Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kembali Ke Meja Makan: Luangkan Waktu Berkumpul & Berkomunikasi Bersama Keluarga

Kembali Ke Meja Makan: Luangkan Waktu Berkumpul & Berkomunikasi Bersama Keluarga Gerakan Kembali Ke Meja Makan. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - "Kenapa keluarga masa kini sangat mudah dipecah-belah, kenakalan remaja, pornografi, narkoba meningkat, dan terjadi perceraian di sana-sini? Semua ini terjadi karena kurangnya komunikasi dan waktu bincang-bincang di keluarga, bahkan untuk sekadar makan bareng," (Roslina Verauli, Psikolog).

Kita Berada di Era Revolusi Industri 4.0

Revolusi Industri 4.0 menjadi harapan sekaligus tantangan bagi keluarga di Indonesia. Keluarga kini dituntut untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang dan mempengaruhi kehidupan setiap anggotanya secara struktural maupun kultural.

Era Industri 4.0 ditandai dengan aktivitas dan mobilitas setiap anggota keluarga yang tinggi yang menyebabkan waktu berkumpul bersama keluarga semakin terbatas bahkan hampir tidak ada. Padahal para pakar menyebutkan waktu bersama keluarga adalah adalah dasar untuk membentuk keeratan dan keluarga harmonis. Keluarga yang harmonis, damai penuh cinta kasih dan rasa keamanan merupakan wahana yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan anak termasuk perkembangan psikologi. Sebaliknya, penelitian menunjukkan bahwa anak yang tumbuh dari keluarga yang kacau, rapuh, tidak terdapat rasa aman, anak cenderung memiliki rasa empati, toleransi yang kurang dan anak bersifat agresif.

Di tengah-tengah mobilitas orang tua yang tinggi, ada semangat untuk mengatur waktu bersama agar keharmonisan keluarga tetap terjaga. Namun, karena tuntutan pekerjaan semangat hanya tinggal semangat. Peran dan fungsi orang tua tidak optimal. Peran ayah dan ibu sebagai instruktur, pendamping anak-anaknya tidak berjalan maksimal. Ayah dan ibu sebagai panutan gagal ditunjukkan. Pada saat berkumpul sebagai besar waktu dihabiskan di depan layar TV atau smartphone masing-masing. Anak terlalu asik, berselancar di dunia maya mencari hiburan, begitu pula dengan anggota keluarga lainnya.

Tidak Cukup Sekadar Emotikon, Emoji dan Video Call

Teknologi yang semakin canggih telah menghubungkan antar-individu secara real time dan tidak terkendala jarak dan waktu. Kita bisa menelepon, menuliskan pesan teks, mengirim email, teleconference, bahkan berkomunikasi visual dengan Skype. Semua ini membuat kita semakin merasa bahwa berkomunikasi dengan peralatan modern ini sudah 'cukup' sehingga melupakan pembicaraan yang benar-benar tatap muka secara fisik.

ke meja makan

Gerakan Kembali Ke Meja Makan ©2019 Merdeka.com

Seorang pengamat keluarga pernah menyatakan bahwa interaksi yang paling intensif terjadi bila orang saling menyentuh. Meskipun teknologi informasi menawarkan banyak peranti canggih, namun tidak sampai memenuhi esensi kebutuhan orang akan komunikasi: adanya sentuhan fisik dan emosi yang hanya didapat jika bertatap muka, berada dalam satu waktu dan ruang yang sama. Sentuhan fisik dan ekspresi emosi tidak bisa diketik atau diwakilkan dengan emotikon, emoji, bahkan video call sekalipun.

Terkikisnya Budaya Berkumpul dan Makan Bersama

Mari kita mengingat lagi, kapan kita terakhir melakukan aktivitas bersama keluarga, atau setidaknya meluangkan sedikit waktu, pikiran, emosi bersama keluarga dengan mengesampingkan hal lainnya (family time)?

Sebuah studi yang dilakukan pada 2015 lalu menunjukkan bahwa budaya berkumpul dan makan bersama keluarga sudah mulai terkikis (Ibrahim, dalam Triananda, 2015). Sebanyak 20 persen dari 1.165 responden mengaku jarang makan bersama keluarga di rumah. Lima dari 10 pria mengaku tak punya waktu untuk makan bersama keluarga di rumah karena terlalu sibuk. Alasan serupa ditemui pada responden remaja. Sekitar 26 persen responden remaja mengaku sibuk dan bosan dengan menu yang disajikan menjadi alasan mereka enggan makan di rumah bersama keluarga.

