Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

DPR Sentil Polri: Tinggalkan Cara Penyiksaan Untuk Dapat Keterangan Saksi

DPR Sentil Polri: Tinggalkan Cara Penyiksaan Untuk Dapat Keterangan Saksi Saksi Kasus Pembunuhan Diduga Dianiaya di Kantor Polisi. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Anggota DPR Komisi III DPR Taufik Basari menyoroti kejadian penganiayaan yang dialami Sarpan (57) saat menjadi saksi kasus pembunuhan, di Mapolsek Percut Sei Tuan oleh enam oknum personel polisi. Seharusnya, tak perlu terjadi dan harus ditinggalkan budaya penyiksaan dalam dapatkan keterangan.

Tobas sapaan akrabnya menilai, cara-cara penyiksaan seperti itu wajib ditinggalkan para aparat penegak hukum. Karena tidak mencerminkan sikap profesional serta bertentangan dengan Hak Asasi Manusia (HAM)

"Polisi masih melakukan itu, jadi tidak profesional karena proses modern pendekatan polisi sudah tidak ada lagi tuh di dunia memakai pendekatan menyiksa untuk mendapatkan keterangan," ujar Tobas saat dihubungi merdeka.com, Jumat (10/7).

Menurutnya, baik tersangka maupun saksi jangan sampai mengalami penyiksaan sebagaimana kejadian yang menimpa Sarpan. Maka sudah saatnya Institusi Polri mengubah budaya penyiksaan yang kerap terjadi oleh oknum polisi.

"Dukungan yang besar persoalan anggaran yang dibutuhkan Polri dalam hal melakukan kerja-kerjanya sudah diberikan. Nah dukungan ini harus berimbas pada output yang kita harapkan semua. Outputnya adalah mewujudkan sikap profesional, modern dan terpercaya atau Promoter itu, karena dukungan sudah diberikan," ungkapnya.

Padahal, lanjut dia, negara telah mengeluarkan dukungan yang luar biasa dalam mendukung kinerja kepolisian supaya lebih baik. Termasuk mengubah pola-pola lama dalam menjalankan tugas kenegaraan, termasuk penyiksaan untuk dapati keterangan.

"Kita baru lewati tanggal 26 Juni kemarin hari anti penyiksaan, lalu 1 Juli HUT Bhayangkara sampai ada pesan dari Presiden Jokowi. Tetapi pada waktu-waktu yang kemudian, seharusnya kita melakukan refleksi terhadap hukum tetapi malah terjadi kejadian ini," kata Politisi NasDem itu.

"Kami, dukungan politik, dukungan anggaran sampai kepemimpinan ada. Jadi bahan ini sudah lebih dari cukup. Maka kuncinya itu sudah di Polri mau rubah atau tidak, karena dukungan sudah lebih dari cukup," sambungnya.

Oleh sebab itu, dia menegaskan kepada institusi Polri seharusnya menghilangkan budaya penyiksaan. Terlebih dukungan dari berbagai pihak sudah sangat banyak.

"Peraturan, intruksi Presiden sudah ada untuk mengubah budaya ini sudah ada. Jadi sepertinya dari kejadian ini yang belum berubah adalah budaya kepolisiannya," jelasnya.

Kemudian, tambahnya bahwa praktek seperti ini sepertinya telah menjadi budaya yang harus ditinggalkan. Dimulai dari penindakan dan pemahaman polisi yang sudah harus kedepankan sains dari pada penyiksaan dalam mengumpulkan bukti.

"Jangan sampai kasus seperti ini hanya diselesaikan dengan bentuk-bentuk intruksi tetapi harus ad tindakan-tindakan tegas serta pelatihan pemahaman kepada setiap polisi. Jadi sudah harus dibuang jauh-jauh penyiksaan seperti ini walaupun membutuhkan waktu," katanya.

Kasus Penyiksaan Sarpan

Pada pemberitaan sebelumnya, Sarpan warga Medan ini ditahan 5 hari dan dipukuli dalam keadaan mata tertutup hingga disetrum. Padahal status tukang bangunan ini hanya sebagai saksi kasus pembunuhan terhadap kernetnya, Dodi Sumanto alias Dika. Dia baru dibebaskan setelah keluarga tetangganya berunjuk rasa menuntut pembebasannya.

Sementara dalam kasus pembunuhan Dodi, polisi telah menetapkan seorang tersangka, yakni, A (27). Motif peristiwa berdarah itu sakit hati karena tersangka kerap diejek korban.

Diketahui, Dodi yang sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan itu, mendatangi A. Keduanya terlibat pertengkaran, hingga A pukul kepalanya. Korban meninggal dunia di lokasi.

