Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Diplomasi Agus Salim di negara-negara Arab bikin Belanda pusing

Diplomasi Agus Salim di negara-negara Arab bikin Belanda pusing Haji Agus Salim. ©2014 Merdeka.com/repro buku Seratus Tahun Haji Agus Salim

Merdeka.com - Setelah Indonesia merdeka pada 1945, masih ada pekerjaan rumah yang belum selesai. Banyak negara-negara yang belum mengakui kemerdekaan Indonesia.

Dan inilah yang menjadi tugas berat bagi Haji Agus Salim. Saat itu Agus Salim masih menjadi Wakil Menteri Luar Negeri. Haji Agus Salim mendapatkan tugas menyampaikan kepada dunia tentang kemerdekaan Indonesia.

Pada tahun 1947, Haji Agus Salim dan rombongan terbang ke Mesir.  Delegasi berangkat pada tanggal 16 maret 1947 ke Bombay. Setelah mengadakan persiapan di Bombay, kemudian meneruskan perjalanan ke Mesir.

Haji Agus Salim didaulat sebagai ketua tim. Saat itu Agus Salim bersama Rasjidi sebagai sekretaris bendahara, serta tiga orang anggota; Nazir St Pamoentjak, Abdul Kadir dan AR Baswedan. Dipilihnya Agus Salim karena dinilai sebagai seorang pemimpin Islam yang cerdas. Ia mahir berpidato dalam bahasa Belanda, Inggris, Prancis, Jerman dan Belanda.

Di Mesir, pidato-pidato Agus Salim memikat rakyat dan pemerintah Mesir. Pidato Agus Salim dibumbui dengan gaya humor yang menarik.

Kedatangan Haji Agus Salim dan rombongan ternyata tercium oleh pemerintah Belanda. Dengan berbagai cara kemudian Belanda mengutus bekas Dutanya di Arab Saudi, Adrians untuk menggagalkan usaha delegasi Indonesia.

Meski Liga Arab dan Mesir tahu bahwa perjanjian Linggarjati hanya mengakui Indonesia sebagai bagian dari  Indonesia Serikat bentukan Belanda dengan mengikutsertakan  kepulauan-kepulauan lainnya, Mesir punya sikap sendiri. Mesir akhirnya memutuskan untuk mengakui Indonesia sebagai negara merdeka dan berdaulat penuh. Indonesia berhak mengadakan hubungan diplomatik dengan Mesir.

Perjanjian tersebut ditandatangani di Kementerian Luar Negeri Mesir pada 10 Juni 1947. Pihak Indonesia diwakili Haji Agus Salim, waktu itu sebagai wakil menteri luar negeri dan  Mahmoed Fahmi al Nokrasyi sebagai Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Mesir.

Rupanya, dukungan Mesir itu langsung membuat harapan Belanda membentuk Indonesia Serikat pupus. Setelah pengakuan Mesir, negara-negara Arab lainnya langsung menunjukkan sokongannya kepada Indonesia. Kemudian delegasi Indonesia berkunjung ke Lebanon pada 29 Juni 1947. Di sana Lebanon juga mendukung pemerintah Indonesia. Tidak hanya Lebanon, seiring berjalannya waktu akhir tahun 1947 Arab Saudi juga mendukung kemerdekaan Indonesia.

Itulah sebagian cerita tentang sosok Agus Salim dalam berdiplomasi dengan negara asing. Semoga di masa kini muncul diplomat-diplomat seperti Agus Salim yang bertarung dan berjuang sekuat tenaga demi Indonesia.

(mdk/has)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menilik Asal-Usul Kota Sabang, Pernah Jadi Jalur Perdagangan Penting setelah Pembukaan Terusan Suez

Menilik Asal-Usul Kota Sabang, Pernah Jadi Jalur Perdagangan Penting setelah Pembukaan Terusan Suez

Dulu saat pedagang Arab berlayar hingga ke Pulau Weh, mereka menamakan Sabang dengan kata 'Shabag' yang berarti gunung meletus.

Baca Selengkapnya
Mohammad Nazir Datuk Pamoentjak, Diplomat Asal Solok yang Perjuangkan Kemerdekaan dari Luar Negeri hingga Dipenjara

Mohammad Nazir Datuk Pamoentjak, Diplomat Asal Solok yang Perjuangkan Kemerdekaan dari Luar Negeri hingga Dipenjara

Berprofesi sebagai diplomat dan menjadi utusan Jong Sumatranen Bond ini turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari luar negeri bersama tokoh lainnya.

Baca Selengkapnya
Saudi Tegaskan Mustahil Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Kemerdekaan Palestina dan Agresi di Gaza Dihentikan

Saudi Tegaskan Mustahil Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Kemerdekaan Palestina dan Agresi di Gaza Dihentikan

Saudi Tegaskan, "Tidak Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Kemerdekaan Palestina dan Agresi di Gaza Dihentikan"

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenang Chatib Sulaiman, Tokoh Perjuangan Kemerdekaan yang Namanya Bak Terlupakan

Mengenang Chatib Sulaiman, Tokoh Perjuangan Kemerdekaan yang Namanya Bak Terlupakan

Tokoh perjuangan kemerdekaan asal Tanah Datar ini mulai dilupakan, bahkan namanya sendiri sudah diajukan sebagai pahlawan nasional sejak lama

Baca Selengkapnya
Kisah Albertus Soegijapranata, Uskup Agung Pribumi yang Meyakinkan Vatikan untuk Akui Kemerdekaan RI

Kisah Albertus Soegijapranata, Uskup Agung Pribumi yang Meyakinkan Vatikan untuk Akui Kemerdekaan RI

Sosok Albertus Soegijapranata pernah berdiplomasi dengan Vatikan untuk mengakui kemerdekaan Indonesia

Baca Selengkapnya
Sempat Diremehkan Calon Ibu Mertua Lantaran Dulunya Santri, Perempuan Ini Buktikan Diri Jadi Abdi Negara

Sempat Diremehkan Calon Ibu Mertua Lantaran Dulunya Santri, Perempuan Ini Buktikan Diri Jadi Abdi Negara

Perempuan ini membagikan kisah pahit asmaranya di masa lalu yang diremehkan ibu dari kekasihnya.

Baca Selengkapnya
Sosok Albert Manumpak Sipahutar, Jurnalis di Balik Berdirinya Kantor Berita Antara

Sosok Albert Manumpak Sipahutar, Jurnalis di Balik Berdirinya Kantor Berita Antara

Lahir di Tarutung, Tapanuli, Sumatra Utara pada 26 Agustus 1914, Albert sudah menekuni dunia jurnalistik sejak usianya menginjak remaja.

Baca Selengkapnya
Sosok Nyi Mas Gamparan, Panglima Muslimah Asal Serang yang Tolak Keberadaan Belanda di Banten

Sosok Nyi Mas Gamparan, Panglima Muslimah Asal Serang yang Tolak Keberadaan Belanda di Banten

Wanita ini memimpin 30 perempuan dalam pertempuran melawan Belanda.

Baca Selengkapnya
Penampakan Tembok Perbatasan Mesir dengan Gaza, Sungguh Sadis Benar-benar Jadikan Penjara Terbesar di Dunia

Penampakan Tembok Perbatasan Mesir dengan Gaza, Sungguh Sadis Benar-benar Jadikan Penjara Terbesar di Dunia

Sebuah tembok tinggi berdiri sebagai pembatas antara wilayah Mesir di Rafah dengan Gaza.

Baca Selengkapnya