Gerakan Kembali Ke Meja Makan

Gerakan Kembali Ke Meja Makan adalah upaya bersama untuk mengingatkan kembali keluarga-keluarga Indonesia akan pentingnya meluangkan waktu untuk berkumpul dan berkomunikasi bersama anggota keluarga. Kata 'meja makan' bukan berati harus adanya meja makan, tetapi mengandung makna menggunakan kesempatan/momentum makan untuk berkumpul dan berkomunikasi. Mengapa pada saat makan? Karena pada umumnya ada kesamaan waktu makan, yaitu pagi (sarapan), siang (makan siang), dan malam (makan malam). Tiga kali sehari dan 21 kali dalam seminggu. Akan lebih baik jika waktu-waktu makan tersebut digunakan oleh keluarga-keluarga Indonesia untuk berkumpul (makan bersama) dan berkomunikasi.

Bukan Sekadar Makan

Momentum atau kesempatan makan bersama dapat digunakan keluarga-keluarga Indonesia untuk berkomunikasi langsung (bertatap muka). Komunikasi dapat dilakukan sebelum atau sesudah makan, bukan pada saat makan (mengunyah makanan) sehingga sama sekali tidak bertentangan dengan kearifan lokal yang meyakini 'tidak baik/etis makan sambil berbicara'.

Makan bersama keluarga di rumah adalah momen kebersamaan yang sangat berharga. Meski terdengar sederhana, namun kegiatan ini menyimpan dampak positif yang bisa membantu menguatkan keharmonisan keluarga dan menentukan eratnya hubungan antar-anggota keluarga. Apabila dijadikan kebiasaan sehari-hari, anak-anak akan tumbuh sehat karena relasi keluarganya yang sehat (Ibrahim, dalam Triananda, 2015).

Luangkan 15-30 MenitTidak ada waktu tertentu yang harus diluangkan keluarga untuk berkumpul bersama para anggota keluarganya. Namun setidaknya luangkanlah sekitar 15-30 menit (Ibrahim, dalam Triananda, 2015). Pendapat lainnya menyebutkan cukup dengan meluangkan sekitar 20 menit dalam sehari (Surapaty, 2015).

Mode Silent atau Switch Off

Dengan tersedianya segala macam fasilitas komunikasi, seseorang perlu sebuah strategi berkomunikasi. Kitalah yang perlu memilih dan menentukan waktu berkomunikasi. Kita yang perlu bisa memutuskan untuk mengubah smartphone ke mode “silent” atau “switch off” pada waktu “me time” dan pada saat berinteraksi dengan keluarga (family time).

Manfaat Berkumpul Bersama KeluargaMembangun ketahanan keluarga. Sebuah studi yang dimuat jurnal Family Relations menyebutkan, keluarga yang sering melakukan kegiatan bersama akan memiliki ikatan emosional kuat dan dapat beradaptasi dengan baik yang akhirnya akan membangun ketahanan keluarga. Melakukan hobi bersama, berolahraga, menonton film, dan membaca buku merupakan contoh kegiatan yang mampu menciptakan keluarga harmonis.

ke meja makan

Gerakan Kembali Ke Meja Makan ©2019 Merdeka.com

Membangun komunikasi yang baik antar-anggota keluarga. Kebersamaan dengan keluarga membuat anak dan remaja tidak merasa canggung dengan orangtua mereka sendiri. Dengan sering melakukan kegiatan bersama, komunikasi yang terjalin akan lebih baik. Makan bersama dapat menjadi sarana dalam meningkatkan komunikasi antar-anggota keluarga. Percakapan di meja makan dapat membangun hubungan yang baik di dalam keluarga dan menciptakan adanya keterbukaan. Orangtua dapat memberikan masukan maupun solusi kepada masalah yang tengah dihadapi anak, maupun mengetahui aktivitas anak di luar rumah.

Membangun nilai-nilai karakter anak. Waktu berkumpul merupakan momen yang tepat bagi orang untuk menanamkan nilai-nilai karakter kepada anak. Mengajarkan dan mengingatkan fungsi keluarga seperti fungsi agama, pendidikan akan membantu membangun disiplin, kejujuran yang merupakan nilai-nilai integritas.

Anak lebih percaya diri. Sering beraktivitas bersama orangtua akan membuat anak merasa dihargai. Ia pun memiliki pandangan yang lebih positif dan percaya diri. Kondisi ini tentu akan berdampak baik pada prestasi mereka di sekolah.

Membentuk perilaku positif. Anak-anak dan remaja yang menghabiskan lebih banyak waktu dengan orangtua cenderung tidak berhubungan dengan kebiasaan negatif. Menurut sebuah studi yang dilakukan University of Minnesota pada 2008, remaja yang makan malam dengan keluarga sebanyak lima kali atau lebih dalam seminggu cenderung terhindar dari risiko penyalahgunaan NAPZA, dibandingkan remaja yang kurang dari dua kali seminggu makan malam bersama keluarga. Menghabiskan waktu bersama juga menurunkan risiko konflik keluarga yang biasanya berdampak buruk pada anak.

