Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita warga Kebumen yang kini mulai 'move on' dari peristiwa terorisme

Cerita warga Kebumen yang kini mulai 'move on' dari peristiwa terorisme Warga Kebumen. ©2017 Merdeka.com/Hari Ariyanti

Merdeka.com - Pada Mei 2013 lalu, Densus 88 Antiteror Mabes Polri pernah melaksanakan operasi penggerebekan teroris di Desa Ungaran Kecamatan Kutowinangun, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Antara polisi dan teroris sempat terjadi baku tembak dan menewaskan salah seorang teroris.

Pergerakan teroris di wilayah Kebumen mengkhawatirkan warga sekitarnya. Tak terkecuali warga di sebuah dusun yang telah lama menjadi sentra pembuatan genteng dan batu bata yaitu Dukuh Penambangan Desa Kedawung Kecamatan Pejagoan.

Salah seorang warga yang juga pengusaha genteng, H. Sujono (71) menceritakan beberapa tahun silam di dusun tetangga pernah disebut ada gerakan radikal yang berkembang dan sempat terjadi penggerebekan teroris. Ia pun kaget bahwa di sebuah dukuh tak jauh dari tempat tinggalnya ada pergerakan kelompok yang diduga mengajarkan radikalisme.

Warga setempat diceritakan Sujono sempat khawatir setelah melihat pemberitaan di televisi. Namun kemudian warga lebih memilih fokus bekerja dan menjalankan usaha pembuatan genteng dan batu bata. Karena bagi mereka bekerja jauh lebih penting.

"Dulu kaget dan enggak nyangka. Tapi warga kembali sibuk bikin genteng," ceritanya ditemui di tempat kerjanya, Rabu (25/10).

Usaha pembuatan genteng telah dilakukan warga Dukuh Penambangan sejak puluhan tahun silam. Usaha ini pun dilakukan secara turun temurun. Sekitar 80 persen penduduk Penambangan bekerja di tempat pembuatan genteng dan batu bata. Tak heran jika di kiri dan kanan sepanjang jalan memasuki dukuh ini berdiri tempat pembakaran genteng dan batu bata.

Suwarman atau Amang juga mengaku sempat khawatir terkait munculnya gerakan radikal di wilayah Kebumen apalagi pernah juga terindikasi di dukuh tetangga. "Kami mengajak warga atau karyawan enggak usah terpengaruh. Kita ingin tetap kerja dalam kondisi yang aman dan bisa kerja nyaman," jelasnya.

Amang bersama warga lainnya dibantu Bhabinkamtibmas juga sering mengingatkan anak-anak muda agar menjauhi ajaran-ajaran yang mengarah pada radikalisme. "Khawatir jelas ada tapi kami mengambil tindakan dengan mengingatkan anak-anak agar jangan terjerumus," jelasnya.

Kapolres Kebumen, AKBP Titi Hastuti mengatakan pihaknya tidak ingin mengungkit 'luka' lama terkait pernah adanya indikasi pergerakan teror di wilayahnya. Saat ini, ia dan jajarannya memilih fokus bagaimana menangkal gerakan radikal di tengah masyarakat.

Dalam hal ini, peran Bhabinkamtibmas yang ada di tiap desa dioptimalkan. "Bhabinkamtibmas yang turun langsung ke lapangan menemui masyarakat, sambang dan menemui tokoh-tokoh yang dianggap beraliran keras kita coba dekati," jelasnya.

Dengan demikian diharapkan warga di dusun-dusun bisa memahami apa itu radikalisme dan bisa menangkal diri mereka tidak terpengaruh ajaran-ajaran tersebut.

(mdk/rzk)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kampung di Kebumen Ini Disebut Paling Ditakuti Para Pejabat, Cerita Warga Bikin Merinding

Kampung di Kebumen Ini Disebut Paling Ditakuti Para Pejabat, Cerita Warga Bikin Merinding

Konon apabila ada pejabat yang datang ke sana, ia akan langsung turun pangkat atau dipindahtugaskan.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Detik-Detik Rambut Pelaku Mutilasi Keponakan Dijambak Warga, Suasana Gaduh Polisi Langsung Bereaksi

Motif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.

Baca Selengkapnya
Tersangka Teroris di Bekasi Karyawan BUMN, Dikenal Ramah dan Sering Ikut Rapat RT

Tersangka Teroris di Bekasi Karyawan BUMN, Dikenal Ramah dan Sering Ikut Rapat RT

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap DE (28) di Bekasi, Senin (14/8). Tersangka tindak pidana terorisme ini merupakan karyawan BUMN.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kisah Kehidupan Warga di Desa Terpencil di Wonogiri, Cari Rumput Harus Jalan Naik Turun Bukit

Kisah Kehidupan Warga di Desa Terpencil di Wonogiri, Cari Rumput Harus Jalan Naik Turun Bukit

Mayoritas warga di sana merupakan petani yang menggarap lahan tadah hujan. Kalau musim kemarau lahan itu dibiarkan kosong.

Baca Selengkapnya
Momen Ribuan Warga Blitar Naik Kereta Menuju Sumatra, Diminta Pindah dari Pulau Jawa dengan Iming-iming Lahan Pertanian Luas

Momen Ribuan Warga Blitar Naik Kereta Menuju Sumatra, Diminta Pindah dari Pulau Jawa dengan Iming-iming Lahan Pertanian Luas

Minimnya lapangan pekerjaan dan upah buruh yang rendah membuat warga Blitar rela meninggalkan kampung halamannya

Baca Selengkapnya
Heboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka

Heboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka

Kejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Penyelamatan Dramatis Pemuda Terperosok ke Sumur 19 Meter

Detik-Detik Penyelamatan Dramatis Pemuda Terperosok ke Sumur 19 Meter

Pihak keluarga dan rekan-rekannya berusaha menolong, namun sia-sia sehingga dilaporkan ke Basarnas Kupang.

Baca Selengkapnya
Wanita Ini Tewas Dibunuh Teman Kencannya di Apartemen Bandung, Begini Kronologinya

Wanita Ini Tewas Dibunuh Teman Kencannya di Apartemen Bandung, Begini Kronologinya

Pelaku membekap mulut dan mencekik leher korban hingga meninggal dunia

Baca Selengkapnya
PBB: 2023 Jadi Tahun Penderitaan, Banyak Orang Tertindas Kemiskinan dan Kelaparan

PBB: 2023 Jadi Tahun Penderitaan, Banyak Orang Tertindas Kemiskinan dan Kelaparan

Kata Gueters, orang-orang semakin tertindas akibat meningkatnya kemiskinan dan kelaparan.

Baca Selengkapnya