Doni Monardo Harap Buku KKN Tematik Bisa Jadi Catatan Sejarah Negara Menangani Wabah

Merdeka.com - Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo mengapresiasi seluruh pihak yang berpartisipasi dalam KKN Tematik. Ia juga mengapresiasi perguruan tinggi yang telah merampungkan buku KKN Tematik.

Menurutnya, buku KKN Tematik merupakan aset penting bangsa ini. Buku ini bisa menjadi catatan sejarah negara Indonesia dalam menangani suatu wabah.

"Seluruh peristiwa dalam upaya mempercepat penanganan Covid-19 perlu didokumentasikan, buku ini aset penting bagi generasi berikutnya," kata Doni dalam peluncuran buku 'KKN Tematik' disiarkan di youtube BNPB, Rabu (28/10).

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini mengatakan, buku KKN Tematik bisa menjadi pedoman generasi mendatang jika ada suatu wabah penyakit yang melanda Indonesia. Harapannya, wabah tersebut bisa diantisipasi lebih baik lagi.

Doni menyebutkan, catatan sejarah Flu Spanyol menjadi pedoman bangsa Indonesia dalam menangani wabah Covid-19 ini. Yang mana, pemerintah Kolonial Belanda saat itu menggunakan pendekatan kebudayaan dalam menanggulangi wabah tersebut.

"Seperti yang kita ketahui, tahun 1918-1919 terjadi wabah Flu Spanyol melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Berdasarkan catatan dan dokumen yang dikumpulkan tim Satgas Covid-19, banyak korban berjatuhan sampai 4 juta orang," ujar dia.

Doni menceritakan, saat itu wabah Flu Spanyol menyerang Pulau Jawa, Madura, dan Bali. Yang mana total jumlah penduduknya 35 juta orang dan 4 juta orang meninggal dunia. Sehingga, angka kematiannya mencapai 13,3 persen.

Doni menilai, angka tersebut persentasenya cukup tinggi. Hal itu disebabkan oleh salahnya langkah pemerintah Kolonial Belanda dalam menangani wabah tersebut.

"Awalnya, pemerintah Kolonial Belanda hanya menekankan pentingnya aspek penanganan medis saja, tapi ketika wabah mencapai puncak, rumah sakit penuh, tenaga medis terbatas. Sehingga strateginya diubah, yakni dengan pendekatan kebudayaan atau berbasis kearifan lokal," ujar dia.

Dia merincikan, saat itu pemerintah Kolonial belanda menggunakan aspek kebudayaan seperti pentas wayang dalam mengedukasi warga. Edukasi berupa pemahaman mengenai Flu Spanyol itu. Mulai dari cara mencegahnya hingga cara menanganinya bila sudah terinfeksi.

Seperti yang kita ketahui, masyarakat Indonesia sangat menyukai pagelaran wayang, sehingga cara tersebut berhasil mengubah perilaku warga Indonesia kala itu untuk mematuhi protokol kesehatan.

“Ternyata hal ini cukup efektif, semoga pengalaman yang pernah terjadi pada 100 tahun lalu, pendekatan kebudayaan bisa jadi ujung tombak mengatasi pandemi,” ujar Doni.

KKN Tematik ini juga diharapkan bisa menjadi momentum yang baik di masa pandemi ini. Doni menilai, para generasi memiliki cara berpikir dan bertindak yang sesuai dengan zamannya. Sehingga harapannya, bisa lebih mengerti dengan kondisi masyarakat saat ini.

Doni menaruh harapan besar kepada seluruh mahasiswa yang ia anggap sebagai agen perubahan. Ia berharap, para mahasiswa berhasil mengubah perilaku masyarakat menjadi masyarakat yang taat akan protokol kesehatan.

“92 tahun lalu, 28 oktober 1928 pemuda sudah mengikrarkan sumpahnya. Pada hari sumpah pemuda ini, kami mengajak mahasiswa untuk menggerakkan kembali semangat sumpah pemuda, bersatu lawan Covid-19. Pengalaman kalian bisa menjadi modal dalam memberikan solusi terbaik terhadap permasalahan di masyarakat,” ujarnya.

Dalam diskusi virtual itu, hadir pula Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim. Dia juga mengapresiasi peluncuran buku ‘KKN Tematik’. Dia berharap, buku tersebut bisa mengapresiasi anak muda di generasi selanjutnya.

“Praktek KKN Tematik tertuang dalam buku ini, diluncurkan di hari sumpah pemuda. Saya harap buku ini bisa menginspirasi generasi muda untuk memberikan bukti nyata bagi negara ini,” ujar Nadiem, Rabu (28/10).