Menciptakan kenangan bahagia. Waktu yang dihabiskan bersama keluarga akan menciptakan momen bahagia yang akan terus dikenang. Anak yang tumbuh dalam keluarga bahagia cenderung bisa menciptakan lingkungan penuh kasih yang sama untuk calon anak-anaknya kelak.

Nutrisi lebih baik. Makan bersama keluarga terbukti memberikan asupan nutrisi yang baik kepada anak–anak untuk pertumbuhan mereka. Pola makan yang lebih teratur dan kandungan nutrisi dan vitamin yang lebih diperhatikan ibu saat memasak akan lebih menyehatkan bagi anak-anak dan meningkatkan semangat mereka untuk beraktivitas.

#GerakanKembaliKeMejaMakanMenjelang Hari Keluarga Nasional XXVI Tahun 2019, yang merupakan momentum bagi keluarga-keluarga Indonesia untuk mengingat kembali arti penting keluarga, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengimbau kepada keluarga-keluarga Indonesia untuk ikut berpartisipasi dalam Gerakan Kembali Ke Meja Makan dengan "Meluangkan waktu untuk berkumpul dan menjalin komunikasi bersama keluarga minimal 15 menit".

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengapa Pasangan Bahagia Jarang Berbagi Kehidupan di Medsos? Ini Alasannya
Mengapa Pasangan Bahagia Jarang Berbagi Kehidupan di Medsos? Ini Alasannya

Pasangan yang bahagia dengan hubungan mereka tidak tergoda untuk membandingkan diri mereka dengan orang lain.

Baca Selengkapnya
Bersih-bersih Jelang Ramadan dan Lebaran, Ini  Hilangkan Jamur pada Pintu Kulkas Tanpa Disikat
Bersih-bersih Jelang Ramadan dan Lebaran, Ini Hilangkan Jamur pada Pintu Kulkas Tanpa Disikat

Untuk menyambut Ramadan dan Hari Raya, menjaga kebersihan kulkas agar makanan tetap segar menjadi sangat penting. Berikut adalah tips untuk membersihkannya.

Baca Selengkapnya
7 Kebiasaan Malam Hari yang Bisa Bantu Lancarkan Pencernaan untuk Esok Hari
7 Kebiasaan Malam Hari yang Bisa Bantu Lancarkan Pencernaan untuk Esok Hari

Melancarkan pencernaan dan mempermudah buang air besar bisa dilakukan dengan sejumlah cara mudah.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Keluarga di Temanggung Ini Nekat Tinggal Sendiri di Kampung Mati, Dikelilingi Rumah-Rumah Kosong Terbengkalai
Keluarga di Temanggung Ini Nekat Tinggal Sendiri di Kampung Mati, Dikelilingi Rumah-Rumah Kosong Terbengkalai

Akses menuju kampung itu cukup sulit. Pengunjung harus berjalan kaki menyusuri jalan tanah yang terjal dan berbatu.

Baca Selengkapnya
67 Tebak-tebakan Lucu Ala Bapak-bapak Receh di Media Sosial, Lawas Tapi Bikin Ngakak
67 Tebak-tebakan Lucu Ala Bapak-bapak Receh di Media Sosial, Lawas Tapi Bikin Ngakak

Meski dirasa cukup receh di kalangan generasi muda, namun nyatanya tebak-tebakan lucu ala bapak-bapak justru tetap bisa menghadirkan gelak tawa.

Baca Selengkapnya
8 Makanan yang Baik Dikonsumsi saat Buka Puasa, Jangan Asal Makan
8 Makanan yang Baik Dikonsumsi saat Buka Puasa, Jangan Asal Makan

Makanan yang baik dikonsumsi saat buka puasa adalah makanan yang dapat memberikan energi cepat, mudah dicerna, dan kaya akan nutrisi penting.

Baca Selengkapnya
Sosialisasikan 'Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana', Atikoh Kenang Tak Mampu Bayar Kos saat Kuliah
Sosialisasikan 'Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana', Atikoh Kenang Tak Mampu Bayar Kos saat Kuliah

Atikoh berasal dari keluarga yang tumbuh di lingkungan pesantren sederhana.

Baca Selengkapnya
Makan Terlalu Cepat dan Tergesa-gesa saat Sahur Bisa Timbulkan 7 Dampak Buruk Ini
Makan Terlalu Cepat dan Tergesa-gesa saat Sahur Bisa Timbulkan 7 Dampak Buruk Ini

Banyak orang makan secara tergesa-gesa baik saat sahur maupun berbuka. Hal ini ternyata bisa timbulkan dampak pada tubuh.

Baca Selengkapnya
100 Pertanyaan Menjebak Bikin Mikir, Mainkan Bersama Sahabat
100 Pertanyaan Menjebak Bikin Mikir, Mainkan Bersama Sahabat

Menguji ketajaman pikiran dan kreativitas, pertanyaan menjebak menawarkan pengalaman interaktif yang tak terduga.

Baca Selengkapnya