Dianiaya, balita 17 bulan di Sukabumi akhirnya tewas
Merdeka.com - Jajaran Polres Sukabumi Kota, Jawa Barat memburu pelaku pembunuhan terhadap balita bernisial SJ yang baru berusia 17 bulan warga Kampung Cisaruagirang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Polisi pun menyelidiki kasus pembunuhan balita ini yang diduga dibunuh.
"Kami masih melakukan penyelidikan terhadap kasus dugaan pembunuhan seorang balita ini, serta sudah melakukan olah TKP di rumah kontrakan yang didiami korban bersama ibunya FT (20)," kata Kepala Bagian Operasi Polres Sukabumi Kota, Kompol Sulaeman Salim di Sukabumi, Rabu (27/1).
Informasi yang dihimpun dari pihak kepolisian, kasus pembunuhan ini terungkap setelah adanya laporan bahwa ada balita yang dirawat di RSUD R Syamsudin SH Kota karena tubuhnya terdapat banyak luka. Namun nahas karena luka yang dideritanya parah, balita perempuan yang tinggal bersama orang tuanya di Desa Warnasari, Kecamatan/Kabupaten Sukabumi pun menghembuskan nafas terakhirnya.
Jasad korban ditemukan beberapa luka lebam seperti di dada, dahi, kepala, perut, bahkan hampir diseluruh tubuhnya. Bahkan korban pun dianiaya tidak hanya dengan tangan kosong saja, tetapi menggunakan benda tumpul.
Dari hasil olah TKP di rumah kontrakan yang didiami anak dan ibu ini, ditemukan benda-benda mencurigakan yang diduga digunakan oleh si pelaku untuk menyiksa balita malang ini. Selain itu, anggota Unit Perlindungan Perempuan Anak (PPA) Polres Sukabumi Kota sudah memeriksa beberapa orang saksi termasuk ayah dari SJ yakni SA (18) untuk mengungkap kasus ini.
Namun polisi hingga saat ini belum menetapkan tersangka, tapi polisi menduga pembunuhan ini dilakukan oleh orang terdekat.
"Kami juga masih mencari ibu kandung korban FT yang belum diketahui keberadaannya hingga saat ini," tambahnya seperti dikutip Antara.
Di sisi lain, Sulaeman mengatakan sejak bayi korban dititipkan orang tuanya ke pamannya (kakak kandung FT), namun pada usia 14 bulan SJ dibawa oleh ibunya untuk tinggal di rumah kontrakan.
Lebih lanjut, informasinya status pernikahan FT dan SA hanya siri atau tidak tercatat di Kantor Urusan Agama (KUA). "Intinya kami tidak ingin menduga-duga siapa pelaku pembunuhan ini dan yang pasti petugas di lapangan sudah mengetahui identitasnya," katanya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
balita itu meninggal karena mengalami gegar otak berat pascapenganiayaan.
Baca SelengkapnyaMahasiswa tingkat pertama yang meninggal diduga dianiaya senior itu bakal diberangkatkan ke kampung halamannya pada Minggu (5/5) besok.
Baca SelengkapnyaKetika kebakaran kedua balita malang tersebut sedang tertidur dengan kondisi rumah dikunci dari luar
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hingga kini, kepolisian masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut kaitan dengan kejadian itu.
Baca SelengkapnyaKembalinya SYL diperiksa, diketahui merupakan lanjutan dari pemeriksaan yang sudah dilakukan penyidik pada Kamis (11/1) kemarin.
Baca SelengkapnyaPeristiwa memilukan itu terjadi minggu petang sekitar pukul 18.30 WIB.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga dan rekan-rekannya berusaha menolong, namun sia-sia sehingga dilaporkan ke Basarnas Kupang.
Baca SelengkapnyaPolisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca SelengkapnyaMeski hanya diurus sang ayah, bocah tersebut terlihat terawat.
Baca Selengkapnya