Saat ini, Polrestabes Medan menindaklanjuti laporan dugaan penganiayaan yang dialami Sarpan (57), saksi kasus pembunuhan, di Mapolsek Percut Sei Tuan. Enam personel yang bertugas di sana diperiksa, termasuk Kapolsek Otniel Siahaan dan Kanit Reskrim Luis Beltran.

"Laporan dari keluarganya bahwa yang bersangkutan disiksa personel Polri, Kapolseknya dan Kanitnya kita periksa. Ada enam (personel) yang kita periksa," kata Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko kepada wartawan saat di Mapolrestabes Medan, Kamis (9/7).

Riko mengatakan, laporan dari Sarpan masih diselidiki. Termasuk pengakuan awal tukang bangunan itu bahwa dia tidak dapat memastikan pelaku penganiayaannya.

"Komitmen kami kalau anggota kami salah akan kami proses. Tapi pengakuan saudara Sarpan sendiri kepada saya langsung selesai membuat laporan dia dianiaya oleh tersangka lain yang ada di Polsek tersebut," ucapnya.

Meski Sarpan berada di Mapolsek Percut Sei Tuan selama 5 hari, namun Riko menyatakan pria itu tidak ditahan. "Kalau ditahan belum ada SP Han-nya," sebut Riko.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tak Disangka Polisi, Pria Berambut Gondrong Berkumis Tebal Beruban ini Ternyata Seniornya Reserse
Tak Disangka Polisi, Pria Berambut Gondrong Berkumis Tebal Beruban ini Ternyata Seniornya Reserse

Rambut gondrong dan kumis tebal. Sekilas, mungkin tak ada yang percaya profesi dari pria ini adalah polisi.

Baca Selengkapnya
Polri Bersiap Tugas di IKN, Gunakan Teknologi Sesuai Konsep Wilayah
Polri Bersiap Tugas di IKN, Gunakan Teknologi Sesuai Konsep Wilayah

Kehadiran polisi yang bertugas dengan menyesuaikan perkembangan teknologi diyakini dapat memaksimalkan pelayanan masyarakat.

Baca Selengkapnya
Polisi Tabrak Dua Pemotor, Satu Pelajar SMP Tewas di Tempat
Polisi Tabrak Dua Pemotor, Satu Pelajar SMP Tewas di Tempat

Sampai saat ini pihak kepolisian masih mendalami kronologi kecelakaan tersebut.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
DPR dan Korlantas Ungkap Persiapan Terkini Menuju Arus Mudik Lebaran 2024
DPR dan Korlantas Ungkap Persiapan Terkini Menuju Arus Mudik Lebaran 2024

Korlantas menjelaskan persiapan mudik balik Lebaran 2024 mencapai 98 persen.

Baca Selengkapnya
Polisi Ditembak 11 Peluru Tetap Hidup Turun Gunung, Pembobol Rumah saat Tarawih Gasak Emas Ratusan Juta Diciduk
Polisi Ditembak 11 Peluru Tetap Hidup Turun Gunung, Pembobol Rumah saat Tarawih Gasak Emas Ratusan Juta Diciduk

Aiptu Zakaria terjun langsung mengamankan pelaku perampokan rumah di kawasan Tonjong, Desa Sukaragam, Serang Baru.

Baca Selengkapnya
Polisi Gagalkan Peredaran Narkoba Lewat Jasa Ekspedisi di Garut, Begini Modusnya
Polisi Gagalkan Peredaran Narkoba Lewat Jasa Ekspedisi di Garut, Begini Modusnya

Cara ini dilakukan diduga untuk menghindari kecurigaan polisi, dan melancarkan aksi penjualan barang ilegal tersebut.

Baca Selengkapnya
Korlantas Polri Tinjau Arus Lalin Jakarta-Merak Jelang Operasi Ketupat 2024, Ini Hasilnya
Korlantas Polri Tinjau Arus Lalin Jakarta-Merak Jelang Operasi Ketupat 2024, Ini Hasilnya

Operasi ketupat akan segera digelar Kepolisian jelang Lebaran 2024

Baca Selengkapnya
Polisi Kembangkan Kasus Pembakaran Pemukiman saat Iring-iringan Jenazah Lukas Enembe
Polisi Kembangkan Kasus Pembakaran Pemukiman saat Iring-iringan Jenazah Lukas Enembe

Polisi masih mencoba mencari pelaku lain dalam kasus pembakaran ini.

Baca Selengkapnya
Polisi Belum Kembalikan Berkas Perkara Firli, Begini Respons Kejati
Polisi Belum Kembalikan Berkas Perkara Firli, Begini Respons Kejati

Kejati DKI Jakarta memastikan tidak ada konsekuensi apapun, jika polisi belum selesai melengkapi petunjuk JPU meski melewati tenggat waktu.

Baca Selengkapnya