Merdeka.com - Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nasir mengatakan koalisi partai politik harus bertanggung jawab bila hendak melirik kadernya dalam kontestasi Pemilihan Presiden 2024. Para kader potensial tentunya akan didorong sebagai bentuk kontribusi pembangunan pada bangsa dan negara.
"Bagus, dilirik berarti menarik kan. Kita dorong mereka, tapi yang melirik harus tanggung jawab. Ya tanggung jawab, harus betul, dia melirik kan harus dia menjadikan, harus jadi kan," kata Haedar Nasir usai Kajian Ramadan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Muhammadiyah di Dome Universitas Muhammadiyah Malang, Sabtu (25/3).
Selama ini, Muhammadiyah telah berkontribusi melalui kader-kader terbaiknya melalui proses-proses alamiah bermodal kepercayaan dan profesionalisme.
"Tapi alhamdulillah lewat berbagai parpol, kemudian lewat pemerintahan, itu kita punya Menteri proses alami saja. Kita jalani proses alami, saling percaya," sambungnya.
Haedar Nasir mengatakan, sesuai dangan amanat Muktamar Solo dan Makassar, bahwa Muhammadiyah akan stretching pada membangun kekuatan ekonomi lewat jalur amal usaha dan perintisan ekonomi baru.
"Karena kekuatan umat kekuatan bangsa itu letaknya di ekonomi, lihat bangsa-bangsa lain yang maju karena memang ekonominya dibangun. Insya Allah bangsa ini punya potensi besar sumber daya alamnya besar, kemudian potensi gotong royongnya bisa jadi kekuatan. Tinggal harus ada akselerasi," bebernya.
Sementara program Muhammadiyah terkait politik, Haedar secara ringan menganggap sebagai pekerjaan pihak lain, selain sebagai agenda rutin lima tahunan. Muhammadiyah memberi kebebasan kepada warganya untuk menentukan pilihan sesuai dengan keyakinan masing-masing.
"Politik kan sudah rutin. Pertama yang menyelenggarakan Pemilu sudah ada. Maka Muhammadiyah tidak perlu menjadi KPU. Parpol yang ngurus pengusungan capres dan cawapres dan caleg itu sudah ada, 18 Partai. Muhammadiyah bukan parpol kan. Jadi kita gerakkan supaya masyarakat warga Muhammadiyah memilih sesuai dengan keyakinannya dan yang bisa membangun Indonesia ke depan lebih baik," urainya.
Haedar menegaskan, Muhammadiyah akan menjadi penyeimbang dalam kaitan menjaga keutuhan bangsa dan negara. Terlalu mahal bila harus terpecah belah hanya untuk urusan politik.
"Kemudian Muhammadiyah akan menjaga keseimbangan agar bangsa ini tetap rukun, guyub, biarpun berbeda pilihan politik. Karena harganya terlalu mahal kalau gara-gara politik kemudian kita terpecah belah," katanya.
Haedar Nasir menjadi pembicara pembuka dalam Kajian Ramadan yang digelar oleh Dewan Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur. Dijadwalkan hadir sebagai pembicara, Menteri PMK Muhadjir Effendy dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Advertisement
Siswi SMP Diperkosa Pria di Kupang, Ketahuan Ibu Korban saat Pelaku Cerita ke Istri
Sekitar 3 Menit yang laluRp600 Ribu Bisa Nonton Messi di GBK, Ini Cara Beli Tiketnya
Sekitar 35 Menit yang laluKadiv Humas Polri Minta Personel Banjiri Medsos dengan Konten Positif
Sekitar 1 Jam yang laluTukang Tambal Ban di Jonggol Culik Anak Pacar, Begini Kronologinya
Sekitar 1 Jam yang laluBSI Duduk Bareng Pelaku UMKM Diskusi soal Sengkarut Bank Syariah di Aceh
Sekitar 2 Jam yang laluDepok Rawan Ular, Warga Laporkan Penemuan Empat Ekor Sanca Besar dalam Sehari
Sekitar 3 Jam yang laluSejoli di Bekasi Maling Emas Senilai Rp150 Juta dari Rumah Kosong
Sekitar 4 Jam yang laluPolisi Ringkus 4 Pencuri dengan Kekerasan, Satu Ibu Hamil Wajib Lapor di Kota Jambi
Sekitar 4 Jam yang laluMeninjau Bir Ali, Lokasi Miqat Jemaah Haji Indonesia Sebelum ke Makkah
Sekitar 4 Jam yang laluMaksimalkan Program Ekotren, Cara Ganjar Lahirkan Pengusaha Muda di Jawa Tengah
Sekitar 5 Jam yang laluKebakaran di Riau Tidak Kunjung Padam, Helikopter Water Bombing Dikerahkan
Sekitar 5 Jam yang laluBabak Baru Kasus Pemilik Kafe di Bali Bunuh Bule Australia
Sekitar 6 Jam yang lalu8 Parpol Parlemen Ambil Langkah Hukum jika MK Putuskan Sistem Pemilu Coblos Partai
Sekitar 6 Jam yang laluPDIP Ungkap Golkar, PAN, PKB dan Perindo Prioritas untuk Diajak Koalisi
Sekitar 6 Jam yang laluMahfud MD Jawab Tudingan Pemerintah Lambat Selesaikan Kasus Hukum
Sekitar 9 Jam yang laluSurvei Populi Center: Citra Polri Mulai Membaik Pascakasus Ferdy Sambo
Sekitar 11 Jam yang laluKompolnas soal Ancaman Pidana Penyebar Video WNA Nakal: Itu Ajak Warga Jaga Kantibmas
Sekitar 13 Jam yang laluVIDEO: Kapolda Pastikan Mario Dandy Tersangka Pencabulan AG, Hukuman Makin Berat
Sekitar 16 Jam yang laluSurvei Populi Center: Citra Polri Mulai Membaik Pascakasus Ferdy Sambo
Sekitar 11 Jam yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 5 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 5 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 1 Minggu yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluIndonesia Kirim 1,5 Juta Dosis Vaksin Pentavalent untuk Nigeria, Nilainya Rp30 Miliar
Sekitar 1 Hari yang laluVaksin Influenza pada Ibu Hamil Bisa Berikan Kekebalan Tubuh pada Janin
Sekitar 4 Hari yang laluAdvertisement
Advertisement
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami