H+6 Lebaran, warga Solo rayakan Bakdo Kupat
Merdeka.com - Enam hari setelah Idul Fitri, sebagian masyarakat Jawa menggelar perayaan Lebaran Ketupat atau dalam tradisi Jawa disebut Bakdo Kupat. Tradisi ini diadakan sebagai penanda dan wujud syukur berakhirnya puasa sunnah 6 hari di bulan Syawal.
Kupat atau ketupat lebaran adalah makanan berbahan beras yang ditanak dengan kemasan berupa anyaman daun kelapa (janur). Ketupat tersebut kemudian diiris kotak-kotak dan disajikan di atas piring dengan lauk gudeg, sambal goreng ditambah opor telur atau ayam. Di sebagian besar masyarakat Jawa, khususnya Solo, kupat menjadi menu wajib untuk merayakan hari lebaran.
Di Solo, kesibukan perayaan Lebaran Ketupat sudah terlihat sejak dua hari lalu. Pedagang ketupat dadakan menjamur di pinggir jalan dan pasar-pasar tradisional. Masyarakat pun berbondong-bondong untuk memborong longsong ketupat.
Hari ini, Jumat (22/6) merupakan puncak peringatan bakdo kupat. Selain memasak sendiri, warga yang tak sempat memasak menyerbu pedagang dadakan yang bertebaran di jalan. Mereka membeli ketupat masak dan sayur pelengkap, yakni gudeg, sambal goreng dan opor.
"Saya di sini jualan dari Subuh mas, lumayan banyak yang beli," ujar Triyem (60) pedagang asal Desa Gedangan, yang menggelar dagangannya di Jalan Ir Soekarno.
Satu paket ketupat berisi 10 dijual dengan harga Rp 30 ribu. Untuk satu paket berisi gudeg, opor telur atau sambal goreng dihargai Rp 5 ribu. Selain ketupat dan lauk, para pedagang ini juga menjual legondo. Makanan yang dibungkus daun kelapa atau janur berbahan beras ketan dan parutan kelapa. Satu paket legondo berisi 10 dijual dengan harga Rp 15 ribu.
Semi (54) pedagang lainnya mengaku berjualan ketupat kosong sejak dua hari lalu. Wanita asal Desa Baki Pandeyan Sukoharjo ini mendapatkan keuntungan yang cukup. Dalam sehari ia bisa menjual sekitar 400 ketupat kosong di Pasar Telukan.
"Ini saya bawa 300 ketupat tinggal separuh. Ada opor ayam, sambal goreng, gudeg dan opor telur. Terserah pembeli mau beli berapa kita layani," terang Semi, yang pagi ini berjualan di Jalan Sidoluhur, Waringinrejo, Solo.
Di Solo puncak perayaan Lebaran Ketupat diadakan di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), dengan Gerebeg Syawal. Prosesinya dimulai dari arak-arakan dari pintu utama TSTJ menuju telaga. Dalam tradisi tersebut juga dipentaskan drama kolosal perjalanan Joko Tingkir sampai menjadi Sultan Pajang. Pada akhir prosesi akan dibagikan ribuan ketupat kepada masyarakat yang hadir.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bodho Kupat sendiri merupakan tradisi yang rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaBerikut bahan-bahan yang diperlukan agar ketupat menjadi lebih sedap.
Baca SelengkapnyaLebaran menjadi momen hadirnya hidangan-hidangan khas daerah yang mungkin jarang ditemukan serta menambah suasana Idul Fitri semakin terasa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Lebaran Ketupat dilaksanakan satu minggu setelah perayaan Idul Fitri, tepatnya pada 8 Syawal.
Baca SelengkapnyaTopeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Jawa Tengah punya beragam cara merayakan Lebaran
Baca SelengkapnyaPantun THR Lebaran lucu ini bikin momen lebaran penuh tawa dan berkesan.
Baca SelengkapnyaSetiap wilayah di Indonesia punya caranya masing-masing dalam menyambut Hari Lebaran
Baca SelengkapnyaPantun ini seringkali menyiratkan makna tentang kebersamaan, kerinduan, serta harapan untuk bertemu kembali dengan keluarga tercinta
Baca Selengkapnya