Gejala Covid dan DBD Hampir Sama, Begini Cara Mengenali Perbedaannya

Kamis, 26 Januari 2023 16:46 Reporter : Lydia Fransisca
Gejala Covid dan DBD Hampir Sama, Begini Cara Mengenali Perbedaannya ilustrasi demam berdarah. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Kepala Divisi Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi dan Penyakit Infeksi Tropiki Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Mulya Rahma Karyanti mengatakan, gejala infeksi virus dengue atau DBD mirip dengan Covid-19. Bahkan, terdapat pasien DBD dan Covid-19 di waktu bersamaan.

"Selama pandemi ini bisa juga infeksi dengue bersamaan dengan infeksi Covid. Di fasilitas kesehatan manapun, pasien yang masuk ke poli atau masuk rawat akan dilakukan fase skrinning terhadap infeksi virus SarsCov supaya bisa dibedakan apakah ini masuk ke poli non Covid atau yang Covid," kata Karyanti kepada wartawan, Kamis (26/1).

Karyati menjelaskan, pasien DBD dan Covid-19 sama-sama akan mengalami gejala demam. Namun pasien DBD mengalami fase kritis demam di hari ketiga dan suhu tubuh akan cenderung turun.

"Namun pada infeksi Covid, biasanya demam masih bisa tinggi tapi batuk pilek. Kemudian sesak nafas," ujar Karyanti.

Karyati menambahkan, gejala DBD lebih condong ke masalah pencernaan. Namun untuk Covid-19, gejala lebih menyerang ke saluran pernafasan atas.

"Untuk demam sendiri, yang demam mendadak tinggi itu sulit kalau kita bedakan. Jadi misalnya untuk Covid, awal hanya demam saja belum kelihatan gejalanya. Tapi pada Covid, dia ada gangguan selain demam. Misalnya (hilangnya) rasa, (indera) penciuman, terus batuk pilek. Kalau dengue, tidak pilek seperti itu. Jadi demam tinggi tapi bisa dengan mual, lebih dominan ke gejala saluran cerna, mual, muntah, atau bisa dengan diare," ujar Karyanti.

2 dari 2 halaman

Gejala DBD dan Covid-19

Secara pasti, Karyanti menyarankan untuk pasien yang memiliki gejala-gejala tersebut agar mengecek kondisinya ke laboratorium.

Dia mengatakan, apabila pasien mengalami gejala Covid-19 dapat melakukan pemeriksaan test swab dan PCR atau antigen. Sedangkan untuk pasien terinfeksi DBD dapat langsung diperiksa di laboratorium.

"Namun bisa ketemu (virus) dua-duanya. Beberapa kasus bersamaan ya karena kedua-duanya PCR, denguenya positif,” tambah Karyanti.

Adapun Karyanti meminta masyarakat untuk waspada terhadap demam berdarah dengue. Sebab kini banyak genangan air yang muncul sehabis musim hujan.

"Setelah musim hujan deras, kemudian hujannya reda, justru di sinilah kita harus waspada. Infeksi dengue masih mengintai kita ya. Dia tidak mengenal umur atau jabatan, siapapun bisa kena ya. Makanya harus tetap waspada,” kata Karyanti.

Karyanti juga mengungkapan, rata-rata jumlah kasus dengue selama lima tahun terakhir adalah 90.791 kasus. Kemudian, jumlah kematian mencapai 666 kasus per tahun.

"Yang paling sering terkena adalah populasi anak-anak berusia 5-14 tahun. Ini yang tertinggi ya. Namun saat pandemi, ini yang dominan remaja muda. Tapi kalau kasus kematian, 5-14 tahun yang tertinggi dari enam tahun terakhir," tandasnya. [gil]

Baca juga:
Waspada DBD Setelah Musim Hujan, Kenali Gejala dan Penanganannya Berikut Ini
Waspada DBD Setelah Musim Hujan, Kenali Gejala dan Penanganannya Berikut Ini
Kasus DBD di Tangsel Meningkat 751 Sepanjang 2022
Gratis, Pemkot Tasikmalaya Sediakan Layanan Tes Deteksi Dini DBD untuk Masyarakat
Kasus DBD di Tangerang Meningkat, Tangsel Disebut Daerah Endemi
Waspada Penyakit Demam Berdarah di Musim Penghujan
Waspada Penyakit Demam Berdarah di Musim Penghujan
Dua Warga Pekanbaru Meninggal Karena Serangan DBD

Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini