Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Fakta di Balik Kasus Lumpuh dan Kematian Usai Vaksinasi Covid-19

Fakta di Balik Kasus Lumpuh dan Kematian Usai Vaksinasi Covid-19 Ilustrasi Vaksin Covid-19. ©2021 REUTERS/Dado Ruvic/File Photo

Merdeka.com - Dua warga Banyumas, Jawa Tengah, dilaporkan meninggal dunia setelah mengikuti vaksinasi Covid-19 bagi lansia tahap pertama pada Senin (8/3). Sehari setelah disuntik vaksin Covid-19, kedua lansia itu dibawa ke RSUD Banyumas karena mengalami serangan jantung pada Selasa (9/3).

Keduanya kemudian dinyatakan meninggal dunia. Pihak Dinkes Banyumas menyatakan mendapat keduanya kritis setelah dibawa ke RSUD Banyumas.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo menyebut kedua lansia itu meninggal dunia bukan karena efek kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), vaksinasi Covid-19. Menurut Yulianto, kedua lansia itu meninggal karena serangan jantung.

"Setelah kita cek ternyata almarhum punya penyakit penyerta serangan jantung," kata Yulianto di Semarang, Senin (15/3).

Dia menjelaskan, secara keseluruhan, selama proses vaksinasi sampai saat ini sejumlah warga mengeluhkan efek samping yang ditimbulkan. Efek samping itu mulai dari nyeri pada lengan tangan sampai mengantuk.

Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI), memberikan penjelasan terkait kasus kematian dua lansia tersebut. Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari menyebut, dua lansia tersebut meninggal bukan karena vaksinasi Covid-19.

"KIPI dua lansia di Banyumas tidak disebabkan oleh imunisasi, namun menunjukkan gejala stroke," kata Hindra saat dihubungi merdeka.com, Selasa (16/3).

Menurut dia, kedua lansia itu telah memenuhi seluruh tahapan skrining kesehatan sebelum disuntik vaksin. Hindra menyebutkan, hasil skrining kedua lansia itu tidak mengidap 5 dari 11 penyakit kronik dan komorbid.

"Tidak (tidak memiliki 5 dari 11 penyakit kronik komorbid). Yang kami audit, lansia tersebut meninggal karena stroke dan tidak terkait vaksinasi," kata Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.

Lima dari 11 penyakit seperti Hipertensi, diabetes, kanker, penyakit paru kronis, serangan jantung, gagal jantung kongestif, nyeri dada, asma, nyeri sendi, stroke dan penyakit ginjal. Hal itu ditanyakan kepada peserta vaksinasi Covid-19 sebelum disuntik.

Hal itu tertuang dalam surat edaran (SE) nomor HK.02.02/I/368/2021 tentang pelaksanaan vaksinasi Covid-19 pada kelompok sasaran lansia, komorbid, penyintas Covid-19, dan sasaran tunda, ada sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh calon peserta vaksinasi. Salah satunya mengenai riwayat penyakit.

"Jika ada 3 atau lebih jawaban 'ya' dari 5 pertanyaan di atas, maka vaksin Covid-19 tidak bisa diberikan," dikutip dari SE tersebut.

Hal serupa dikatakan Juru bicara vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi. Menurutnya, dua lansia meninggal karena serangan jantung bukan vaksinasi Covid-19.

Guru di Garut Lumpuh Setelah Ikut Vaksin Covid-19

Kejadian berbeda dialami seorang guru honorer di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, setelah disuntik vaksin Covid-19. Guru itu mengalami gejala berupa lumpuh usai menerima suntikan vaksin. Saat ini, guru tersebut sedang menjalani perawatan dan pemeriksaan intensif di RSUD dr Slamet Garut.

Guru yang mengalami KIPI tersebut diketahui berinisial EK (40). Penyakit bawaan itu sudah disampaikan EK saat hendak divaksinasi Covid-19.

"Saya punya riwayat penyakit saraf kejepit sejak 2008. Tahun 2010 sempat mau dioperasi tetapi tidak jadi karena kondisi membaik," kata EK, Selasa (16/3).

Usai disuntik vaksin Covid-19, EK mengaku tubuhnya merasa lemas, dan langsung berkonsultasi dengan puskesmas terkait kondisinya itu. Pihak puskesmas pun menurutnya langsung datang ke rumahnya dan langsung berkonsultasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut.

EK menyebut bahwa saat itu dirinya langsung dibawa ke RSUD dr Slamet untuk menjalani pemeriksaan karena kondisinya itu. Terkait kondisinya pascavaksinasi menyebar luas, EK mengaku bahwa banyak pihak yang menghubunginya. Di antara yang menghubungi adalah yang menekan dan mengancam akan melaporkan ke jalur hukum.

"Padahal saya tidak pernah berbicara ke publik. Saat saya sakit, ada rekan kerja menengok ke rumah dan melihat kondisi saya. Mungkin dari situ ada yang menyebarkan sampai ramai seperti ini. Tangan dan kaki kiri saya memang suka susah digerakan. Sekarang kondisinya sudah mulai membaik. Saya tidak menyalahkan siapa-siapa," tutup EK.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani menyebut bahwa guru yang mengalami KIPI itu diketahui disuntik vaksin Covid-19 pada Sabtu (13/3). Walau begitu, ia mengaku belum bisa menyimpulkan penyebab utama lumpuhnya guru itu.

