Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hutan di Gunung Panderman Terbakar, Kera-Kera Panik Lihat Api

Hutan di Gunung Panderman Terbakar, Kera-Kera Panik Lihat Api Proses pemadaman kebakaran di Gunung Panderman. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Kebakaran melanda Hutan lindung di Gunung Panderman Kota Batu. Hingga kini api yang membakar hutan belum bisa dipadamkan. Sudah 60 hektare lahan yang habis dilalap api. Tidak hanya itu, kebakaran hutan juga mengancam berbagai satwa liar.

Beberapa jam saat api mulai berkobar, kera ekor panjang dilaporkan turun sampai ke kaki Gunung Panderman. Titik api sendiri mulai terlihat pada Minggu, (21/7) malam. Beruntung sekelompok kera itu tidak sampai turun ke permukiman warga.

"Petugas mendengar suara kera cukup ramai kemarin malam. Mereka akhirnya ditarik mundur," kata Suhartono, Koordinator Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC BPBD) Kota Batu, Suhartono, Senin, (22/7).

Hutan di kawasan Gunung Panderman menjadi habitat bagi sejumlah satwa liar, mulai dari elang jawa, babi hutan, ayam hutan, kera ekor panjang dan lainnya. Salah satu kerugian dari peristiwa kebakaran itu tentu saja mengancam keanekaragaman hayati seperti satwa.

Kepala KPH Perhutani Malang, Hengki Herwanto mengatakan, total luas hutan lindung di gunung ini mencapai 164 hektare dengan area yang terbakar mencapai 60 hektare sampai Senin sore.

"Hutan lindung yang terbakar itu hanya tanaman bawah seperti ilalang dan semak. Pohon jadi merangas terbakar, nanti hujan tumbuh lagi," kata Hengki.

Kebakaran ini mengancam satwa dan organisme kecil. Beruntungnya, sejauh ini tidak ada laporan dari petugas yang menemukan ada satwa mati terbakar. Namun, ini bisa salah satu kerugian besar, terutama dari aspek lingkungan. Tidak menutup kemungkinan banyak satwa pindah.

"Hutan itu jadi habitat sejumlah satwa. Kerugiannya tentu ke ekonomi lingkungan. Kalau tanaman terbakar, satwa kehilangan habitatnya dan pasti bergeser," ujar Hengki.

Sejauh ini tim gabungan dari berbagai unsur sedang berupaya keras memadamkan kebakaran di Gunung Panderman. Total lebih dari 200 personel dikerahkan untuk membantu pemadaman. Itu belum terhitung para relawan yang bergerak langsung menuju lokasi kebakaran.

Kebakaran di hutan Gunung Panderman tersebar di tiga titik yakni Puncak, Parang Putih, dan Curah Banteng. Seluruhnya berada di petak 227 dan 230. Khusus titik api di Puncak sudah mulai bisa dikendalikan. Tim tinggal memantau titik ini agar api tidak kembali berkobar.

"Kebakaran di Puncak bisa dikendalikan dengan sekat bakar. Tinggal mengawasi agar api jangan sampai muncul lagi," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu, Ahmad Choirur Rochim.

Sedangkan untuk Parang Putih dan Curah Banteng masih sulit dikendalikan. Penyebabnya, jalur terjal dan tebing dengan tingkat kecuraman mencapai 90 derajat. Itu membuat petugas kesulitan untuk memadamkan api lantaran area yang cukup berbahaya.

"Keselamatan petugas harus diutamakan, jangan malah membahayakan diri sendiri," tutur Rochim.

Tim pemadam sudah menyiapkan skenario untuk pemadaman pada Senin pagi ini. Sekat bakar biasa bakal dibuat lebih besar lagi. Akan dibuat sekat bakar sepanjang 5 kilometer dengan lebar 3 meter di antara hutan lindung dan hutan produksi.

"Kalau selama sehari ini kan hanya sekat bakar biasa. Makanya kami siapkan lebih panjang dan besar lagi," tutur Rochim.

Salah satu tujuannya, agar api tidak sampai menjalar ke area pohon pinus di hutan produksi. Sebab, bila sampai merembet ke pohon pinus, akan lebih sulit lagi untuk dipadamkan. Hal ini lantaran getah pinus jauh lebih mudah dan cepat terbakar.

"Itu yang kami upayakan agar tidak cepat meluas lagi. Membatasi api jangan sampai ke hutan produksi," ujar Rochim.

Upaya pemadaman itu dilakukan secara konvensional, berbekal peralatan seadanya. Jika dalam waktu tertentu masih sulit dipadamkan, maka tim akan berkoordinasi dengan TNI AU, untuk kemungkinan memanfaatkan bom air dari pesawat.

"Tapi sekarang harus dioptimalkan sekat bakar dulu, kalau masih gagal baru koordinasi lanjutan," kata Rochim.

