidikan di Tengah Pandemi
Merdeka.com - Kepala Pusdatin Kemendikbud RI M Hasan Chabibie mengatakan, teknologi bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan saat ini dan di masa mendatang. Itulah mengapa bantuan kouta internet gratis sangat penting, sebagai upaya menjaga nyala api pendidikan nasional.
"Teknologi bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan sekarang dan di masa mendatang. Bantuan kuota internet bentuk negara hadir, dan upaya menjaga asa dunia pendidikan kita di tengah pandemi," kata M. Hasan Chabibie.
Hal itu diungkapkan Hasan saat memberikan sambutan dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema ‘Outlook Pendidikan 2021: Membangun Ekosistem Pembelajaran Daring & Pentingnya Internet Sehat’. Acara ini digelar oleh Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI).
Tahapan FGD tersebut dilaksanakan mulai tanggal 7–12 Desember 2020 dengan melibatkan 6 pakar, pengamat dan praktisi pendidikan.
Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia Ali Rif’an mengungkapkan, FGD digelar merupakan tindak lanjut dari temuan survei nasional tentang program kuota internet gratis Pusdatin Kemendikbud RI. Survei yang digelar Oktober 2020 tersebut menyebutkan, sebanyak 80,5 persen masyarakat ingin program bantuan kuota internet dilanjutkan pada tahun 2021.
“Tentu di era revolusi industri 4.0 dan gelombang teknonologi digital yang makin canggih, pembelajaran daring punya prospek yang panjang. Apalagi menurut survei kami, aspirasi publik ingin program kuota internet gratis perlu dilanjutkan tahun 2021,” ujar Ali Rif’an, Kamis (17/12).
Regulasi Belajar Daring
Karena itu, menurutnya, di penghujung tahun 2020, perlu dibuat diskusi khusus soal outlook pendidikan 2021, khususnya menyoal ekosistem pembelajarn daring dan pentingnya internet sehat.
“Itulah alasan mengapa kita ingin membahas secara khusus outlook pendidikan 2021,” tambahnya.
Sementara itu, Peneliti Utama Bidang Pendidikan Arus Survei Indonesia, Budy Sugandi, dalam pemaparan temuan FGD mengatakan, dalam konteks membangun ekosistem pembelajaran daring, kolaborasi antara pihak pemerintah dan swasta menjadi prasyarat penting.
“Untuk membangun ekosistem pembelajaran daring, pihak pemerintah harus bersinergi (baik Kemendikbud sebagai pencipta regulasi ataupun Kominfo dan kementerian lainnya sebagai penunjang) dengan pihak swasta (yakni pihak provider ataupun pemilik aplikasi dan platform pembelajaran daring),” kata Budy Sugandi.
Terkait pentingnya internet sehat, Budy mengatakan, bahwa perlu adanya edukasi yang berkesinambungan, seperti halnya tidak melakukan ujaran kebencian (hate sepeech) dalam pemakaian internet (bermedia sosial).
“Kampanye yang menyeluruh ke seluruh komponen untuk menggunakan internet sehat perlu secara gencar dilakukan,” tambahnya.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BAKTI Kementerian Kominfo menerima usulan sekitar 80.000 titik penyediaan akses internet dari KPU.
Baca SelengkapnyaDulunya cuma angan-angan, namun penelitian ini membuktikan internet kuantum bakal menjadi nyata.
Baca Selengkapnyapemberian internet gratis untuk sekolah bertujuan memberikan kesempatan yang sama bagi masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kemunculan internet tak bisa dilepaskan dari keberadaan ancaman nuklir dan perang.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah laporan dari We Are Social yang memotret kondisi internet di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaJumlah formasi ini mempertimbangkan kebutuhan tenaga ajar di institusi pendidikan.
Baca SelengkapnyaKuota internet yang bisa dibeli hingga tanggal 30 April 2024 tersebut memiliki masa aktif selama 30 hari.
Baca SelengkapnyaKoneksi ini masih bersifat riset yang telah dibuktikan oleh para gabungan ilmuwan dunia.
Baca SelengkapnyaDahnil menjelaskan bahwa hilirisasi digital adalah penggunaan device bahkan hingga ke jaringan yang akan dibuat oleh putra-putri Indonesia.
Baca Selengkapnya