Guru Besar UGM Sebut PMK Picu Peternak Panic Selling
Merdeka.com - Penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak dinilai menyebabkan panic selling yang dialami para petani. Hal ini diungkapkan oleh Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Ali Agus.
Menurut Ali, panic selling menjadi permasalahan yang harus menjadi perhatian bersama, dikarenakan banyak peternak yang takut hewan ternaknya mati, memilih untuk menjual dengan harga yang sangat miring dan jelas sekali memberikan kerugian bagi peternak.
Ali berpendapat, pendekatan persuasif kepada para peternak guna kepentingan edukasi dan sosialsi merupakan langkah konkrit yang patut ditempuh.
Di sini peran mahasiswa dibutuhkan. Mahasiswa sebagai agent of change dan kaum terdidik, diharap dapat memberikan sumbangsihnya dalam penanganan wabah PMK. Hal ini menurut Ali dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan.
"Peran mahasiswa nanti dapat melalui Kuliah Kerja Nyata, PKL, atau magang, untuk bisa memberikan edukasi penjelasan kepada peternak sekaligus memberikan praktik langsung terkait kiat–kiat menghindari penyebaran wabah PMK," kata Ali dalam webinar 'Peran dan Fungsi Mahasiswa dan Masyarakat Umum dalam Mengendalikan Wabah PMK Indonesia', Kamis (8/9).
Selain mahasiswa, Ali juga berharap peran dan kontribusi melalui berbagai media dan strategi dari semua pihak diharapkan dapat menekan angka penularan wabah PMK.
Sementara itu, Ketua Tim Pentahelix Analis Kebijakan Ahli Muda Direktorat Kesiapsiagaan BNPB, Iis Yulianti menuturkan, penanganan dan pengendalian wabah PMK dilakukan melalui proses montoring, sosialisasi dan edukasi. Masyarakat, relawan maupun peternak dapat mengunduh aplikasi InaRISK Personal untuk melaporkan kasus untuk dilakukan monitoring dan tindak lanjut oleh pihak terkait.
Dalam melakukan edukasi dan sosialisasi, tentunya memerlukan keahlian komunikasi yang baik agar mendapat respons positif dari para peternak. Iis menyampaikan bahwa tim fasilitator yang akan terjun langsung ke lapangan telah diberikan bimbingan teknis prapelaksanaan.
"Untuk mempermudah sosialisasi, fasilitator mendapat pembekalan terkait teknik fasilitasi sehingga pesan yang disampaikan kepada yang bersangkutan akan lebih mudah diterima," tutur Iis.
Iis juga mengimbau kepada fasilitator untuk menjalin komunikasi yang baik bersama dinas–dinas maupun tokoh masyarakat terkait, sehingga masyarakat akan lebih peduli dan bersedia untuk diberikan sosialisasi dan dilakukannya intervensi guna kepentingan pemantauan.
Reporter: Putri Oktafiani
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Fatoni mengatakan dalam penanganan inflasi perlu dilakukan secara bersama-sama agar mendapatkan hasil yang efektif dan berdampak langsung kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaSatgas mengimbau masyarakat Makassar tidak panic buying. Ia berharap masyarakat memilih beras SPHP yang juga kualitasnya premium.
Baca SelengkapnyaPemerintah jamin harga dan stok pangan terjangkau jelang lebaran 2024
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dijelaskan Wisnu, pelanggan merupakan salah satu faktor penting terhadap penjualan Pupuk Kaltim, sehingga pelayanan yang diberikan pun terus dimaksimalkan.
Baca SelengkapnyaMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca SelengkapnyaBanyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaLima Petugas Pemilu di Depok Jatuh Sakit akibat Kelelahan
Baca SelengkapnyaRinciannya, 136 orang di tingkat kecamatan atau PPK. Di tingkat PPS desa kelurahan ada 696 orang.
Baca SelengkapnyaPBNU meminta satgas Pangan Polri terus bergerak menjaga stabilitas harga beras di pasar, terutama menjelang Ramadan dan Idul Fitri.
Baca Selengkapnya