Harga bahan baku naik, omzet produsen cincau rumahan di Malang turun
Merdeka.com - Produsen cincau di Kota Malang mengaku harus menaikkan harga sebelum Ramadan, lantaran pengaruh kenaikan harga bahan baku berupa kanji. Hariyati (30), pemilik industri rumahan cincau menaikkan harga dari semula Rp 24 ribu per blek menjadi Rp 27 ribu.
"Karena bahannya naik, harga kanji naik agak banyak, jadi ikut naik juga" kata Hariyati pemilik usaha Mak Cao di rumahnya, Jalan Zaenal Zakse Gang 1 Kota Malang, Sabtu (26/5).
Hariyati menegaskan, saat Ramadan dan Hari Raya sebelumnya tidak menaikkan harga. Namun karena kenaikkan kali ini signifikan, dia terpaksa menyesuaikan harga jual.
"Turun paling Rp 200 per kilogram, tetapi naiknya cepat sekali," tegasnya setengah mengeluh.
Hariyati juga mengatakan, permintaan tahun ini tidak sebesar Ramadan tahun lalu. Penurunannya terjadi hampir separuhnya, dari sekitar 600 blek tahun lalu sekarang hanya 300 blek.
"Lebih ramai tahun yang kemarin. Kemarin itu bisa 550 blek sampai 600 blek. Ini juga ramai tapi lebih ramai tahun lalu," tegasnya.
Dugaan Hariati, penurunan permintaan tersebut dipengaruhi oleh musim panen buah blewah. Selain itu, puasa tahun ini terasa dingin, beberapa kali masih hujan, sehingga tidak banyak pembeli es cincau.
"Mungkin karena sekarang musim blewah juga. Kalau blewah murah, banyak yang beli blewah dicampur cincau. Hujan juga pengaruh, kalau musim panas bisa ramai sekali," kisahnya.
"Tahun lalu cincao masih belum dingin, sudah dibawa pembeli. Sangking ramainya," tambahnya.
Cincau sendiri diproduksi dari bahan dasar daun cao yang sudah dikeringkan. Daun yang mirip teh itu direbus selama empat jam dan diambil airnya.
Sari berupa air warna hijau kehitaman itu kemudian kembali direbus dengan ditambahkan tepung kanji, sembari diaduk dalam kondisi mendidih. Berikutnya baru dituangkan dalam cetakan atau wadah hingga menunggu dingin.
Proses pengolahan cincau membutuhkan waktu sekitar 7 sampai 8 jam sampai bisa dinikmati. Cincau buatan Hariyani, tanpa menggunakan bahan pengawet dan aman dikonsumsi hingga 4 hari.
"Hari Raya tetap menyediakan. Semuanya dipenuhi. Anak-anak pulang merayakan tapi diminta nyetok," tegasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah wilayah sentra produksi kini telah memasuki musim panen raya.
Baca SelengkapnyaMengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional harga beras di Papua Tengah pernah mencapai Rp36.130 per kg di 10 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaMeski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kepala Bapanas menyebut harga beras saat Ramadan akan turun.
Baca SelengkapnyaAda beberapa harga komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan antara lain, beras, telur ayam, daging ayam, dan gula pasir.
Baca SelengkapnyaSejak 10 Maret 2024, Pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras premium sebesar Rp1.000 per kilogram (kg).
Baca SelengkapnyaHarga tinggi telur dan daging itu ditemukan Satgas Pangan Polri mengecek ketersediaan stok pangan di sejumlah pasar tradisional.
Baca SelengkapnyaGanjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.
Baca SelengkapnyaPara menteri diminta untuk menjaga harga pangan jelang Idul Fitri.
Baca Selengkapnya