Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dedi Mulyadi punya cetak biru penyelesaian masalah di Sungai Citarum

Dedi Mulyadi punya cetak biru penyelesaian masalah di Sungai Citarum Dedi Mulyadi. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memiliki cetak biru penyelesaian masalah di Sungai Citarum. Masalah yang sejak lama dikeluhkan warga di sekitar bantaran sungai terpanjang di Jawa Barat itu terdiri dari dua hal pokok.

Dua masalah pokok ini disampaikan oleh Engkin (50), salah seorang warga yang tinggal di sekitar Sungai Citarum. Tepatnya, di Desa Dayeuh Kolot, Kecamatan Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung.

Engkin mengatakan banjir kerap melanda daerah tempat dia tinggal terutama saat musim hujan. Menurut Engkin, banjir hanya merupakan akibat dari pendangkalan Sungai Citarum. Dia mengindentifikasi banjir dan pendangkalan yang disebabkan oleh sampah menjadi dua masalah utama yang harus segera diselesaikan.

"Parahnya bisa sampai atap rumah kami kalau banjir. Saya berharap Kang Dedi bisa memberikan solusi atas banjir ini. Soalnya rutin, setiap musim hujan pasti kena. Aliran sungainya juga sudah dangkal, harus dikeruk,: katanya.

Keluhan Engkin ditanggapi langsung oleh Dedi Mulyadi. Dia mengungkapkan solusi berupa cetak biru penyelesaian masalah Sungai Citarum. Menurut mantan Bupati Purwakarta tersebut, sampah di Sungai Citarum dapat dibersihkan melalui sistem pemberdayaan lingkungan.

Secara teknis, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dapat membentuk tim khusus yang berasal dari petugas linmas desa dan petugas kebersihan. Tim yang beranggotakan unsur gabungan ini diserahi tugas per sekian kilometer dan bertanggung jawab terhadap pembersihan sampah.

"Harus ada tim pembersih yang setiap hari berkonsentrasi, kita bisa sediakan pos khusus bahkan rumah dinas untuk petugas. Praktiknya, bisa linmas desa setempat bergabung dengan petugas kebersihan," ungkap Dedi.

Proyeksi jangka panjang berupa penghijauan kawasan bantaran sungai bakal dilaksanakan pria yang lekat dengan iket Sunda itu. Jenis pohon yang ditanam pun harus memiliki kriteria tertentu. Di antaranya, berakar keras dan berbatang keras agar mampu menahan pergerakan tanah.

"Kalau sudah tumbuh tidak boleh ditebang. Apalagi dijadikan bahan bangunan, bahaya itu," ujarnya.

Selain wilayah bantaran sungai, daerah di dalam kawasan pemukiman pun turut menjadi perhatian Dedi Mulyadi. Dedi mengungkapkan, drainase yang berada di tengah pemukiman harus diperlebar. Kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan menjadi variabel penunjang yang tidak kalah penting.

"Ini butuh kesadaran bersama untuk menjaga lingkungan. Drainase kita perlebar itu untuk aliran air, bukan untuk tempat membuang sampah," katanya.

Selain konsepsi di atas, Dedi Mulyadi juga memiliki gagasan tentang desain perkampungan untuk daerah bantaran sungai. Menurutnya, perkampungan tersebut harus berisi rumah-rumah dengan desain arsitektur 'julang ngapak'. Jenis rumahnya pun harus rumah panggung yang memiliki ketinggian memadai dari atas tanah.

Jenis rumah seperti ini menurut Dedi Mulyadi memiliki nilai manfaat strategis. Selain tahan gempa, rumah panggung juga tidak akan terkena dampak kerusakan saat banjir melanda.

Desain arsitektur berkarakter 'julang ngapak' juga telah sukses bertahan selama ratusan tahun di Kampung Naga, Tasikmalaya dan Kampung Kanekes, Banten.

"Rumahnya harus ditinggikan dan terletak agak jauh dari bantaran sungai. Arsitekturnya julang ngapak, rumah panggung dan pakai ijuk. Kalau banjir datang, tidak akan sampai merendam rumah," katanya.

