Jokowi ogah tanggapi soal tabloid 'Obor Rakyat'
Merdeka.com - Calon Presiden Joko Widodo mengaku tidak terlalu mengurusi kampanye hitam yang menyerang dirinya. Salah satunya seperti yang pernah dimuat Tabloid Obor Rakyat.
"Itu urusannya KPU itu urusannya Bawaslu, saya gak mau ngurusin yang kayak gitu," ujar Jokowi saat menuju ke Puwokerto, Kamis (12/6) malam.
Tabloid Obor Rakyat, koran kuning disebar secara masif di masjid-masjid dan pesantren di Pulau Jawa. Isinya mudah dinilai bentuk kampanye hitam untuk calon Presiden Joko Widodo.
Edisi I tabloid ini bertanggal 5-11 Mei 2014, terdiri atas 16 halaman. Halaman depan menampilkan judul "Capres Boneka dengan karikatur Jokowi sedang mencium tangan Megawati Soekarnoputri. Judul lain yang ditampilkan di halaman ini adalah "184 Caleg Nonmuslim PDIP untuk Kursi DPR" dan "Ibu-ibu, Belum Jadi Presiden Udah Bohongin Rakyat."
Edisi II pun telah beredar awal Juni ini dengan halaman depan memampang judul besar: 1001 Topeng Jokowi. Para pemimpin pondok pesantren dan pengurus masjid yang menerima kiriman ribuan eksemplar tabloid ini serempak menyatakan keheranannya, dari mana gerangan sang pengelola tabloid memperoleh alamat mereka.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi meminta pihak yang menemukan kecurangan untuk melaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Baca SelengkapnyaJokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, KPU dan Bawaslu sudah bekerja keras hingga proses Pemilu 2024 selesai tepat waktu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Presiden akhirnya buka suara terkait polemik pemberian bansos beras kemasan 10 kg di tahun politik.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meminta agar format debat yang dibuat KPU ini diubah karena dinilai menjadi ajang saling menyerang personal.
Baca SelengkapnyaWajar jika Presiden Jokowi akan mendapat peran penting di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca Selengkapnyakowi masih menunggu Komisi Pemilihan Umum menyelesaikan rekapitulasi.
Baca SelengkapnyaTujuannya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.
Baca SelengkapnyaJokowi bertemu Suya Paloh pada Minggu (18/2) kemarin.
Baca Selengkapnya