Merdeka.com - Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto terlihat sangat akrab saat menghadiri pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno pada Senin (16/10). Ketiganya sempat berguyon dan sesekali tertawa bersama.

Wapres JK mengungkap cerita di bali guyonan mereka.

"Contohnya baris berbarisnya Anies dan Sandi. Jadi tidak tahu yang mana berhenti dan bagaimana yang kita jalan. Kita ikut ketawa," katanya di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (17/10).

Tak hanya soal baris berbaris dalam prosesi kirab, ketiganya juga tertawa karena penggunaan kopiah para pimpinan partai politik. JK menyebut, pimpinan partai politik Islam tidak menggunakan kopiah saat menghadiri pelantikan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Sementara pimpinan partai politik nasional menggunakan kopiah.

"Yang pakai kopiah cuma 3 orang semua partai nasional (yakni Presiden Jokowi, Wapres Kalla, dan Prabowo Subianto). Dari partai agama justru tidak pakai kopiah, PKS ada Pak Sohibul, Salim Assegaf dengan Imam itu enggak pakai kopiah tapi Pak Prabowo pakai kopiah. Yang mana nih yang religius," jelasnya sambil terkekeh.

"Itu kira-kira yang dibicarakan," lanjutnya.

Wapres Kalla memastikan, di sela-sela perbincangan, ketiganya tidak menyinggung soal Pilpres 2019.

"Enggak, enggak, sama sekali enggak (bahas Pilpres 2019)," ucapnya.

Presiden Jokowi melantik Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/10) sore. Pelantikan ini berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 83/P/2017 tentang tentang pengesahan pemberhentian Gubernur DKI Jakarta sisa masa jabatan tahun 2012-2017 dan pengesahan pengangkatan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta masa jabatan 2017-2022.

Di hadapan Jokowi, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno berjanji akan memenuhi kewajiban sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI. Keduanya juga berjanji akan menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya.

"Memegang teguh UUD negara Indonesia tahun 1945 dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti bagi masyarakat, nusa dan bangsa," ucap keduanya secara serentak.