Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hal ajaib dan kelakuan Setya Novanto di RS Medika usai kecelakaan

Hal ajaib dan kelakuan Setya Novanto di RS Medika usai kecelakaan Setnov dirawat. ©Istimewa

Merdeka.com - Indri Astuti, perawat Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Jakarta Selatan jadi saksi di Pengadilan Negeri Tipikor, Jakarta Pusat.

Dari pengakuannya, terbongkar hal ajaib dan kelakuan mantan Ketua DPR Setya Novanto, serta peran Bimanesh Sutarjo 'melindungi' Novanto.

Dia bercerita, sejak tiba di rumah sakit sekitar pukul 19.00 WIB, Novanto tak memberi respons saat Indri meminta izin melakukan tindakan terhadap terdakwa korupsi proyek e-KTP tersebut.

"Akhirnya saat saya mau keluar, bapak ini bilang 'kapan saya diperban' nadanya seperti agak membentak gitu pak. Saya kaget kok dari tadi diam saja, ya saya bilang 'tunggu sebentar pak, saya tunggu dokter visit dokter dulu', saya jawab agak ketus juga pak kebawa," beber Indri, Senin (2/4).

Sebelumnya, Kamis, 16 November 2017 lalu, mantan Ketua DPR Setya Novanto menjadi orang yang paling dicari penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebab, Novanto, sapaannya, sudah mangkir berkali-kali dari panggilan KPK hingga diputuskan untuk dijemput paksa.

Dihari yang sama, sekira pukul 21.00 Wib, penyidik KPK menyatroni kediaman mewah Novanto di kawasan Wijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan untuk menjemput paksa.

Sayang, ditunggu hingga pukul 02.50 Wib, penyidik KPK dibuat gigit jari, karena yang ditunggu-tunggu tak kunjung muncul batang hidungnya. Disela penantian KPK, muncul kabar jika Novanto mengalami kecelakaan di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan. Toyota Fortuner yang ia tumpangi menyeruduk tiang listrik di bahu jalan.

Berikut kelakuan Novanto dan Bimanesh yang dibeberkan Indri:

Mendadak ada benjol di dahi Novanto

Indri menegaskan tidak ada benjol di dahi Novanto saat pertama kali dilarikan ke RS Medika Permata Hijau. Benjolan tersebut tiba-tiba muncul saat Indri keluar kamar Novanto untuk mengambil peralatan tensi darah.

"Benjolan saat itu belum ada, kemudian saya keluar ambil peralatan infus, tensi, baru saya lihat ada benjolan kedua kali saya lihat benjolan sebesar kuku saya," beber Indri.

"Tidak ada benjolan sama sekali? Sebesar bakpao mini?" tanya Ketua Majelis Hakim.

"Tidak ada, ya pas kedua saya balik lagi ada benjolan sebesar kuku saya," ujarnya.

Novanto menolak diinfus

Indri mengaku kesulitan ketika hendak memasang infus di pergelangan tangan Novanto. Saat melakukan pemeriksaan, tangan Indri ditepis oleh Novanto.

Kejadian itu diakui Indri mengejutkan, sebab sejak awal Novanto tiba di rumah sakit tidak ada respon tiap kali ia meminta izin untuk melakukan perawatan medis.

"Karena vena-nya tidak keliatan akhirnya saya pasang di pergelangan tangan. Saya siapin alat, karena memang tidak keliatan saya pukul dengan tiga jari saya tiba-tiba saat pukulan kedua saya kaget karena tangan si pasien itu kayak marah gitu, saya anggap dia marah," ungkap Indri.

Tepisan tangan Novanto itu pun diakuinya cukup membuat gemetaran saat akan memasang selang infus.

Proses pemasangan infus menemui kendala karena jarum sulit tertusuk ke pembuluh darah. Indri akhirnya memutuskan memasang jarum infus terhadap Novanto yang umumnya digunakan untuk anak-anak dengan harapan jarum mudah menancap.

"Saya harap sekali tusuk, jadi saya gunakan jarum untuk anak anak. Vena-nya juga enggak ada," ujarnya.

Penggunaan jarum infus untuk anak-anak oleh Novanto sebelumnya tertuang dalam surat dakwaan milik Bimanesh Sutarjo, dokter RSMPH spesialis penyakit dalam.

Bahkan, Fredrich berpesan kepada Indri agar tidak perlu menancapkan jarum infus kepada Novanto melainkan ditempel saja.

Novanto minta obat merah & paksa perawat perban dahinya

Setelah mendapati dahi Novanto ada benjolan sebesar kuku, Indri kemudian dipaksa untuk memperbannya.

Awalnya, Indri hendak menolak karena menganggap tidak ada luka yang perlu diperban. Dia pun menyampaikan permintaan tersebut ke Bimanesh, selaku dokter yang merawat Novanto. Saat itu, imbuh Indri, Bimanesh meminta Indri agar memasang perban dengan alasan kenyamanan pasien. Ia pun menuruti perintah Bimanesh.

