Di sidang, siswa SMA 3 bersitegang dengan keluarga korban
Merdeka.com - Sidang vonis empat siswa SMA 3 Setiabudi, Jakarta, dalam kasus kekerasan ospek pecinta alam yang mengakibatkan dua siswa SMA 3 Jakarta, Arfiand Caesar Al Irhami dan Padian Prawiryodirja meninggal dunia berujung ricuh. Kericuhan bermula saat siswa SMA 3 yang hadir mendengar keempat terdakwa divonis 1 tahun 6 bulan penjara dan masa percobaan 2 tahun.
"Bebas-bebas," teriak puluhan siswa SMA 3 di Pengadilan Jakarta Selatan, Selasa (26/8).
Mendengar teriakan itu, keluarga korban yang mengenakan pakaian hitam bertuliskan 'Stop Bullying' terlibat aksi saling dorong dengan siswa SMA 3 tersebut. Tidak lama kemudian, keluarga korban langsung meninggalkan ruangan PN Jakarta Selatan.
"Gw tunggu lo di depan," teriak pria yang berpakaian hitam sembari menunjuk.
Wartawan televisi yang hendak meliput ikut terpancing emosi terhadap siswa SMA 3. Sempat terjadi ketegangan dan hampir adu jotos.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kejadian itu sendiri bermula saat jam kosong pelajaran pada Senin (9/1) lalu.
Baca SelengkapnyaMayat Kaki dan Tangannya Terikat Ternyata Siswa SMP
Baca SelengkapnyaMeski kerap di-bully oleh temannya karena tak mau bolos sekolah, pria ini ungkap alasannya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tanggung jawab itu dipikul Iki setelah ibunya sakit lalu meninggal dan ayahnya minggat dua tahun lalu.
Baca SelengkapnyaKorban tewas yakni WL (35), SW (34), VD (12), RJ (15) dan ZA (3). Kelimanya luka di bagian kepala.
Baca SelengkapnyaPembunuhan terhadap Iwan Sutrisman Telaumbanua (21) memberi luka mendalam kepada keluarga korban.
Baca SelengkapnyaKesetiaan sang istri mendampingi pria ini tak luput dari sorotan warganet.
Baca SelengkapnyaKorban HR merupakan pedagang ponsel keliling. Dia tinggal bersama tiga korban lain, yakni ibunya dan dua anaknya sejak bercerai dengan istrinya dua tahun lalu.
Baca SelengkapnyaKisah cinta siswi dan kepala sekolah yang berakhir di pelaminan mencuri perhatian warganet.
Baca Selengkapnya