Cerita Warung Terapung di Tepian Sungai Kapuas
Merdeka.com - Sungai Kapuas merupakan sungai terpanjang di Indonesia. Berada di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, sungai ini memiliki panjang total mencapai 1.143 km atau 68,39 persen dari total luas Provinsi Kalbar (146.807 km persegi).
Sungai ini mengalir dari Kabupaten Kapuas Hulu hingga Kota Pontianak, yang melintasi tujuh kabupaten lainnya, yakni Kabupaten Sintang, Kabupaten Melawi, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Landak, Kabupaten Kubu Raya dan Kabupaten Mempawah.
Sungai Kapuas menjadi tempat bagi warga lokal sebagai sumber mata pencaharian. Ada yang memanfaatkan sungai untuk memancing ikan secara tradisional yang kemudian ikan tersebut dijual.
Sumber pendapatan lain berasal dari jasa transportasi air yang ditawarkan. Transportasi air masih banyak dipilih karena menjangkau daerah hulu hingga hilir sungai. Selain itu, ongkos transportasi air di Sungai Kapuas jauh lebih murah daripada transportasi darat.
Bukan hanya untuk mendukung mobilitas sehari-hari, transportasi air banyak digunakan oleh wisatawan untuk menikmati keindahan di sekitar Sungai Kapuas.
Taman Alun Kapuas dan Waterfront City adalah dua destinasi wisata yang berada di tepi Sungai Kapuas, dan menjadi tujuan tempat rekreasi keluarga. Wisatawan dapat menikmati keindahan Sungai Kapuas di dua lokasi ini.
Seperti di Taman Alun Kapuas, selain sebagai destinasi wisata, tempat ini juga cocok menjadi tempat rekreasi untuk keluarga karena tersedia aneka jenis permainan untuk anak-anak yang bisa disewa seperti becak mini, skuter listrik, mobil remote dan motor listrik.
Menariknya, di tepi Taman Alun Kapuas, pengunjung dapat melihat warung mengapung yang berjualan berbagai jenis jajanan. Benar, warung terapung ini berada di atas Sungai Kapuas dan berada di tepi pagar Taman Alun Kapuas. Setiap pengunjung yang datang, bisa membeli jajanan maupun minuman di sini.
Salah satu pedagang, Sulastri (47) mengaku sudah berjualan di sini sejak tahun 2005. Saat itu, Taman Alun Kapuas masih belum sebagus sekarang. Dulu ia berjualan masih berada di halaman Alun-alun. Tetapi, semenjak Taman Alun Kapuas direnovasi, para pedagang hanya diizinkan untuk berjualan di warung terapung.
"Saya udah lama jualan di sini dari tahun 2005. Dulu jualan masih di atas, dekat hotel. Tapi karena Alun-Alun mau direnovasi, jadi sempat tidak jualan dulu. Selesai direnov, para pedagang cuma diizinkan jualan di bawah, di sungai," ucap Sulastri dengan logat Melayu Pontianak.
Meski hanya diizinkan berjualan mengapung di sungai, menurut keterangan Sulastri, pemerintah Kota Pontianak memfasilitasi warungnya. Warung dihias, dicat dengan warna yang sama dengan warung lainnya, sehingga terlihat lebih cantik dan rapi. Ada tujuh warung terapung yang berjualan di tepi Taman Alun Kapuas ini. Para pedagang yang membuka warung terapung ini tidak dipungut biaya apapun alias gratis.
"Ini warungnya difasilitasi sama pemkot. Warung dipercantik, jadi seragam sama warung yang lain. Ndak ada disuruh bayar, gratis, tapi listrik kita bayar masing-masing," ungkapnya.
Berjualan di atas warung terapung, ada suka dan duka yang Sulastri rasakan. Dirinya bercerita, kalau saat hujan deras, dirinya terpaksa tidak berjualan. Belum lagi kalau ada gelombang kuat, tak jarang barang dagangannya jatuh dan hanyut ke sungai.
"Kalau hujan deras kadang ndak jualan, karena susah. Apalagi kalau gelombang kuat, kadang barang dagangan jatuh, hanyut ke sungai. Pernah juga kalau tutup kan barang dagangan ditinggal, pernah kecurian," tutur Sulastri.
"Sekarang mulai sepi, dulu ramai. Jualan di sini emang untuk kebutuhan hidup. Kadang mau dapatkan Rp50 ribu susah, untung saya juga berladang, jadi ada nambah pemasukan," imbuhnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menyesap kopi dan menyantap jajanan di warung Abah Unang menawarkan pengalaman mirip negeri di atas awan.
Baca SelengkapnyaSetelah selesai, sekitar pukul 04.00 korban berencana kembali ke tempatnya bekerja.
Baca SelengkapnyaCukup melihat warna lampu yang terpasang di depan warung, pelanggan bisa tahu ketersediaan stok makanan di warung tersebut
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Setiap daerah memiliki makanan daerah yang menjadi ciri khasnya masing-masing. Berikut adalah macam-macamnya di Pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaWarung ini termasuk legendaris karena sudah berjualan sejak tahun 1970-an
Baca SelengkapnyaSaat menerima nasi bungkus, kakek ini sengaja tak menghabiskan sayur dan lauknya lantaran untuk sang istri di rumah.
Baca SelengkapnyaLima fakta Masjid Istiqlal yang tidak banyak orang tahu
Baca SelengkapnyaSosoknya menyempatkan diri mendatangi penjual serabi langganan.
Baca SelengkapnyaDengan mengenakan kaos merah, Fadil tampak tak gengsi berada di dapur.
Baca SelengkapnyaJenderal bintang dua TNI sarapan nasi uduk di warung pinggir jalan pakai seragam dinas.
Baca Selengkapnya