Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dituduh buat gaduh, siswa SMP di Solo terima tinju guru matematika

Dituduh buat gaduh, siswa SMP di Solo terima tinju guru matematika Ilustrasi Penganiayaan. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - APP (16), siswa kelas VIII B SMP Negeri 27 Solo mendapatkan diduga kena bogem alias tinju dan tendangan guru matematika berinisial Ag. Tindakan itu diterima APP lantaran dianggap membuat gaduh.

Ayah APP, Sandi (59) melaporkan kejadian tindak aniaya itu ke Polresta Solo. Kejadian tindak kekerasan itu dialami APP pada Sabtu, 2 Februari 2016 lalu.

"Kasus yang menimpa anak saya terjadi pada Selasa, 2 Februari lalu sekitar pukul 08.00 WIB. Anaknya bersama satu siswa lainnya disuruh guru yang tengah mengajar untuk menukar kursi yang jebol," ujar Sandi, Rabu (10/2).

Dia menuturkan, penganiayaan berawal ketika putranya disuruh guru lain mengambil kursi. Lantaran dianggap membuat gaduh, Ag yang ketika tengah mengajar di dalam kelas langsung keluar memaki hingga memberi pukulan kepada APP.

"Anak saya kemudian mengambil kursi yang ada di luar. Setelah itu dipanggil dan dicegat guru Ag di depan kelas IX, tempat guru yang bersangkutan mengajar. Kebetulan, kedua ruang kelas yang ada di lantai dua ini lokasinya berdekatan," jelasnya.

Sandi menuturkan saat itu anaknya dipukul di bagian kepala, lalu ditendang di selangkangan. Setelah lari ke kelas, APP dipanggil Ag lagi dan ditendang di tubuh bagian belakang.

Selain dipukul, Sandi mengungkapkan, anaknya juga mendapat teror psikologis. Itu terjadi ketika para siswa di sekolah anaknya tengah melakukan kegiatan karyawisata.

Saat perjalanan dan di lokasi wisata, kata Sandi, anaknya diperlakukan berbeda oleh para guru.

"Anak saya tidak diajak berbicara oleh guru sebagaimana murid lainnya. Bahkan saat pelajaran kelas di hari selanjutnya ada guru lainnya yang menyindir-nyindir," katanya.

Dia menganggap pihak sekolah tidak memiliki itikad baik untuk menyelesaikan persoalan. Orangtua murid asal Kampung Gabutan RT 1 RW 9 Kelurahan Joyosuran, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo ini mengaku sebenarnya sudah ada mediasi untuk menyelesaikan persoalan ini.

Namun dirinya belum mencabut perkara karena perlakukan sekolah kepada anaknya belum mengenakkan. Bahkan anaknya juga sempat dituduh perkara lainnya oleh sekolah. Selama ini, perilaku anaknya di rumah sangat baik. Jika anaknya nakal, semestinya di rapor ada catatan.

"Akibat pukulan tersebut anak saya mengalami bengkak di muka dan dua hari kemudian telah mengempis. Ia masih merasa pusing di kepala," terangnya.

Kasubag Humas Polresta Solo AKP Yuliantara mengatakan pihaknya berjanji akan menangani kasus tersebut. "Kasus ini masih dalam penanganan kami. Setiap laporan yang masuk tentu akan kami tindaklanjuti sesuai prosedur yang berlaku," tegasnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Sekolah SMPN 27 Solo Paryanto mengemukakan, tindakan guru di sekolahnya hanya sebatas teguran dan peringatan. Pasalnya siswa tersebut membuat gaduh saat jam pelajaran.

"Ini hanya sebatas teguran, dia membuat gaduh. Tidak ada penganiayaan. Dari catatan sekolah, orangtua siswa sudah dua kali kami panggil karena anaknya melanggar tata tertib," terang Paryanto membantah.

(mdk/ang)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pelajar SMP di Semarang Ditemukan Tewas Gantung Diri dengan Tali Pramuka

Pelajar SMP di Semarang Ditemukan Tewas Gantung Diri dengan Tali Pramuka

Dari hasil pemeriksaan dokter Puskesmas bocah itu diperkirakan meninggal dunia tengah malam

Baca Selengkapnya
Ibu Pembunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Bilang ke Suami ‘Sebentar Lagi Kiamat’

Ibu Pembunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Bilang ke Suami ‘Sebentar Lagi Kiamat’

Suami tidak pernah membawa istri berobat karena hanya menganggap mengalami gangguan pikiran sesaat.

Baca Selengkapnya
Jatuh Bangun Sering Diremehkan, Pria Ini Kini Sukses Budidaya Belut dan Miliki 200 Kolam

Jatuh Bangun Sering Diremehkan, Pria Ini Kini Sukses Budidaya Belut dan Miliki 200 Kolam

Seorang pembudidaya belut mampu kembangkan hingga 200 kolam meski sempat diremehkan hingga merugi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kisah Siswa Kelas 5 SD di Palembang Jualan Keripik demi Hidupi 3 Adik dan Nenek

Kisah Siswa Kelas 5 SD di Palembang Jualan Keripik demi Hidupi 3 Adik dan Nenek

Tanggung jawab itu dipikul Iki setelah ibunya sakit lalu meninggal dan ayahnya minggat dua tahun lalu.

Baca Selengkapnya
Sempat Putus Sekolah hingga Berjualan Rokok dan Koran, Mantan Panglima ABRI Ini Terkenal Jujur Bersahaja

Sempat Putus Sekolah hingga Berjualan Rokok dan Koran, Mantan Panglima ABRI Ini Terkenal Jujur Bersahaja

Sosoknya bukan orang ambisius yang menghalalkan segala cara demi mendapat jabatan

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Dramatis Penyelamatan Siswi SMP di Lampung Disekap dan Diperkosa 10 Remaja

Detik-Detik Dramatis Penyelamatan Siswi SMP di Lampung Disekap dan Diperkosa 10 Remaja

Seorang siswi SMP di Lampung inisial NA, disekap dan diperkosa secara bergilir oleh 10 pria selama tiga hari.

Baca Selengkapnya
Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat

Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat

Namanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda

Baca Selengkapnya
Istrinya Meninggal Sebelum Dikukuhkan, Ini Momen Haru Pengukuhan Guru Besar Pasangan Suami Istri di UMM

Istrinya Meninggal Sebelum Dikukuhkan, Ini Momen Haru Pengukuhan Guru Besar Pasangan Suami Istri di UMM

Istrinya meninggal 3 minggu sebelum dikukuhkan, ini momen haru pengukuhan guru besar pasangan suami istri di UMM.

Baca Selengkapnya
Guru di Kupang Dituduh Cabuli 4 Siswa dalam Kelas dan Perpustakaan 3 Hari Berturut-turut

Guru di Kupang Dituduh Cabuli 4 Siswa dalam Kelas dan Perpustakaan 3 Hari Berturut-turut

Seorang guru SD swasta di Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, NTT, DOS (56) dilaporkan ke Polres Kupang, karena diduga mencabuli empat siswanya.

Baca Selengkapnya