Kapolri Bakal Koordinasi dengan UNHCR soal Pengungsi Rohingya di Aceh
Menurut Kapolri sejumlah warga Rohingya yang mengungsi sudah adanya kesepakatan sebelumnya.

Pengungsi Rohingya ramai-ramai datang ke Indonesia

Kapolri Bakal Koordinasi dengan UNHCR soal Pengungsi Rohingya di Aceh
Sebuah video viral di media sosial yang memperlihatkan sejumlah orang yang disebut sebagai warga Rohingya yang terdampar di pesisir pantai. Namun, belum disebutkan dimana lokasi itu secara persis berada.
Namun, dalam video yang diposting akun rakah_aceh ini diberikan caption 'Keren persiapan terdamparnya Kaum Rohingya disponsori oleh UNHCR'. 'Tas rohingya ada logi UNHCR'.
Menanggapi hal itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, sejumlah warga yang mengungsi tersebut sudah adanya kesepakatan sebelumnya.
"(Rohingya) Sebelumnya ada kesepakatan ya, bahwa terkait dengan pengungsi-pengungsi yang masuk ke negara transit dan akan ke negara tujuan, maka mau tidak mau kita harus menerima. Namun demikian kita bekerjasama dengan UNHCR," kata Sigit kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (5/12).

"Disana sudah ada pengaturannya, berapa lama di negara transit dan berapa lama sampai di negara tujuan," sambungnya.
Meski begitu, jenderal bintang empat meminta agar tetap menghormati dan menghargai setiap Hak Asasi Manusia (HAM). Apalagi, memang mereka yang membutuhkan bantuan.
"Kemudian pada saat berada di Indonesia, tidak jadi masalah saya kira itu. Ini kewajiban kita untuk membantu, bekerjasama dengan badan Internasional," pungkasnya.
Sebagai informasi , hingga akhir November 2023, tercatat 1.084 warga Rohingya yang mendarat di Aceh menggunakan 6 kapal kayu. Pantai di Pidie, Bireuen, Aceh Timur, dan Sabang yang menjadi tempat mereka bersandar.

Kapolda Aceh Irjen Achmad Kartiko menyebut, para pengungsi itu kabur dari Cox's Bazar di Bangladesh, tempat penampungan terbesar warga Rohingya yang kabur dari Myanmar.
Dari penyelidikan polisi, para pengungsi itu membawa kartu UNHCR yang diterbitkan di Bangladesh.
Selain tidak memiliki tempat penampungan, warga Aceh juga kesal dengan perilaku pengungsi yang tidak menjaga kebersihan dan mengindahkan norma-norma setempat yang berlaku. Banyak juga pengungsi sebelumnya yang kabur dari lokasi penampungan dan membuat onar, berkonflik dengan warga setempat.
