Era Globalisasi, Indonesia Butuh Benteng Penangkal Ideologi selain Pancasila
Merdeka.com - Di era globalisasi saat ini, sejumlah pengaruh asing rentan paparan pengaruh budaya asing hingga radikalisme. Untuk itu, Mantan Kabareskrim Polri dan Dubes RI Untuk Mesir, Komjen (Purn) Nurfaizi Suwandi mengatakan Indonesia butuh semacam benteng untuk menangkal ideologi selain Pancasila.
Duta Besar RI untuk Mesir ini mengatakan ada konsep The Greatwall Interception of Indonesia. Yakni, konsep keamanan berbasis teknologi informasi ini, menurut dia, berperan sebagai tembok yang dapat membentengi rakyat Indonesia dari pengaruh luar.
"Jadi konsep The Greatwall Interception of Indonesia adalah tembok yang membentengi Indonesia dari pengaruh luar maupun ke dalam," kata Nurfaizi, Kamis (1/7).
Nurfaizi menilai pemerintah perlu membuat suatu undang-undang (UU) yang dapat membentengi serta mengakomodasi beragam tantangan dalam program sosialisasi nilai-nilai Pancasila. Pasalnya, UU yang ada saat ini belum bisa memenuhi kebutuhan tersebut.
Sementara itu, pengamat keamanan dan pertahanan Muradi menambahkan sistem integritas keamanan nasional belum sempurna. Sebab, ada beberapa contoh kasus yang perlu diclearkan seperti pencurian database kependudukan di Indonesia serta sanksi terhadap pelaku yang memperjualbelikan data tersebut.
"Masalah ini dan masalah krusial lain seperti pencurian rahasia negara perlu dilindungi dalam satu payung besar Undang Undang Keamanan Nasional," ujarnya.
"Harus clear di antara aktor keamanan, tata kelola harus diperjelas. Begitu juga sarana dan prasarana," lanjut Aktivis 98 ini.
Melihat pentingnya ekosistem keamanan, Muradi menilai bahwa kuncinya berada di tangan tiga pihak yang menjadi aktor, yakni intelijen, polisi, serta militer.
Para aktor penjaga keamanan ini, menurut Muradi, harus senantiasa aktif dalam usaha membuat ekosistem yang terintegrasi baik demi menjaga keamanan nasional. "Jika ketiga komponen keamanan tersebut sudah bersinergi baik, niscaya kita hanya tinggal merasakan manfaat dari ekosistem tersebut," bebernya.
Sementara itu, Sekretaris Dewan Nasional Setara Institute Romo Benny Susetyo menyoroti masih mencuatnya persoalan mengenai ideologi di era digital saat ini.
Menurut dia, banyak yang jatuh pada hoaks yang viral, sehingga energi habis untuk merespons suatu isu. "Sudah seharusnya kita harus bergerak maju dan meninggalkan konflik" ujar Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP ini.
Romo Benny juga mengatakan, jika Pancasila sudah final, maka sudah waktunya diaktualisasikan tindakan dan kebijakan. Sebab, selama ini Pancasila hanya merupakan lips service dan berhenti pada jargon semata.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sumatera Barat bagi Mahfud bukan hanya sekadar penyumbang orang atau tokoh, tetapi juga sebagai daerah tempat meramu ideologi yang lahir di negara ini.
Baca SelengkapnyaMental ideologi adalah sikap dan cara berpikir yang sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang menjadi dasar negara Indonesia, seperti Pancasila.
Baca SelengkapnyaKepala BPIP Yudian Wahyudi berharap pihaknya bisa ikut menjaga suasana damai dan kondusifitas Pemilu 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BPIP juga melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian pembinaan ideologi Pancasila.
Baca SelengkapnyaPemilu 1955 di Indonesia merupakan salah satu tonggak sejarah penting dalam proses demokratisasi dan konsolidasi negara setelah merdeka pada tahun 1945.
Baca SelengkapnyaOrde Baru dapat didefinisikan sebagai suatu penataan kembali kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia berlandaskan dasar negara indonesia.
Baca SelengkapnyaCak Imin dan Anies tidak ingin orang-orang tidak punya etika memimpin Indonesia.
Baca SelengkapnyaWamenaker Hubungan industrial yang mengacu pada nilai-nilai Pancasila efektif dalam menanggulangi gejolak di sektor industri.
Baca SelengkapnyaBerikut isi Undang Undang Pemilu terbaru tahun 2023 terbitan Presiden Joko Widodo.
Baca Selengkapnya