Kemarau Panjang, Warga Darul Imarah Aceh Mengalami Krisis Air
Merdeka.com - Kemarau panjang melanda provinsi Aceh membuat sebagian warga Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar mengalami krisis air. Warga terpaksa harus merogoh kocek membeli air bersih untuk kebutuhan rumah tangga.
Pantauan merdeka.com, sumber air PDAM Monthala, Aceh Besar yang berada di kawasan Mata Ie kering total sejak dua minggu terakhir ini. Sehingga suplai air terhenti dan warga kesulitan mendapatkan air bersih.
Seorang warga komplek Gampong Punie, Kecamatan Darul Imarah, Junaidi mengaku mengalami kesulitan mendapatkan air. Kebutuhan air bersih selama ini hanya mengandalkan suplai air dari PDAM.
"Selama ini andalkan PDAM. Ada juga air sumur, kemarau tetap kering," kata Junaidi.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Desa Gampong Punie, Jamaluddin M Ali. Kemarau telah berdampak krisis air bagi warganya. Tentunya cukup menyulitkan warga selama ini untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
"Untuk minum dan masak beli air isi ulang. Kalau mandi gak ada air, ya cuma gosok gigi," kata Jamaluddin.
Jamaluddin mengaku sejak kecil belum pernah terjadi kekeringan seperti ini. Namun semenjak akhir 2018 hingga 2019, krisis air bersih sudah dialami sebanyak tiga kali. "Harapan saya pemerintah bisa mengatasinya, agar air bisa ada seperti dulu lagi," pintanya.
Menurutnya, masalah krisis air bersih ini sudah disampaikan kepada pemerintah. Bahkan juga diberitaukan kepada pihak kepolisian agar bisa mengatasi krisis air bersih tersebut. "Alhamdulillah pihak kepolisian merespons cepat," jelasnya.
Sementara itu Kapolsek Darul Imarah, Ipda Suriya mengatakan, itu mendapat laporan ada warga mengalami krisis air. Dia langsung melaporkan kepada Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Trisno Riyanto.
"Pak Kapolresta langsung meminta kami untuk membantu warga memberikan air bersih gratis kepada warga," kata Ipda Suriya.
Personel kepolisian Polresta Banda Aceh membawa satu mobil tanki berisi 10 ribu liter dan mobil water canon sebanyak lebih kurang 30 ribu liter. Semua air tersebut diserahkan secara gratis kepada warga setempat yang membutuhkan.
Warga tampak membawa jeriken, ember dan sejumlah tempat penampungan air lainnya. Mereka tampak tertib menunggu giliran untuk memperoleh air bersih yang disediakan oleh pihak kepolisian. Bahkan terlihat ada yang berulang kali datang untuk mengambil air menggunakan becak.
"Kita akan penuhi kebutuhan air bersih hari ini. Kalau gak cukup kita akan ambil lagi, rencana sampai malam dan warga sudah mengambil air bersih semua," ungkapnya.
Selain di komplek Gampong Punie, daerah yang melapor mengalami krisis air Gampong Gu Gajah. Rencananya akan diantar ke gampong tersebut. "Besok rencana kita lanjutkan ke Gampong lain. Insyaallah kita akan terus bantu menyuplai kebutuhan air bersih selama masih mengalami krisis air bersih," jelasnya.
Selain itu, Suriya juga mengimbau kepada warga agar melaksanakan salat istiska, agar segera diturunkan hujan dan krisis air biasa diatasi. "Kalau belum hujan kita tetap dan terusnya akan kita bantu," ujarnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Krisis air bersih menjadi bencana tahunan yang seolah belum ditemukan solusinya.
Baca SelengkapnyaMayat tersebut ditemukan mengapung pada jarak 12 mil laut dari bibir pantai Calang.
Baca SelengkapnyaTembok pos pantau pintu air penyaringan Palmerah, Jakarta Barat ambruk akibat hujan deras
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bantuan air ini diberikan oleh Kemhan dan Unhan RI sebagai pengabdian untuk masyarakat.
Baca SelengkapnyaBanjir kali ini lebih besar jika dibandingkan dengan kejadian serupa pada awal Februari lalu.
Baca SelengkapnyaWarga Cisuru, Cilegon, Banten kerap mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih
Baca SelengkapnyaMeski lezat dan penuh nutrisi, tidak semua orang bisa menikmati air kelapa. Dampak negatif bagi kesehatan adalah ancaman bagi orang-orang tertentu ini.
Baca SelengkapnyaMbak Ita membawa sejumlah logistik bantuan berupa air bersih, sembako, selimut yang akan dibagikan kepada warga terdampak.
Baca SelengkapnyaDi tengah-tengah masyarakat yang hidup berkecukupan, ada sebuah perkampungan dengan kondisi begitu miris.
Baca Selengkapnya