Penyebab kebakaran ini diduga murni karena faktor alam, yaitu tumbuhan bawah seperti rumput dan ilalang terbakar oleh terik matahari. Salah satu indikasinya, tiga titik api yang awal muncul itu berada di lokasi sulit dijangkau manusia atau di luar jalur pendakian.

"Ketiga titik api itu juga muncul hampir bersamaan. Karena itu kami duga semua murni karena alam," kata Rochim.

Semak belukar dan ilalang paling dominan tumbuh di dalam kawasan hutan Gunung Panderman. Itu sekaligus menyebabkan hampir semua area gunung ini rawan kebakaran. Biasanya, seluruh tanaman bawah itu bisa tumbuh lagi kala hujan mulai mengguyur.

"Kalau pohon mungkin merangas setelah terbakar, tapi juga tumbuh lagi setelah hujan," ucap Rochim.

Kawasan hutan di Gunung Panderman tercatat berkali–kali terbakar. Selain faktor alam, pernah juga karena ulah manusia, seperti sisa api unggun maupun puntung rokok dari para pemburu liar dan para pendaki.

Salah satu kebakaran terbesar yang pernah terjadi di gunung setinggi 2.045 meter di atas permukaan laut itu terjadi pada 2011 silam. Saat itu, lebih dari 100 hektare hutan hangus terbakar selama 5 hari.

Reporter: Zainul Arifin

Sumber : Liputan6.com

(mdk/ray)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
229,54 Ha Hutan dan Lahan di Jambi Terbakar, Jenderal Bintang Satu Tuding Ini Penyebabnya
229,54 Ha Hutan dan Lahan di Jambi Terbakar, Jenderal Bintang Satu Tuding Ini Penyebabnya

Sebanyak 229,54 hektare hutan dan lahan di Jambi terbakar dalam delapan bulan terakhir. Kebakaran itu paling banyak dipicu ulah masyarakat.

Baca Selengkapnya
Mengenal Burung Paruh Kodok yang Pandai Berkamuflase, Salah Satu Habitatnya ada di Lereng Gunung Merapi
Mengenal Burung Paruh Kodok yang Pandai Berkamuflase, Salah Satu Habitatnya ada di Lereng Gunung Merapi

Berbeda dengan kebanyakan burung, Burung Paruh Kodok tidak jago terbang.

Baca Selengkapnya
Tiga Orang Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni, Ditemukan Setelah Tulis
Tiga Orang Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni, Ditemukan Setelah Tulis "HELP" di Atas Pasir

Mereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menegangkan, Tuna Wicara Gelut Lawan Beruang di OKU hingga Kaki Putus
Menegangkan, Tuna Wicara Gelut Lawan Beruang di OKU hingga Kaki Putus

Peristiwa itu terjadi saat korban berada di kebun bersama ayahnya di Desa Mendingin, Kecamatan Ulu Ogan, Ogan Komering Ulu (OKU).

Baca Selengkapnya
Heboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka
Heboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka

Kejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.

Baca Selengkapnya
Puluhan Hektare Lahan Pertanian di Lumajang Rusak dan Terancam Gagal Panen Setelah Diterjang Angin Kencang
Puluhan Hektare Lahan Pertanian di Lumajang Rusak dan Terancam Gagal Panen Setelah Diterjang Angin Kencang

Yulianto, salah seorang petani mengatakan lahannya terancam gagal panen atas kondisi kerusakan tersebut.

Baca Selengkapnya
2 Tahanan Kabur dari Rutan Polsek Tanah Abang Ditangkap, Total 13 Orang Dijebloskan Kembali ke Bui
2 Tahanan Kabur dari Rutan Polsek Tanah Abang Ditangkap, Total 13 Orang Dijebloskan Kembali ke Bui

Mereka memotong teralis itu setelah mengetahui kondisi teralis besi ventilasi di kamar mandi yang sedikit terbuka.

Baca Selengkapnya
Tak Kalah Indah dari Kawah Ijen, Intip Pesona Sungai Kalipait Bondowoso Mengalir Membelah Hutan dan Tebing Batu
Tak Kalah Indah dari Kawah Ijen, Intip Pesona Sungai Kalipait Bondowoso Mengalir Membelah Hutan dan Tebing Batu

Airnya sangat jernih hingga membuat dasar sungai tampak jelas

Baca Selengkapnya
Pantai Unik di Trenggalek Ini Indah Banget, Ada Muara Sungai & Lembah yang Dikelilingi Kerbau
Pantai Unik di Trenggalek Ini Indah Banget, Ada Muara Sungai & Lembah yang Dikelilingi Kerbau

Selain dikelilingi lembah perbukitan dan muara sungai, pantai tersebut turut menjadi habitat bagi banyak kerbau.

Baca Selengkapnya