Ini penyelesaian perang 2 SMK dipicu 4 siswa tewas di Sukabumi
Merdeka.com - Ribuan orang menyerang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Lodaya, Sukabumi. Aksi ini diduga sebagai balas dendam terkait tewasnya empat pelajar SMK Negeri I Cibadak karena tenggelam di Sungai Cimahi saat hendak menyelamatkan diri untuk menghindari aksi pencegatan yang dilakukan oleh pelajar dari SMK Lodaya.
Aksi brutal ini terjadi setelah para alumni dan pelajar SMKN I Cibadak melakukan tahlilan bersama di sekolah. Rencananya para alumni itu akan melakukan aksi tabur bunga di lokasi tewasnya keempat pelajar itu. Namun saat melintas di SMK Lodaya tanpa dikomandoi sebagian massa dan menyerang SMK swasta itu.
Tak hanya SMK Lodaya, massa juga menyerang dan merusak rumah Asep, guru ekstrakulikuler SMK Lodaya. Asep hanya pasrah tak bisa berbuat banyak ketika rumahnya dirusak, Sabtu (16/11). Selain itu, massa massa juga merusak warung, kios bakso, dan TK yang ada di sekitar SMK yang didirikan pada 1992.
Sejumlah warga pun lebih memilih mengungsi karena takut ada aksi susulan. Tujuh kompi personel keamanan dari TNI/Polri pun dikerahkan untuk mengamankan kedua sekolah dan pemukiman warga.
Berikut sejumlah upaya yang dilakukan pihak sekolah dan polisi untuk menyelesaikan perang antara dua sekolah tersebut.
Tak akan saling balas
SMK Lodaya dan SMKN I Cibadak, Kabupaten Sukabumi, berjanji tidak akan ada lagi aksi saling balas dan sepakat untuk berdamai. Pihak sekolah mengimbau para alumni agar tidak melakukan serangan balasan."Kami sudah imbau kepada seluruh alumni untuk tidak melakukan aksi balasan kepada pihak SMKN I Cibadak, karena masalah ini sudah diselesaikan dan kami perwakilan dari masing-masing sekolah sepakat tidak akan ada aksi balasan atau serang lagi," kata Wakil Ketua Yayasan Lodaya yang menaungi SMK Lodaya, Toni Kamajaya kepada wartawan, Minggu (17/11).Toni mengatakan, kesepakatan berdamai dan saling menjaga keamanan kedua sekolah juga disaksikan oleh Muspida Kabupaten Sukabumi, seperti; Bupati Sukabumi, Sukmawijaya; Kapolres Sukabumi, AKBP Asep Edi Suheri; Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, Badri Suhendi; Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, Asep Wahyu dan pejabat lainnya.Pihaknya menjamin tidak akan ada aksi balasan baik dari pelajar maupun alumni.
10 Pelaku perusakan SMK Lodaya ditangkap
Petugas Polres Sukabumi menangkap puluhan orang yang diduga melakukan aksi perusakan SMK Lodaya, Kecamatan Cibadak, Sabtu (16/11) lalu."Untuk saat ini jumlah tersangka yang kami tetapkan menjadi 10 orang, awalnya hanya tujuh orang dan menangkap puluhan orang lainnya yang diduga terkait aksi penyerangan terhadap aset milik SMK Lodaya," kata Kapolres Sukabumi AKBP Asep Edi Suheri kepada wartawan, Minggu (17/11).Menurut Asep, tidak menutup kemungkinan jumlah tersangka akan bertambah mengingat pada aksi penyerangan dan perusakan kepada SMK Lodaya jumlah massa cukup besar. Sementara, untuk mereka yang tidak dijadikan tersangka masih dikenakan status sebagai saksi.
Pelaku diancam hukuman 7 tahun penjara
Polres Sukabumi telah menetapkan 10 orang tersangka dalam kasus perusakan SMK Lodaya. Para tersangka nantinya akan dibawa ke Mapolda Jawa Barat untuk menjalani hukuman dan pemeriksaan intensif oleh pihak kepolisian. Polisi juga sudah mengidentifikasi para pelaku yang melakukan penyerangan baik melalui foto, hasil rekaman video dan Closed Circuit Television atau CCTV."Kami terus melakukan penyisiran dan sudah membagi beberapa kelompok untuk mencari dan menciduk para pelaku perusakan. Untuk para tersangka dijerat dengan pasal 170 KUHP dengan ancaman hukuman 5 sampai 7 tahun kurungan penjara," kata Kapolres Sukabumi AKBP Asep Edi Suheri kepada wartawan, Minggu (17/11).
