Cerita Raider Bakiyah, Mantan Napiter Jadi Petani Jagung Program Deradikalisasi
Merdeka.com - Pujianto alias Raider Bakiyah (42) asyik berbincang tentang tempat usaha rintisan bersama beberapa para mantan narapidana tindak pidana terorisme (napiter). Saat ditemui, mereka memang tengah membangun deretan kios sederhana di Lahan Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) Turen, Kabupaten Malang.
"Kami di sini ini kan diberdayakan, apa pun ada ide yang teman-teman mantan eks napiter akan merealisasikan dipersilakan, ada yang mau bertani, mau beternak," ungkapnya.
Pujianto sendiri pernah bergabung dalam sebuah gerakan yang berimam pada ISIS (Negara Islam Irak dan Syam). Ia juga pernah belajar tentang pergerakan dan dunia persenjataan di Moro, Filipina.
Pujianto ditangkap Densus 88 Antiteror pada Senin, 29 Februari 2016, di Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Ia diadili atas keterlibatan dalam aksi bom Thamrin Jakarta.
Pria asal Sumbermanjing, Kabupaten Malang itu menjalani masa hukuman sekitar 4 tahun dan bebas pada 2019. Saat ini, Pujianto bersama puluhan napiter lain bergabung dalam program deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang fokus pada pemberdayaan aspek ekonomi.
Mereka mengelola Lahan KTN seluas 15,4 hektare untuk berbagai aktivitas pengembangan ekonomi, salah satunya melalui kegiatan ekonomi pertanian. Pujianto dan kawan-kawan bertani jagung, di mana pada Kamis (8/12) lalu panen raya kali kedua sejak KTN diresmikan Maret 2022.
"Hasilnya masuk koperasi dari koperasi untuk kembali kepada kita. Kita punya ide apa akan dikembalikan dalam bentuk modal. Ini luas sekali, di sana peternakan, perikanan," jelasnya.
Menurut Pujianto, para mantan napiter mendapat kesempatan untuk mengembangkan ide-ide bisnis sesuai dengan bakat dan minat. Mereka berasal dari beberapa kota luar Malang dan mengembangkan usaha secara bersama-sama.
"Semua ngumpul di sini, kita punya usaha di sini, kalau ada ide bisa berkolaborasi sama-sama usaha di sini," tegasnya.
Selain pertanian, Pujianto dan kawan-kawan mengaku sedang mengembangkan perikanan dan peternakan. Selain itu juga mengembangkan usaha frozen food.
Sebuah Pilihan
Pujianto sudah berada dalam situasi dan suasana berbeda dibandingkan masa lalunya yang panjang. Langkah yang diambilnya adalah sebuah pilihan sikap yang ingin menguburkan masa lalunya.
"Panjang itu prosesnya, karena pemahaman ranah ijtihadi, karena kalau teman-teman punya pemahaman sepeti itu, oke. Karena mereka punya ijtihad seperti itu, dan saya nggak mungkin menyalahkan kalau kamu salah," ungkapnya.
"Jadi mereka seperti itu yang akan mempertanggungjawabkan perbuatan mereka, baik di hukum positif Indonesia maupun di hadapan Allah," sambungnya.
Pujianto beberapa kali menegaskan, langkah yang dilaluinya sudah sangat panjang. Ia banyak belajar sebelum akhirnya harus mengambil sikap dan keputusan yang diyakininya kebenarannya.
"Kalau saya bisa kembali itu karena saya ingin belajar, apakah ternyata yang saya lakukan benar, itu perlu proses yang sangat panjang. Saya bertemu banyak ulama dan sangat panjang sekali. Akhirnya ternyata kalau toh seperti ini saya merasa baik-baik saja, kenapa tidak," urainya.
Apa pun langkah yang diambil, menurut Pujianto, tentu memiliki risiko yang harus ditanggung. Ia mengaku berusaha dihubungi untuk kembali diajak bergabung tetapi pilihannya telah dibuat.
"Mereka pasti akan mengkafirkan, memurtadkan orang-orang seperti kami yang sudah kembali ke NKRI. Konsekuensinya tidak main-main. Kita tawakal kepada Allah saja, kalau mati sekarang ya sudah takdirnya, minta penjagaan juga nggak mungkin. Tawakal kepada Allah saja. Kalau saya mati saat ini ya memang mati takdirnya," urainya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Petugas gabungan di Lampung kemudian membantu menenangkan pemudik asal Karawang, Jawa Barat tersebut.
Baca SelengkapnyaKasi Humas Porlesta Manado, Ipda Agus Haryono belum bisa mendetailkan terkait alasan kunjungan dari Brigadir RAT.
Baca SelengkapnyaNamanya dikenal banyak orang berkat misi mengejar sisa-sisa anggota Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) Poso, Ali Kalora cs
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Buntut kejadian itu, belasan prajurit dari satuan Batalion Infanteri Raider 300/Braja Wijaya jalani pemeriksaan internal
Baca SelengkapnyaPangdam mengatakan kejadian itu harusnya tidak perlu terjadi di tengah upaya menyelesaikan konflik di Papua.
Baca SelengkapnyaTema perayaan HUT ke-67 Provinsi Kalimantan Timur adalah "Membangun Kaltim Untuk Nusantara".
Baca SelengkapnyaPemerintah Provinsi Jawa Barat siap mengirimkan keikutsertaan Tari Kandangan pada 17 Agutus di Istana Merdeka
Baca SelengkapnyaPenyidik telah berkoordinasi dengan Densus 88 Antiteror. Hasilnya, pelaku dipastikan bukan bagian dari jaringan terorisme.
Baca SelengkapnyaMomen Pangkostrad TNI AD mencicipi hidangan rawon spesial buatan prajurit Markas Yonif 501, Madiun, Jawa Timur.
Baca Selengkapnya