Cerita tobatnya sang putri Yakuza
Merdeka.com - Bertahun-tahun hidup di dunia gangster mafia, Yakuza, Jepang, akhirnya Shoko Tendo (45) memutuskan untuk berhenti. Shoko yang semasa kecilnya itu telah dibesarkan di lingkungan Yakuza, memilih untuk menjalani kehidupannya menjadi wanita biasa.
"Saya ingin menjadi manusia biasa, seperti manusia-manusia ibu rumah tangga lainnya dan saya berharap bisa menyekolahkan anak dengan baik dan anak itu bisa sukses menjadi anak yang baik pula," ujar Shoko saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (23/8).
Pilihan itu diambilnya sejak sang ayah, pendiri geng Yakuza itu sakit keras. Ayah Shoko dirawat di RS dalam waktu yang lama hingga uangnya habis. Berbagai pinjaman tidak bisa dilunasi. Perusahaannya, di bidang real estate, kontruksi dan bangunan pun bangkrut.
"Jadi memang karena dia sakit-sakitan dan sangat parah pas dirawat di RS, belum lagi uang-uangnya, pinjaman-pinjamannya, dan bagaimana nanti mengembalikannya, belum lagi dengan perusahaannya juga yang tidak bisa dijalankan lagi," tutur Shoko.
Ayah Shoko juga memikirkan nasib anggota muda Yakuza untuk ke depannya. Siapa yang akan menanggung mereka, yang membiayai mereka. Akhirnya dicari solusinya, yakni dengan pembubaran gengnya.
"Jadi karena sudah kesusahan begitu, khusus anggota-anggota yang masih muda dicari jalannya, solusinya, anak-anak ini yg nanti mau diapain gitu, akhirnya kelompok itu dibubarkan setelah ini semuanya sudah tidak kuat lagi. Ayah juga sakit-sakitan," ujarnya.
Tidak lama setelah Yakuza dibubarkan, ayah Shoko meninggal. Ayah Shoko menyusul istrinya yang telah meninggal sejak Shoko masih muda.
"Setelah bubar itu, gak lama memang beliau meninggal. Jadi memang dibubarkan dulu baru meninggal," ujarnya.
Kini Shoko menjalani kehidupan yang tenang. Tidak lagi seks bebas, tidak ada lagi narkoba. Shoko menjadi single mother dan fokus ingin membesarkan anaknya yang kini berusia 7 tahun.
Ketika ditanya apakah ada keinginan ingin kembali di masa lalu, atau meneruskan ayahnya membentuk geng Yakuza, Shoko tersenyum. Dengan nada tegas, dia berkata,"Tidak pernah terpikirkan untuk menjadi anggota Yakuza lagi. Jadi Yakuza itu tidak gampang karena pekerjaannya itu sangat berat sekali, saya ga bisa rasanya menjadi Yakuza, gak mungkin," tegasnya dengan sorot mata yang tajam.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sang ibu justru menolak dengan alasan yang membuatnya terharu.
Baca SelengkapnyaCinta kasih orang tua terhadap anak tak pernah padam meskipun anaknya telah hidup mandiri.
Baca SelengkapnyaKorban HR merupakan pedagang ponsel keliling. Dia tinggal bersama tiga korban lain, yakni ibunya dan dua anaknya sejak bercerai dengan istrinya dua tahun lalu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Putri Ki Joko Bodo bercerita tentang sisi lain mendiang ayahnya. Ia mengenalnya sebagai sosok yang hangat dan humoris di rumah.
Baca SelengkapnyaDesta menceritakan soal kehidupannya yang kini menyandang status duda. Simak ceritanya berikut ini.
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda di Maros, Sulawesi Selatan, MA (22) gelap mata setelah ditegur karena membawa pacarnya ke rumah. Dia tega membunuh kakak kandungnya AA (31).
Baca SelengkapnyaDari tiga orang tersebut, satu orang S (34) di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit karena tak sadarkan diri.
Baca SelengkapnyaSang putra melesat berbintang empat, ayahnya justru hanya berpangkat rendah.
Baca SelengkapnyaIa tewas sesaat setelah melakukan serangan kepada tentara penjajah
Baca Selengkapnya