Polisi terus buru provokator
Jajaran Polres Sukabumi terus memburu provokator dan pelaku perusakan SMK Lodaya di Desa Karantengah, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (16/11)."Kami saat ini sudah menugaskan kepada jajaran untuk segera melakukan penyelidikan dan menangkap dalang di balik aksi perusakan ini," kata Kapolres Sukabumi AKBP Asep Edi Suheri kepada Antara, di Sukabumi, Kamis (14/11).Pihaknya mengaku sudah mengidentifikasi sumber massa dan pelaku penyerangan tersebut dan tengah mengembangkan kasusnya. Namun, dari dugaan awal, aksi penyerangan dan perusakan sekolah diduga merupakan balas dendam tewasnya empat pelajar SMKN I Cibadak."Kami meminta kepada seluruh elemen agar tidak terpancing oleh isu yang belum benar terjadi, karena kasus ini sudah sepenuhnya menjadi penanganan kami," tambahnya.
Luruskan isu miring
Polres Sukabumi berupaya menetralisir dan meluruskan isu yang berkembang di kalangan alumni dan siswa SMKN I Cibadak dan SMK Lodaya. Sebab, isu yang berkembang empat pelajar SMKN I Cibadak tewas karena dianiaya oleh warga Kampung Lodaya dan pihak sekolah."Kami tegaskan tidak ada aksi penganiayaan yang dilakukan oleh warga Kampung Lodaya dan pihak SMK Lodaya. Aksi tawuran tersebut terjadi hanya dilakukan oleh segelintir pelajar saja dan oknumnya sudah kami tangkap. Sehingga isu yang berkembang saat ini, itu semua tidak benar terjadi," kata Kapolres Sukabumi AKBP Asep Edi Suheri di sela koordinasi dengan warga, Muspida, dan pengurus Yayasan Lodaya.Sementara itu, Wakil Ketua Yayasan Lodaya, Toni K, meminta kepada alumni, pelajar, maupun warga tidak melakukan aksi balasan. Sebab, persoalan tersebut sudah diserahkan kepada kepolisian.Pihaknya yakin polisi akan segera menangkap provokator dan pelaku perusakan tersebut.
Polisi sudah tangkap pencegat siswa SMKN Cibadak
Kapolres Sukabumi AKBP Asep Edi Suheri menyatakan, hingga saat ini sudah ada tiga siswa SMK Lodaya yang dijadikan tersangka dalam kasus pencegatan terhadap siswa SMKN Cibadak yang menyebabkan empat pelajar dari sekolah negeri tersebut tewas.Pihaknya juga tidak menutup kemungkinan jumlah tersangka akan bertambah. Sebab, kasus itu masih dalam pengembangan.Karena itu, pihaknya mengimbau kepada alumni, pelajar dan guru di dua sekolah tersebut agar tidak terprovokasi dan memprovokasi karena kasus ini sudah ditangani sepenuhnya oleh polisi."Mari kita ciptakan suasana yang kondusif, aman dan damai karena jika kasus ini tetap berkepanjangan maka yang menjadi korban tidak hanya pelajar dari kedua sekolah namun warga sekitar sekolah juga akan dirugikan," kata Asep.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang siswi kelas 2 SMK melahirkan lalu menyembunyikan bayinya dalam koper hingga meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaLantaran upaya diversi yang dilakukan pihak Kepolisian tidak menemui kesepakatan antara korban dengan 8 anak berhadapan hukum (ABH).
Baca SelengkapnyaBerkas perkara tiga tersangka anak di bawah umur dipercepat prosesnya guna mempercepat persidangan di peradilan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Seorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.
Baca SelengkapnyaPolisi terus mendalami kasus perundungan siswa SMA Binus School Serpong. Mereka memanggil pihak sekolah dan saksi ahli untuk dimintai keterangan.
Baca SelengkapnyaDari hasil pemeriksaan dokter Puskesmas bocah itu diperkirakan meninggal dunia tengah malam
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat korban pulang sekolah berjalan kaki seorang diri di kawasan Sematang Borang, Palembang,
Baca SelengkapnyaMereka tampil begitu memukau bak seorang petugas Paskibraka.
Baca SelengkapnyaPara pemilik burung rela jauh-jauh mengirim hewan peliharaannya demi bisa sekolah di sini
Baca Selengkapnya