Kapal Pengayoman IV Kecelakaan, Polisi Tutup Lalu Lintas Laut Nusakambangan
Merdeka.com - Kepolisian Resor Cilacap, Jawa Tengah, menutup sementara lalu lintas kapal dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap selama proses evakuasi korban Kapal Pengayoman IV yang tenggelam di perairan utara Pulau Nusakambangan (Segara Anakan).
"Kami fokus pada evakuasi korban dan saat ini pelabuhan masih kami tutup untuk 'traffic'-nya sehingga kami secepat mungkin dengan sinergi rekan-rekan (Basarnar, Polres Cilacap, Pangkalan TNI Angkatan Laut Cilacap, dan sebagainya), kami fokus pada evakuasi korban dan evakuasi barang-barang yang ada di dalam Kapal Pengayoman," kata Kapolres Cilacap AKBP Leganek Mawardi di Cilacap dilansir Antara, Jumat (17/9) siang.
Menurut dia, hal itu dilakukan agar alur pelayaran menuju Pelabuhan Tanjung Intan dapat segera dibuka kembali sehingga tidak mengganggu lalu lintas kapal.
Selain itu, kata dia, masyarakat yang menggunakan jasa di sekitar perairan Nusakambangan dapat tetap terlayani.
"Terkait dengan kemungkinan-kemungkinan penyebab kejadian, kami selidiki terlebih dahulu,. Yang jelas arus bawah laut saat ini cukup kencang dan berlawanan dengan arah angin," katanya.
Ia mengatakan setelah evakuasi muatan kapal tersebut selesai, di sekitar lokasi kejadian akan dipasang suar demi keamanan kapal-kapal yang melintas.
Menurut dia, teknis evakuasi kapal dan dua truk yang dimuat akan dibahas lebih lanjut setelah lokasinya dapat dipastikan mengingat arus bawahnya cukup deras.
Sementara itu, Komandan Lanal Cilacap Kolonel Laut (PM) Sugeng Subagyo mengatakan arus yang cukup deras itu sangat memungkinkan menggeser kapal dan dua truk yang dimuat.
"Kami dari Lanal, Basarnas, kepolisian, dan stakeholder yang ada akan melaksanakan kegiatan penyelaman terlebih dahulu untuk mengetahui titik-titik posisi truk, karena ada dua truk yang jatuh ke laut," katanya.
Kapal Pengayoman IV tenggelam di perairan utara Pulau Nusakambangan dalam perjalanan dari Dermaga Wijayapura, Cilacap, menuju Dermaga Sodong, Pulau Nusakambangan, setelah terbalik akibat terhempas angin kencang pada Jumat (17/9) pagi.
Kapal yang berangkat dari Dermaga Wijayapura pada pukul 08.50 WIB (bukan 08.45 WIB seperti yang diwartakan sebelumnya, red.) membawa tujuh penumpang termasuk awak kapal, satu unit sepeda motor, dan dua truk bermuatan pasir.
Sekitar pukul 09.00 WIB, kapal tersebut terhempas angin dan terbalik. Akibat kejadian tersebut, dua penumpang meninggal dunia dan lima orang lainnya selamat.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pencarian korban dilanjutkan hari ini menggunakan RIB Kamajaya.
Baca SelengkapnyaNamun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk.
Baca SelengkapnyaKepala desa berinisial S itu sebelumnya ditangkap polisi bersama dua tersangka lainnya yaitu A dan AS di lokasi terpisah pada Minggu (25/2).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ada 33 orang yang berada di KM Parikudus terdiri dari 3 Anak Buah Kapal (ABK) dan 30 penumpang.
Baca SelengkapnyaArmada kapal yang disiapkan antara lain KMP Panorama Nusantara dan KMP ALS Elvina pada 12 April 2024, serta KMP Panorama Nusantara, KMP ALS Elvina.
Baca SelengkapnyaKapal Pinisi itu akan difungsikan sebagai kapal pariwisata dari kawasan IKN menuju Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini penyebab kebakaran masih dalam tahap penyelidikan.
Baca SelengkapnyaKejadian itu pada saat pergeseran logistik pemilu dari Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Saliguma menuju Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Siberut Tengah
Baca SelengkapnyaSatu unit kapal pengangkut pengungsi etnis Rohingya dilaporkan tenggelam di perairan Aceh Barat, Rabu (20/3). Sebagian pengungsi masih terkatung-katung di laut.
Baca Selengkapnya