Dinkes Jabar: Kalau Tidak Hati-Hati, Kasus Covid-19 Bisa Naik di Februari
Merdeka.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mewaspadai potensi penyebaran virus Covid-19 varian Omicron. Jika salah antisipasi, maka akan terjadi peningkatan kasus di Februari.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat, Nina Susana Dewi mengimbau, semua masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan secara disiplin.
"Kalau tidak hati-hati, kasus Covid-19 pada bulan Februari bisa naik. Tapi penularan bisa tertahan atau landai jika kita bersama-sama meningkatkan prokes," kata dia melalui siaran pers yang diterima, Kamis (13/1).
Di sisi lain, ia memastikan bahwa 14 warga Jabar yang terkonfirmasi positif Covid-19 varian Omicron ditangani secara maksimal. 10 orang melakukan isolasi di Wisma Atlet, Jakarta, sedangkan 4 warga lainnya menjalani perawatan di RSUD Al-Ihsan.
"Semua sudah di-tracing termasuk yang pernah kontak erat. Alhamdulillah semua negatif," ujarnya.
Disinggung mengenai langkah antisipatif dalam penyebaran Omicron, salah satu langkah adalah memastikan kesiapan fasilitas layanan kesehatan, penguatan testing, tracing dan treatment (3T) intens dilakukan di tingkat puskesmas.
Secara praktik, penanganan varian Omicron sama dengan penanganan Covid-19 varian lainnya. Pengalaman penanganan gelombang dua pada pertengahan tahun lalu akan menjadi rujukan.
Hal itu mulai dari penyiapan tempat isolasi di level desa, kabupaten/kota, dan provinsi, gencar melakukan tes Covid-19 dan telusur kontak erat, sampai kesiapan obat-obatan dan Alat Pelindung Diri (APD).
"Termasuk vaksinasi Covid-19. Sampai saat ini, cakupan vaksinasi sudah 78-80 persen dari target. Jadi masih ada 20 persen yang kita lakukan vaksinasi," ucap Nina.
Namun, apabila skenario terburuk terjadi, yakni penularan meningkat, maka aktivasi puskesmas ditingkatkan melakukan tes dan telusur sebagai upaya mendeteksi dini.
Lalu, penguatan rumah sakit. Selain tempat tidur untuk penanganan pasien Covid-19, ketersediaan oksigen, APD, dan obat-obat akan disiapkan dengan sebaik-baiknya.
"Kami sudah mempunyai data dari gelombang kedua, mana saja rumah sakit yang bisa meningkatkan kapasitas tempat tidurnya sampai 40 persen dari total tempat tidur. Semua sudah ada datanya dan akan kami sampaikan kembali bila ada peningkatan kasus," ucap Nina.
"Kami dari provinsi sudah menyiapkan obat-obatan dan APD. Bagi kabupaten/kota yang memerlukan APD, dapat mengirimkan surat kepada kami," imbuhnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaZubairi menyebut, EG.5 merupakan varian baru Covid-19 yang berkaitan erat dengan subvarian Omicron XBB.
Baca Selengkapnya