Dimakzulkan DPRD Jember, Faida Sebut Tidak Semudah itu Menurunkan Bupati
Merdeka.com - Bupati Jember Faida akhirnya buka suara, merespons pemakzulan dirinya yang dilakukan DPRD. Dalam pengajian rutin malam di rumah dinasnya, Pendopo Wahyawibawagraha, bupati perempuan pertama di Jember ini menyinggung beberapa hal terkait Hak Menyatakan Pendapat (HMP) yang merupakan proses pemakzulan atau pemberhentian terhadap dirinya.
"Saya juga ucapkan terima kasih kepada bapak ibu pendukung saya yang tidak hadir ke DPRD kemarin. Mendukung saya, tidak harus datang ke sana," ujar Faida yang disambut tepuk tangan jemaah, Kamis (23/7) kemarin.
Faida membantah menolak hadir memenuhi rapat paripurna DPRD Jember pada Rabu kemarin. Menurutnya, ia tidak hadir karena mematuhi protokol pencegahan Covid-19, yakni untuk menghindari kerumunan massa.
Karena itu, Faida menilai DPRD Jember seharusnya menggelar rapat paripurna cukup secara daring. Faida juga memilih tidak hadir langsung ke DPRD Jember demi menghindari bentrok antara massa pendukung dengan massa kontra dirinya.
"Tidak benar saya tidak mau hadir. Saya bersedia hadir, tetapi dalam situasi covid ini, saya memilih daring," ujar alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini.
Faida juga menilai, persoalan-persoalan yang dinilai DPRD Jember sebagai pelanggaran jabatan oleh dirinya selaku bupati, sudah selesai dia perbaiki. Namun ia mempersilakan jika DPRD Jember masih bersikukuh melanjutkan HMP dengan mengirimkannya ke Mahkamah Agung (MA).
"(Perbaikan) itu masih berjalan. Tapi kalau dewan memaksakan menggunakan HMP, kami persilakan. Karena ada mekanismenya," ujar Faida.
Lebih lanjut, Faida menegaskan pemerintahan di Jember masih berjalan secara normal. Faida meyakini, masih ada sejumlah tahap yang harus dilewati sebelum akhirnya DPRD Jember berhasil memberhentikan dirinya.
"Tidak semudah itu menurunkan bupati karena kami ini mendapat amanah dari rakyat. Jadi kita ikut saja mekanismenya," pungkas Faida.
Dalam pengajian tersebut, Faida mengundang ratusan warga dari berbagai penjuru Jember. Protokol kesehatan seperti jaga jarak, masker dan hand sanitizer diterapkan di dalam acara pengajian tersebut.
Dalam sambutannya kepada jemaah, Faida menyebut sebenarnya pengajian tersebut ingin ia alihkan secara daring. "Tetapi masih banyak jemaah yang hadir ke sini, ya sudah," ujar Faida.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
DPC PDIP Jember telah membentuk Tim Penjaringan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Jember Tahun 2024.
Baca SelengkapnyaHendra menyebut, proses penjaringan akan berlangsung secara berjenjang.
Baca SelengkapnyaBupati Ipuk Fiestiandani mengajak seluruh warga turut berperan dalam pencegahan DBD.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hasto menyebut kepala daerah PDIP ditekan Kapolda Jatim agar tak fokus mendukung Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Baleg DPR RI mengatakan Jakarta telah kehilangan status sebagai Daerah Khusus Ibukota (DKI) sejak 15 Februari 2024 lalu
Baca SelengkapnyaPDIP juga meminta isu pemakzulan terhadap Jokowi ini bisa segera direspons agar tak menimbulkan gerakan yang lebih besar lagi.
Baca SelengkapnyaPencoblosan Pemilu 2024 dilakukan pada Rabu, 14 Februari kemarin.
Baca SelengkapnyaIsnawa mengatakan, BPBD DKI Jakarta telah mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah.
Baca SelengkapnyaDwi menjelaskan selama proses pengusutan kasus ini juga telah dilakukan tahapan pengawasan.
Baca Selengkapnya