Rumah milik pasangan Hardiyono (56) dan Entin (52) mendapat kehormatan untuk menjadi percontohan pembangunan rumah panggung. Berdasarkan pantauan, rumah tersebut sudah hampir roboh karena habis dimakan rayap. Tiang rumah tersebut pun terbuat dari bambu sehingga berada dalam kondisi beresiko.

Dedi Mulyadi bersama warga sekitar bergotong royong membongkar rumah yang dihuni oleh 7 orang tersebut. Rumah yang berdiri di bantaran Sungai Citarum itu akan segera disulap menjadi rumah panggung tahan banjir.

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Seharian Diguyur Hujan Deras, Sejumlah Wilayah di Bandung dan Lembang Kebanjiran
Seharian Diguyur Hujan Deras, Sejumlah Wilayah di Bandung dan Lembang Kebanjiran

Hujan deras mengguyur sejak siang. Intensitasnya meningkat pada sore hari hingga menjelang petang.

Baca Selengkapnya
Melihat Desa Petani Unik di Jepang, Alamnya Cantik & Ladang Tertata Rapi
Melihat Desa Petani Unik di Jepang, Alamnya Cantik & Ladang Tertata Rapi

Banyak warga lokalnya menggunakan ladang untuk dijadikan sebagai lahan menanam sayur-sayuran.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang
Detik-Detik Eks Casis Bintara Iwan Dihabisi Serda Adan, Korban Dicekik, Ditusuk Lalu Dibuang ke Jurang

Polisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menjelajahi Sungai hingga Alam Liar di Pulau Dongeng Depok, Letaknya di Dalam Mal
Menjelajahi Sungai hingga Alam Liar di Pulau Dongeng Depok, Letaknya di Dalam Mal

Pulau dongeng di Depok bikin liburan keluarga akhir tahun makin seru dan ceria

Baca Selengkapnya
Bak Lautan, Potret 11 Kecamatan di Kabupaten Demak Terendam Banjir Karena 6 Tanggul Jeboh Usai Hujan Deras
Bak Lautan, Potret 11 Kecamatan di Kabupaten Demak Terendam Banjir Karena 6 Tanggul Jeboh Usai Hujan Deras

Sebanyak 93.149 jiwa terdampak dan 22.725 jiwa di antaranya mengungsi.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Penyelamatan Dramatis Pemuda Terperosok ke Sumur 19 Meter
Detik-Detik Penyelamatan Dramatis Pemuda Terperosok ke Sumur 19 Meter

Pihak keluarga dan rekan-rekannya berusaha menolong, namun sia-sia sehingga dilaporkan ke Basarnas Kupang.

Baca Selengkapnya
22 Desember 1948: Sjafruddin Prawiranegara Mendirikan Pemerintahan Darurat RI di Sumatra Barat
22 Desember 1948: Sjafruddin Prawiranegara Mendirikan Pemerintahan Darurat RI di Sumatra Barat

Berawal dari Agresi Militer Belanda Kedua pada 19 Desember 1948, PDRI pun didirikan di Sumbar.

Baca Selengkapnya
Cak Imin: Ada Teman Bilang Kita Tidak Perlu Pilkada Lagi Kalau Pelaksanaannya Ancam Kepala Desa
Cak Imin: Ada Teman Bilang Kita Tidak Perlu Pilkada Lagi Kalau Pelaksanaannya Ancam Kepala Desa

Muhaimin atau Cak Imin pada siang harinya juga mencuitkan soal slepet.

Baca Selengkapnya
Bocah di Jakarta Utara 'Disunat Jin' Usai Kencing di Kali, Ternyata Ini yang Terjadi
Bocah di Jakarta Utara 'Disunat Jin' Usai Kencing di Kali, Ternyata Ini yang Terjadi

Dilansir dari Liputan6, ocah 6 tahun, AJ disunat jin yang memicu perhatian warga Mereka berbondong-bondong ke rumah AJ, . Simak kronologi selengkapnya!

Baca Selengkapnya