"Itu kita belum bisa menyimpulkan lumpuhnya dari mana. Itu nanti pihak Komda KIPI yang akan memberikan penjelasan. Tetapi kalau sekilas, tadi kita mendengar pembahasan itu kemungkinan besarnya bukan dari vaksinnya ya, tetapi itu memang harus ketua komda KIPI yang harus memberikan keterangan," ujar Leli, Senin (15/3).

Sejak kegiatan vaksinasi Covid-19 dilaksanakan di Kabupaten Garut, setidaknya ada enam orang warga yang mengalami gejala KIPI berat dari ribuan orang yang divaksinasi. Keenam orang tersebut pun sempat menjalani perawatan di RSUD dr Slamet Garut.

Selain yang enam orang itu, Leli juga menyebut bahwa ada warga lainnya yang mengalami KIPI. "Kalau yang lainnya dirawat di puskesmas, sudah itu membaik," sebutnya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) KIPI Kabupaten Garut, Willy Indrawilis menyebut bahwa dirinya belum bisa memastikan kondisi guru yang mengalami kelumpuhan itu. Hal itu dikarenakan dirinya belum melakukan pemeriksaans ecara langsung.

"Saya belum memeriksa (langsung), mau saya periksa dulu. (kondisinya lumpuh atau lemas) belum, saya belum melihat, nanti ya kalau saya sudah melihat," katanya.

Vaksin Tak Menyebabkan Serangan Jantung dan Kelumpuhan

Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan mengungkapkan, sampai saat ini belum ada penelitian atau laporan yang menyebutkan bahwa vaksinasi bisa menyebabkan serangan jantung. Sehingga kata dia, dua lansia yang meninggal dunia di Banyumas karena serangan jantung bukan disebabkan oleh vaksin Covid-19.

"Selama ini tidak ada laporan yang menyebutkan vaksin bisa menimbulkan serangan jantung," kata Erlina saat dihubungi, Selasa (16/3).

Tidak hanya serangan jantung, Erlina juga menegaskan, tidak ada efek Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) seperti gejala lumpuh.

"Demikian juga tentang gejala lumpuh, belum ada laporannya yang menyebutkan vaksin bisa membuat lumpuh. Bisa jadi, dua kasus tersebut (serangan jantung dan lumpuh) terjadi karena kebetulan saja," ungkapnya.

Terpisah, Ketua Ombudsman RI Mokhammad Najih menyarankan agar penyelenggara vaksinasi menambah proses skrining kesehatan dalam tahapan pelaksanaan vaksinasi untuk masyarakat umum.

"Mungkin prosesnya perlu ditambah 1 proses lagi ya sebelum disuntik vaksin, jadi bukan hanya ditensi saja agar bisa diidentifikasi lebih akurat lagi," kata Najih saat dihubungi merdeka.com, Selasa (16/3).

Bukan hanya itu, dia juga menyarankan agar para calon penerima vaksin untuk membawa rekam medis kesehatannya masing-masing ke tempat pelaksanaan vaksinasi. Sehingga kata Najih, calon penerima vaksin tidak bisa membohongi petugas dalam proses skrining. Dengan begitu, kasus-kasus fatal yang terjadi pasca vaksinasi bisa dihindari.

"Kalau perlu, disuruh bawa medical record. Ini untuk menghindari adanya korban atau dampak vaksinasi yang tidak sesuai harapan," kata dia.

Sebenarnya, kata Najih, tahapan-tahapan skrining dalam pelaksanaan vaksinasi saat ini sudah baik. Namun dia melihat, ada banyak peserta vaksinasi di tahap kedua yang membohongi petugas terkait kondisi kesehatannya saat itu ataupun terkait riwayat penyakit yang selama ini ia alami. Oleh karena itu, dia meminta agar calon penerima vaksin jujur saat ditanya oleh petugas skrining.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kemenkes: Penyintas Covid-19 yang Kena DBD Tak Muncul Bintik Merah, Tapi Demam Tak Reda hingga 10 Hari
Kemenkes: Penyintas Covid-19 yang Kena DBD Tak Muncul Bintik Merah, Tapi Demam Tak Reda hingga 10 Hari

Kemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.

Baca Selengkapnya
Gejala DBD Berubah pada Penyintas Covid-19, Sejauh Apa Bahayanya?
Gejala DBD Berubah pada Penyintas Covid-19, Sejauh Apa Bahayanya?

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.

Baca Selengkapnya
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman

Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
4 Fakta Kemarau di Banyumas Tahun Ini Diprediksi Lebih Panjang, BPBD Imbau Warga Persiapkan Diri
4 Fakta Kemarau di Banyumas Tahun Ini Diprediksi Lebih Panjang, BPBD Imbau Warga Persiapkan Diri

Sejumlah daerah di Banyumas langganan alami kekeringan setiap tahun.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya
Kisah Kakek Berusia 110 Tahun Ini Viral, Penghasilan Rp16 Ribu per Hari Hidup Tanpa Listrik selama 20 Tahun
Kisah Kakek Berusia 110 Tahun Ini Viral, Penghasilan Rp16 Ribu per Hari Hidup Tanpa Listrik selama 20 Tahun

Warga Kampung Cilawang, Bandung Barat dan Kampung Buyuh Topeng, Majalengka harus minum dari penampungan air hujan.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
5 Fakta Terbaru Banjir Besar Demak, Seorang Lansia dan Balita Jadi Korban Meninggal
5 Fakta Terbaru Banjir Besar Demak, Seorang Lansia dan Balita Jadi Korban Meninggal

Sudah satu minggu banjir merendam kawasan itu namun air belum juga surut

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023

Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.

Baca Selengkapnya