DPRD Minta Pemkab Garut Jamin Kebutuhan 11 Korban Pemerkosaan Guru Pesantren
Merdeka.com - Sebelas di antara 12 korban perkosaan yang dilakukan HW, guru pesantren di Bandung merupakan warga Kabupaten Garut. Wakil Ketua DPRD Garut Rd M Romli meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat memenuhi kebutuhan para korban.
"Sudah seharusnya Pemkab Garut melalui dinas terkait bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari para korban. Jadi tidak hanya dilakukan pendampingan, baik secara psikologis maupun saat menjalani persidangan," ujarnya, Kamis (9/12).
Romli mendesak Pemkab Garut bertindak karena pihaknya menerima informasi korban sulit untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi yang dilahirkannya. Kondisi itu terjadi karena korban termasuk keluarga yang tidak mampu.
Menurutnya pemerintah melalui dinas terkait harus turun ke lokasi untuk melihat kondisi korban dan keluarganya secara langsung. "Dicek juga apa yang dibutuhkan oleh 11 korban ini, lalu penuhi kebutuhan mereka. Jangan sampai kekurangan itu menambah beban para korban," ungkapnya.
Pendidikan Korban Tak Boleh Terbengkalai
Tidak hanya kebutuhan sehari-harinya, pemerintah harus menjamin kesehatan para korban dan anak-anak yang sedang dikandung dan yang sudah dilahirkan. Ia tidak ingin mendengar kejadian korban tidak teperhatikan dari sisi kesehatan.
"Jadi kesehatan psikisnya terus dilakukan, kesehatan fisiknya juga terus dipantau. Dalam kondisi trauma, ada kemungkinan kondisi fisiknya juga menjadi bermasalah. Jadi tidak salah kemudian dari Dinas Kesehatan melalui puskesmas terdekat, melalui para bidan yang dekat dengan rumah-rumah korban memantau kondisi perkembangan ibu dan anak-anak korban," jelasnya.
Yang tidak kalah penting, dijelaskan Romli, pemerintah pun harus memenuhi hak pendidikan anak yang menjadi korban. "Kami tidak berharap dengan kejadian tersebut pendidikan yang seharusnya didapatkan malah terbengkalai," pungkasnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang guru SD swasta di Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, NTT, DOS (56) dilaporkan ke Polres Kupang, karena diduga mencabuli empat siswanya.
Baca SelengkapnyaBagi Hafidz, tidak terlalu sulit mengatur waktu antara rutinitasnya sebagai bupati maupun mengajar di pondok pesantren.
Baca SelengkapnyaMahyeldi menyebut juga telah memerintahkan BPBD Sumbar untuk berkoordinasi dengan BPBD daerah untuk mengambil langkah tindak lanjut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kapolda memutuskan terhitung mulai 31 Januari 2024, Bripka NA diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Bintara Polri.
Baca SelengkapnyaKorban RN ternyata menjalin hubungan dengan AT selama tiga tahun.
Baca SelengkapnyaKopda Hendrianto gugur akibat diserang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Buosah, Distrik Aifat Selatan, Maybrat, Papua Barat Daya
Baca SelengkapnyaKorban yang sedang berangkat kuliah dengan jalan kaki tiba-tiba diadang oleh pelaku.
Baca SelengkapnyaJasad korban ditemukan terbungkus selimut oleh seorang pesepeda pada Minggu (25/2) lalu.
Baca SelengkapnyaKejadian itu berawal ketika korban diajak keluar rumah oleh salah seorang pelaku inisial R yang juga merupakan teman korban.
Baca Selengkapnya