Jeritan Sudarsih: Wahai yang di atas dengarkanlah kami di Kalimantan
Merdeka.com - Trauma melihat anaknya tergolek lemah selama tiga hari di RSU Dr Doris Sylvanus, Kota Palangkaraya, Sudarsih (50) lantas menelepon Posko Darurat Bencana Kebakaran Hutan, Lahan dan Pekarangan (Karhutla) Kalimantan Tengah. Sebab, api dan asap kembali muncul di samping rumahnya di RTA Milino, Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Tak berapa lama, petugas gabungan dari Posko Darurat Bencana pun datang. Dengan sigap mereka membasahi sisa kebakaran api di lahan gambut yang masih membara.
"Saya masih trauma. Anak saya kena ISPA dan dirawat di RSU kemarin selama tiga hari," cerita Sudarsih ketika berbincang dengan merdeka.com di kediamannya, Palangkaraya, Rabu (28/10).
Baru saja berbincang, tangis Sudarsih pecah. DIa menangis sejadi-jadinya. Melihat itu, sang suami datang menghampiri. Wanita paruh baya ini merasa sesak mengingat kobaran api dan asap selama seminggu.
"Mohon yang di atas (Pemerintah) dengarkan kami di Kalimantan. Kami sudah lama menderita," ujar Sudarsih sembari menghapus air matanya.
Sudarsih berusaha tegar. Sebagaimana ibu lainnya, rasa takut akan kondisi kesehatan anak adalah hal yang utama. Lufti (5,5), anaknya memang sudah sehat. Tapi trauma itu masih bercokol di hatinya.
"Bagi bapak-bapak yang terhormat, kami di sini menderita. Anak saya tidak sekolah. Mohon dengar jeritan hati saya," ujarnya sendu.
Selama Lutfi dirawat, kondisi Sudarsih juga tak kalah bedanya. Ia kelelahan dan mengalami radang. Selang putranya keluar dari RS, giliran Sudarsih yang jatuh sakit dan dirawat di RS yang sama.
"Saya mengalami radang tenggorokan dan lemah. Ketika anak saya keluar dari RS, saya kemudian dirawat karena sakit," kenangnya.
Hal yang disyukuri ibu dua anak ini adalah soal biaya perawatan Lutfi dan anaknya. Karena mengantongi BPJS kesehatan, ia dan anaknya diringankan dari biaya RS.
"Kami dari keluarga pas-pasan. Untung ada BPJS, kalau tidak mau cari di mana. Upah suami saya sebagai penjahit tidak seberapa," cerita dia.
Usai berbincang dengan merdeka.com, Sudarsih lantas melayani petugas kebakaran dengan menyuguhkan air dan makanan ringan. Ia tak henti-hentinya mengucap terima kasih kepada para petugas itu.
"Terima kasih ya bapak-bapak. Silakan minum," kata wanita yang mengenakan hijab ini.
Seperti yang disaksikan merdeka.com, butuh 15 menit lamanya para petugas memadamkan bara api di dalam lahan gambut, sekitar 4 meter dari rumah Sudarsih. Menggunakan 2 tanki air, para petugas bahu-membahu mencari dan mematikan titik api.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada saat anak sedang sakit, orangtua biasanya akan mengalami sejumlah kebingungan. Penting bagi orangtua untuk memerhatikan sejumlah hal.
Baca SelengkapnyaPenemuan kedua jenazah ini bermula ketika pembantu mengetuk pintu namun tidak ada jawaban dari kedua korban.
Baca SelengkapnyaMasalah polusi udara semakin mengkhawatirkan. Khususnya di Jakarta. Berikut dampak polusi udara pada kesehatan anak yang perlu diwaspadai.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kekurangan zat besi memiliki dampak yang serius pada kesehatan anak. Zat besi adalah nutrisi penting yang diperlukan untuk tumbuh kembang mereka.
Baca SelengkapnyaKolik adalah kondisi ketika bayi yang sehat menangis dan disertai dengan rewel yang cukup intens dan berkepanjangan tanpa alasan yang jelas.
Baca SelengkapnyaPenting untuk mengetahui sejumlah kondisi ketika anak sudah diberi ASI secara cukup.
Baca SelengkapnyaInfeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh anak-anak.
Baca SelengkapnyaInfeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit yang sering menjangkiti si kecil.
Baca SelengkapnyaCara didikan orang tua menentukan keberhasilan anak di masa depan.
Baca Selengkapnya