BPBD Jambi: 74 Hektare lahan terbakar, bersiap siaga karhutla
Merdeka.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, menemukan seluas 74 hektare lahan di provinsi itu sudah terbakar. Api terpantau mulai sejak awal bulan Juli.
"Terhitung 1-10 Juli tahun ini, ada 22 kasus kebakaran lahan dengan total lahan terbakar seluas 74 hektare," kata Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD provinsi setempat, Dalmanto, usai rapat koordinasi persiapan penetapan siaga darurat Karhutla di Jambi. Demikian dikutip dari Antara, Rabu (13/7).
Dalmanto menjelaskan, lahan yang terbakar itu mayoritas di Kabupaten Tebo. Api mayoritas membakar lahan mineral beruntung bukan lahan gambut. Diduga kuat, kebakaran lahan karena ulah manusia.
"Lahan yang terbakar ada yang milik masyarakat dan ada lahan milik perusahaan. Terakhir Senin (11/7) kemarin lahan milik perusahaan Kumpeh Karya Lestari (KKL) di Kabupaten Muarojambi terbakar seluas empat hektare. Dan itu lahan gambut," katanya menjelaskan.
Saat ini api di lahan yang terbakar sudah padam dan hanya tinggal asapnya saja. Petugas di lapangan masih melakukan pendinginan agar api tidak muncul lagi.
Akibat banyaknya lahan terbakar dan terus munculnya titik 'hot spot' dan titik api, Satuan Tugas (Satgas) Jambi tengah bersiap menaikkan status daerah itu menjadi siaga darurat Karhutla.
Ditanya dampak kebakaran apakah mulai menyebabkan kabut asap, Dalmanto mengatakan asap belum mempengaruhi karena masih ada hujan.
"Indikatornya Pm10 atau berdasarkan alat pengukur Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU), sampai saat ini kualitas udara masih dalam kategori sehat," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jambi, Nurangesti mengatakan, meski Jambi memasuki musim kemarau, namun masih berpeluang hujan dengan intensitas normal hingga di atas normal.
"Jambi wilayah barat seperti Sarolangun, Merangin dan Bungo berpeluang terjadi hujan normal bahkan di atas normal, berbeda dengan wilayah timur yang hanya hujan ringan," katanya.
Dia menambahkan, musim kemarau 2016 di Jambi sudah dimulai sejak Juni hingga September mendatang. Namun kemarau tahun ini kategori kemarau basah atau masih ada hujan karena ada fenomena 'Lanina'.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak 229,54 hektare hutan dan lahan di Jambi terbakar dalam delapan bulan terakhir. Kebakaran itu paling banyak dipicu ulah masyarakat.
Baca SelengkapnyaBBPJN mulai memperbaiki kondisi Jalan Pantura Demak-Kudus, yang rusak karena banjir.
Baca SelengkapnyaJenazah alamarhum disemayamkan di Batalyon Padang untuk diserahkan kepada pihak keluarga dan dimakamkan di Provinsi Jambi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
BPBD melaporkan sejumlah wilayah terdampak banjir akibat hujan lebat yang mengguyur Ibu Kota semalam.
Baca SelengkapnyaBanjir Braga, Kecamatan Sumurbandung akibat tanggul jebol dari Sungai Cikapundung.
Baca SelengkapnyaJembatan tersebut memiliki panjang 39 meter dan lebar 4,2 meter, dibangun dengan konsep Jembatan Bailey yang diperkirakan memiliki daya tahan hingga 50 tahun.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan polusi udara di Jabodetabek.
Baca SelengkapnyaAkses jalan penghubung itu ditutup sementara sejak Kamis (25/1) kemarin untuk mengantisipasi hal tak diinginkan.
Baca SelengkapnyaBanjir terjadi akibat curah hujan yang tinggi hampir di seluruh Provinsi Riau.
Baca Selengkapnya