Kapolres Blitar Tolak Minta Maaf Usai Sebut Kasat Sabhara Banci
Merdeka.com - Kasat Sabhara Polres Blitar AKP Agus Hendro Tri Susetyo memilih mundur dari anggota Polri. Hal ini dilakukan usai dihina ‘Banci’ oleh atasannya yakni Kapolres Blitar AKBP Ahmad Fanani Eko Prasetya.
Fanani menjelaskan, awal mula perseteruan dengan anak buahnya karena rambut panjang anggota Sabhara. Fanani minta Agus menegur anak buahnya tersebut.
"Jadi yang bersangkutan itu tidak terima saya tegur, karena anggotanya rambutnya panjang. Setelah tidak terima, dia tidak masuk kerja dari tanggal 21 September 2020 sampai hari ini," kata Fanani saat dihubungi wartawan, Kamis (1/10).
Tak cuma itu, Agus meminta bosnya yakni Fanani untuk meminta maaf. Karena Agus menganggap, perkataan banci yang diungkap Fanani sebagai penghinaan.
Kapolres Merasa Tak Salah
Namun, Fanani menolak meminta maaf. Sebab, Kapolres merasa tidak salah.
"Masa anggotanya yang salah, anggotanya yang rambutnya panjang saya harus minta maaf sama dia. Kan tidak boleh seperti itu, kita kan dinas. Namanya dinas kalau ada kesalahan wajib kita tegur," tegas Fanani lagi.
Fanani menegasakn, rambut panjang untuk anggota Sabhara tidak diperbolehkan. Terlebih, anggota tersebut harus memakai baju dinas.
Seperti diketahui, Agus memilih mengundurkan diri sebagai anggota kepolisian lantaran merasa telah dihina oleh Kapolres Blitar AKBP Ahmad Fanani Prasetyo.
Dia pun mendatangi Polda Jatim untuk menyerahkan seberkas surat pengunduran dirinya sebagai anggota Kepolisian, yang ditujukan pada Kapolda Jatim dengan tembusan ke Kapolri.
Kapolres Dianggap Arogan
AKP Agus pun mengungkapkan alasannya, mengapa ia nekat mengundurkan diri, meski telah mengabdi sebagai anggota Polri selama 27 tahun.
"Hari ini saya sudah ajukan pengunduran diri pada Kapolda Jatim dengan tembusan bapak Kapolri. Alasannya, saya tidak terima sebagai manusia dengan arogansi Kapolres saya," ujarnya, Kamis (1/10).
Ia menambahkan, dirinya tidak dapat menerima perlakuan Kapolres yang dianggapnya kerap memaki pada dirinya dan anak buahnya yang lain. Ia juga menyebut, kekesalan ini tidak hanya dirasakannya, namun juga dirasakan oleh perwira lain setingkat kepala satuan lainnya.
"Sebenarnya saya ini sudah akumulasi dari senior saya. Akumulasi (kekesalan) Kasat yang lain. Kalau ada yang tidak cocok begitu, maki-makian kasar itu sering disampaikan, mohon maaf, kadang sampai nyebut-nyebut binatang. Sama saya tidak separah itu, yang terakhir menyebut bencong, tidak berguna, banci, lemah dan lain-lain," tandasnya.
Main Copot
Arogansi Kapolres, menurutnya, tidak hanya berhenti sampai di situ. Ia menyebut, Kapolres seringkali melakukan pencopotan jabatan terhadap anak buahnya, tanpa melakukan pembinaan lebih dulu.
Hal itu diakuinya membuat resah, lantaran yang dilakukan Kapolres, dianggapnya belum tentu baik.
"Kapolres tidak ada arahan apapun, tetapi jika tidak benar langsung seperti itu. Sebenarnya kan kalau salah dibina, bukan dimaki terus-terusan. Kadang main copot jabatan. Emangnya kalau copot orang itu bisa lebih baik? Belum tentu kan?" pungkasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapolda memutuskan terhitung mulai 31 Januari 2024, Bripka NA diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Bintara Polri.
Baca SelengkapnyaPesilat asal Lamongan disambut banjir air mata usai digelandang ke kantor polisi akibat terlibat kericuhan.
Baca SelengkapnyaUntuk memudahkan koordniasi, Giyatono membuat paguyuban pembuat keris. Paguyuban itu telah terdaftar sebagai salah satu kluster BRI
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bawaslu memastikan, mereka telah menjalankan apa yang menjadi tugasnya sebagai pengawas Pemilu.
Baca SelengkapnyaMomen lucu Bintara Polisi bujangan dan komandannya saat kenaikan pangkat. Disiram air supaya cepat laku. Begini ulasannya.
Baca SelengkapnyaGanjar heran belum adanya sanksi kepada pihak yang dinilai sudah jelas melakukan pelanggaran.
Baca SelengkapnyaArief mengaku, dirinya telah mendapat penugasan dari pemerintah dalam rapat terbatas untuk tetap menyalurkan bansos pangan.
Baca SelengkapnyaPeristiwa memilukan itu terjadi minggu petang sekitar pukul 18.30 WIB.
Baca SelengkapnyaDua orang bintara dihukum push up oleh Kapolres karena tak bawa istri saat upacara pelantikan kenaikan pangkat.
Baca Selengkapnya