Imam Besar Istiqlal: Kearifan Lokal Itu Penangkal Radikalisme
Merdeka.com - Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menyampaikan, pihaknya telah melakukan survei pada 2018 lalu terkait potensi kerawanan suatu daerah atas gerakan radikal. Dia menemukan pada dasarnya kearifan lokal wilayah tersebut menjadi kunci penangkal radikalisme.
"Survei 2018 kemarin itu menemukan bawah kearifan lokal menjadi kekuatan perekat sekaligus kontrol moral menangkal radikalisme. Di antara faktornya adalah itu yang sangat penting. Jadi kalau kembali ke kearifan lokal akan lebih menimbulkan penyelesaian lebih bagus," tutur Nasaruddin di Kantor Nasaruddin Umar Office (NUO), Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (26/1).
Hanya saja, menurutnya, pengetahuan masyarakat soal kearifan lokalnya sendiri terbilang menurun. Khususnya bagi generasi di bawah usia 28 tahun atau masuk kategori milenial.
"Anak-anak milenial sudah tidak memahami kearifan lokalnya, mungkin karena sangat plural. Tantangan kita ke depan bagaimana masing-masing daerah mengangkat kearifan lokal. Memang ada kurikulum lokal, tapi yang diangkat sangat sedikit sekali," jelas dia.
Lebih lanjut, dia menilai ada kekhawatiran peningkatan gerakan radikalisme di Tanah Air setiap tahun berganti. Temuan survei, per 2018 ini potensi radikalisme di Indonesia mencapai 55,12 persen.
"Ada lima kondisi wilayah yang memprihatinkan. Yaitu Gorontalo, Bengkulu, Sulawesi Selatan, Kalimantan Utara. Menariknya Sulawesi Tengah yang kita tahu ada Poso, berada di papan bawah. Berarti yang radikal itu para pendatang. Basic masyarakat Sulteng itu sangat toleran," kata Nasaruddin.
Untuk itu, dia menyarankan baik pemerintah, ormas, hingga masyarakat harus punya andil menekan pertumbuhan gerakan radikal di Indonesia. Pengelolaan masjid dan rumah ibadah lain pun perlu dicermati lebih dalam.
"Kita juga melakukan kegiatan kemasjidan. Data tahun lalu ada 4 ribu masjid. Data terakhir sudah 1 miliar lebih, termasuk musala, langgar, surau. Problemnya sekian banyak masjid adalah soal imam profesional. Bagaimana kalau tidak profesional, bisa diambil alih oleh pendatang baru misalkan," Nasaruddin menandaskan.
Reporter: Nanda Perdana Putra
Sumber : Liputan6.com
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurutnya, ketupat pernah digunakan oleh Sunan Kalijaga dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaPerayaan Idul Fitri di berbagai daerah biasanya dipadukan dengan kebiasaan masyarakat justru menguatkan semangat toleransi.
Baca SelengkapnyaNarasi-narasi provokatif dapat memicu perpecahan harus dihindari terlebih di tahun politik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaMasyarakat lokal Bangka Belitung memiliki cara tersendiri dalam melestarikan lingkungan yang berbasis kearifan lokal.
Baca SelengkapnyaMasyarakat memiliki ketahanan lebih terhadap narasi kebangkitan khilafah karena lebih percaya organisasi seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
Baca SelengkapnyaMasyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.
Baca SelengkapnyaLakukan persiapan maksimal menjelang bulan yang paling ditunggu oleh seluruh umat muslim ini.
Baca SelengkapnyaPenembakan massal di gedung konser tersebut menewaskan lebih dari 100 orang.
Baca Selengkapnya