Hentikan Impor, Jabar Siap Produksi Massal Rapid Tes 2.0 Bulan Juli
Merdeka.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat siap memproduksi rapid tes 2.0 buatan lokal secara massal pada Juli 2020. Hal ini merupakan upaya untuk menekan pengadaan impor dari luar negeri.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, alat rapid tes yang akan diproduksi massal ini merupakan hasil kerjasama dari Unpad dan ITB. Ia mengklaim akurasinya lebih baik daripada alat rapid tes buatan China yang selama ini digunakan.
"Akan diproduksi massal mendekati 100 ribu alat di Juli. Nah, di Juni ini sudah ada, tapi terbatas 5.000 unit. Yang stok untuk Juni akan digunakan kepada orang yang reaktif atau PCR-nya positif," katanya di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (12/6).
"Nanti massal di bulan Juli, bisa dijual murah. Warga yang butuh surat keterangan sehat bisa menggunakan tes pcr 2.0. Akurasinya 80 persen. (Alat rapid tes) yang dari Tiongkok mengecek antibodi ketika ada benda asing yang ada di dalam tubuh. Itu bukan berarti covid. Yang Rapid tes 2.0 buatan kita ini mengukur antigen. Proteinnya Covid-19. Akurasinya tinggi," ia melanjutkan.
Selain itu, ia menyebut sudah menyiapkan Laboratorium Mobile Bio Safety Level 3 (BSL3) dari PT Bio Farma (Persero) kepada Universitas Padjajaran (Unpad). Layanan dari alat ini diharapkan dapat merealisasikan target 300.000 tes Covid-19 di Jabar.
Pengetesan Covid-19 intens dilakukan baik rapid test maupun swab test dengan metode teknik reaksi rantai polimerase (polymerase chain reaction/PCR). BSL3 bergerak pertama di Indonesia itu mampu mengetes 400 spesimen per hari.
"Dengan hadirnya mobil lab BSL3 ini testing ratio Jawa Barat akan meningkat pesat dan kami akan mengejar zona-zona merah, zona-zona hitam yang sekarang ada di level desa-desa manajemennya," imbuhnya.
Ridwan Kamil berencana membuat mobil lab sejenis untuk menjangkau daerah di Jabar. Harga satu mobil lab tersebut berkisar Rp6-7 miliar.
Stop Impor Alat Tes Covid-19
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo bertemu dengan Ridwan Kamil. Ia menyampaikan apresiasi yang dianggap bisa melakukan penanganan dan penanggulangan covid-19 di Jabar. Terlebih, Pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah berhasil membuat alat tes Covid-19 secara mandiri.
"Anak-anak bangsa kita mampu memproduksi rapid tes yang selama ini untuk mendeteksi virus Covid-19. Jabar juga sudah mulai memproduksi secara mandiri. Tentu ini menggembirakan," terangnya.
"Kami mengapresiasi langkah dari Kang Emil (Ridwan Kamil). Mudah mudahan bisa menjadi contoh bagi daerah lain untuk stop impor dari daerah lain. Kita tidak kalah. Akurasinya sama, bahkan lebih baik," ia melanjutkan.
Hal ini pun harus menjadi catatan bagi pemerintah pusat untuk memperhatikan daerah lain yang dianggap belum maksimal mengendalikan Covid-19.
"Mendorong pemerintah pusat memperhatikan daerah lain yang belum bisa mengendalikan Covid-19. Bentuknya RS portabel. RS darurat penting," pungkas politikus Golkar itu.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Provinsi Jawa Barat siap mengirimkan keikutsertaan Tari Kandangan pada 17 Agutus di Istana Merdeka
Baca SelengkapnyaPotret kompak jenderal TNI-Polri kakak beradik sama-sama ikuti rapat.
Baca SelengkapnyaProyek sistem irigasi tersebut bermanfaat untuk mengairi sawah di 12 desa dan meningkatkan indeks Pertanaman (IP) di Kabupaten Sigi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rancangan Peraturan Pemerintah yang membahas manajemen aparatur sipil negara (ASN) mendekati hasil akhir di Kemenpan-RB
Baca SelengkapnyaMenurut Cak Imin, pertanian merupakan salah satu sektor yang memerlukan perhatian khusus.
Baca SelengkapnyaPeran pemangku kepentingan diperlukan agar tidak menciptakan kebijakan yang saling tumpang tindih.
Baca SelengkapnyaDalam rekaman yang beredar, muncul dugaan penggunaan dana desa untuk menangkan satu paslon.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Tengah menemukan sejumlah pelanggaran hari pencoblosan Pemilu 2024, Rabu (14/2).
Baca SelengkapnyaPemerintah mengimbau agar pemudik kembali mempertimbangkan bila hendak mudik dengan sepeda motor, karena rawan kemacetan.
Baca Selengkapnya