Sekembalinya Indri ke kamar inap Novanto, ia mengaku terkejut dengan permintaan Novanto menggunakan obat merah pada lukanya.

"Saya dikejutkan kembali dengan kata-kata pasien minta obat merah. Saya makin bingung saja. Saya bilang di rumah sakit udah enggak ada obat merah pak, saya agak ketus gitu kebawa," ujarnya.

Bilang saja Kombes Pol Bimanesh

Menuruti segala keinginan ajaib Novanto praktis membuat Indri perang batin. Bagaimana tidak, ia merasa melanggar kode etik dunia kesehatan. Ketika batinnya tengah berperang, ia ditenangkan oleh Bimanesh.

"Kamu takut ya? Kata Dokter Bima. Kebetulan kita memang sudah akrab. Saya bilang, iya dok. Terus Dokter Bima bilang, 'sudah tenang nanti bilang saja Kombes Pol Bimanesh'," ujar Indri.

Perawat masuk, Novanto akting lemas

Kejanggalan sakit Novanto berlanjut hingga keesokan harinya. Indri mendapati Novanto mampu berdiri sehat segar bugar di dalam kamar rawatnya.

Sebelum menyelesaikan tugasnya, Indri kembali ke kamar inap Novanto untuk melakukan pengecekan rutin. Saat itu mantan ketua DPR tersebut terlihat tengah berdiri tegak saat buang air kecil di urinal.

Namun, ujar Indri, seketika sadar ada perawat masuk, Novanto tiba-tiba menunjukan sikap lemas.

"Begitu saya masuk si bapak ini enggak dengar kali saya, kemudian saya bilang pak sini biar saya bantu, si bapak itu kaget setelah itu dia merebahkan badannya dengan susah payah," ujar Indri.

"Anda tidak tanya?" tanya Ketua Majelis Hakim.

"Kan saya takut, akhirnya saya tensi 160/100 antara itu pak setelah itu saya keluar saya tunggu operan," tukasnya.

(mdk/rhm)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Akibat Ketemuan dengan Sang Pujaan Hati, Prajurit TNI AD Ini Mengaku Baru Dua Kali ke Jakarta

Akibat Ketemuan dengan Sang Pujaan Hati, Prajurit TNI AD Ini Mengaku Baru Dua Kali ke Jakarta

Seorang Prajurit TNI AD asal Biak Provinsi Papua mengaku baru dua kali menginjakkan Kakinya ke Ibu Kota Jakarta.

Baca Selengkapnya
Ketua Lembaga Dakwah PBNU Gus Aab Kecelakaan di Tol Ngawi, Sopir Meninggal

Ketua Lembaga Dakwah PBNU Gus Aab Kecelakaan di Tol Ngawi, Sopir Meninggal

Saat itu, Gus Aab dalam perjalanan dari Jember menuju Yogyakarta untuk menghadiri Konbes NU.

Baca Selengkapnya
Koalisi Perubahan Dipertahankan Sampai Pilkada DKI Jakarta 2024, NasDem, PKS & PKB akan Intensif Bertemu

Koalisi Perubahan Dipertahankan Sampai Pilkada DKI Jakarta 2024, NasDem, PKS & PKB akan Intensif Bertemu

Hermawi menyebut, ke depan bakal sering diadakan pertemuan antara fraksi PKS, NasDem, PKB yang ada di DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Begini Suasana 24 Tahanan KPK Rayakan Natal di Rutan

Begini Suasana 24 Tahanan KPK Rayakan Natal di Rutan

KPK juga menerima 95 orang pengunjung yang datang langsung ke Rutan

Baca Selengkapnya
Jadwal Kampanye Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka 16 Desember 2023

Jadwal Kampanye Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka 16 Desember 2023

Gibran Rakabuming Raka akan mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Megawati: Kekuasaan Itu Enak, Tapi Kalau Saya Sudah Harus Berhenti Ya Berhenti

Megawati: Kekuasaan Itu Enak, Tapi Kalau Saya Sudah Harus Berhenti Ya Berhenti

Menjelang pemilu 2024, Megawati mengajak seluruh rakyat Indonesia bahwa pemilu itu adalah untuk rakyat sendiri.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI

Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI

Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

Baca Selengkapnya
Tunggu Arahan KPU Soal ODGJ Mencoblos Pemilu, RSKD Dadi Makassar Siapkan 14 Dokter Psikiatri

Tunggu Arahan KPU Soal ODGJ Mencoblos Pemilu, RSKD Dadi Makassar Siapkan 14 Dokter Psikiatri

RSKD Dadi Makassar merupakan rumah sakit khusus untuk penanganan pasien dengan gangguan kejiwaan.

Baca Selengkapnya