Kasus Covid-19 Tembus 20.000, Epidemiolog Sebut Pemerintah Tak Fokus Tangani Pandemi
Merdeka.com - Penambahan kasus positif Covid-19 menembus 20.574 orang pada Kamis (24/6). Penambahan ini merupakan rekor tertinggi selama pandemi Covid-19 melanda Indonesia, sejak 2 Maret 2020.
Ahli epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono, menilai lonjakan tajam kasus Covid-19 disebabkan pemerintah tidak fokus menangani pandemi.
"Tidak fokus pada pengendalian pandemi, masih terganggu dengan upaya pemulihan ekonomi," katanya kepada merdeka.com, Jumat (25/5).
Menurut Pandu, pemerintah sudah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk menangani pandemi Covid-19, di antaranya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro. Namun, aturan dalam kebijakan tersebut tidak dijalankan dengan baik.
"Bila semua keharusan pada PPKM dilaksanakan dengan baik, tentu bermanfaat," ujarnya.
Pandu mendorong pemerintah menggencarkan vaksinasi Covid-19 kepada semua elemen masyarakat ke depan. Langkah ini dianggap bisa memperlambat laju penularan Covid-19 di Indonesia.
"Genjot vaksinasi," tegasnya.
Sebelumnya, juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengatakan kasus positif Covid-19 nasional mengalami peningkatan sebesar 42 persen pekan ini. Peningkatan kasus ini dikontribusikan oleh lima provinsi di Pulau Jawa.
Lima provinsi tersebut yakni, DKI Jakarta naik sebesar 13.022 kasus, Jawa Barat naik 6.449 kasus, Jawa Timur naik 1.756 kasus dan Daerah Istimewa Yogyakarta naik 1.322 kasus.
"Kemudian Jawa Tengah yang naik sebesar 1.012 kasus," jelasnya melalui keterangan pers, Kamis (24/6).
Sejalan dengan kenaikan kasus positif, kematian Covid-19 juga meningkat tajam pada minggu ini. Ada lima provinsi yang menyumbang kasus kematian Covid-19 terbanyak, empat di antaranya berada di Pulau Jawa.
Yaitu, DKI Jakarta naik sebesar 200 kasus, Jawa Tengah naik 96 kasus, Jawa Timur naik 79 kasus, Jawa Barat naik 73 kasus dan Lampung naik 72 kasus.
"Hanya DIY yang angka kematiannya tidak meningkat tajam sehingga tidak masuk ke dalam lima besar," ujarnya.
Wiku menambahkan, melonjaknya kasus positif dan kematian menunjukkan bahwa situasi Covid-19 saat ini hampir mendekati puncak pandemi gelombang kedua. Gelombang pertama Covid-19 terjadi usai libur akhir tahun 2020.
Saat itu, kasus aktif Covid-19 menyentuh angka 176.672 pada 5 Februari 2020. Sementara data Rabu, 23 Juni 2021, kasus aktif Covid-19 sudah merangkak ke angka 160.524.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaImbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnya