Deputi KSP ingatkan anak muda bahaya paham radikalisme
Merdeka.com - Deputi IV Kantor Staf Presiden (KSP) Eko Sulistyo mengimbau masyarakat untuk peduli dan sadar terhadap lingkungan sekitar dari ancaman terorisme. Ruang gerak terorisme bisa dibatasi dan dieliminir antara lain dengan dukungan masyarakat tidak hanya pemerintah dan aparat keamanan.
Masyarakat yang aktif membaur satu sama lain, dapat mendeteksi dan mengetahui kegiatan setiap individu dalam suatu kelompok masyarakat. Hal ini pada gilirannya dapat mengantisipasi kemungkinan terjadinya atau menyebarnya paham-paham radikalisme yang berujung terorisme di tengah masyarakat.
"Terorisme tidak mengenal agama. Aksi-aksi mereka telah merenggut banyak korban. Korban terorisme itu adalah orang-orang yang tidak bersalah. Film ini sangat baik menggambarkan realitas mereka yang jadi korban kebiadaban aksi terorisme. Kita semua bisa berperan untuk mencegah," kata Eko disela-sela nonton bareng Film 22 menit di Bioskop XXI Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Selasa (31/7). Disampaikan dalam siaran pers.
Nobar yang diinisiasi relawan Arus Bawah Jokowi ini diikuti pelajar, mahasiswa, kelompok masyarakat dan pimpinan relawan Jokowi seperti Muhammad Yamin dan M. Umbas juga dihadiri perwakilan dari Mabes Polri. Sedikitnya 200-an peserta nobar memenuhi ruangan bioskop, hingga pada saat nobar berlangsung tidak mendapatkan kursi tempat duduk.
Disampaikan Eko, banyak anggota masyarakat terutama dari kalangan anak muda yang awalnya tidak mengerti apa-apa namun terkontaminasi oleh paham-paham radikal. Kepedulian terhadap lingkungan diharapkan dapat mengantisipasi menyebarnya paham dimaksud.
Disinggung pula bahwa tindak kejahatan terorisme tidak ada kaitannya dengan agama tertentu. Sebab dalam agama apapun tidak ada yang mengajarkan pemeluknya untuk melakukan kejahatan teror. Hal itu harus dipahami bersama agar tidak ada saling tuduh antar sesama pemeluk agama.
"Penangkapan teroris yang dilakukan Polri menunjukkan bahwa ancaman ini masih ada. Mari, bersama menumbuhkan di seluruh kalangan masyarakat bahwa kita harus terus waspada dan tidak beri ruang tumbuhnya paham radikal," ujar Eko Sulistyo.
Sekjen DPP Arus Bawah Jokowi, Umar Maya Ibnu Fajar, mengajak para pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum untuk bersama-sama menjadi agen perubahan yang pro aktif dalam menyikapi ancaman dan bahaya terorisme.
Dimulai dari hal-hal kecil, misalnya mengingatkan satu sama lain ketika menerima informasi mengenai ideologi radikalisme.
"Banyak dari anak-anak muda kita yang rentan disusupi paham-paham radikal. Ancaman-ancaman itu ada di depan mata. Semua harus bergandengan tangan menangkalnya," pesannya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.
Baca SelengkapnyaSL adalah warga Tangerang. Tetapi dua tahun terakhir tinggal di rumah meretuanya.
Baca SelengkapnyaPancasila menjadi penting dibumikan khususnya bagi para generasi muda guna mencegah intoleransi
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Aksi terorisme memberi dampak buruk, maka setiap 21 Agustus ditetapkan Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme
Baca SelengkapnyaKorban ditarik ke depan pintu, lalu dicaci maki, dianiaya di depan anak dan istrinya
Baca SelengkapnyaAtikoh berasal dari keluarga yang tumbuh di lingkungan pesantren sederhana.
Baca SelengkapnyaTim Densus 88 Antiteror Polri menangkap DE (28) di Bekasi, Senin (14/8). Tersangka tindak pidana terorisme ini merupakan karyawan BUMN.
Baca SelengkapnyaPerbuatan cabul dilakukan oknum polisi hingga berulang-ulang. Dari korban masih duduk di bangku sekolah dasar hingga ia menginjak kelas 9 SMP
Baca SelengkapnyaBegini duduk perkara kejadian versi korban. pelaku memanggil korban ke ruangannya
Baca Selengkapnya