BPBD Bantul Keluarkan Waspada Gelombang Tinggi di Pesisir Selatan
Merdeka.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengeluarkan peringatan waspadai gelombang tinggi di perairan selatan Yogyakarta.
Kepala Pelaksana BPBD Bantul Dwi Daryanto saat dikonfirmasi di Bantul, Selasa, mengatakan adanya angin monsun yang terjadi di selatan mengakibatkan wilayah Jawa, termasuk Yogyakarta, mengalami perubahan iklim atau anomali cuaca, seperti hujan di musim kemarau.
"Di samping itu pengaruh angin monsun di selatan Jawa itu memunculkan gelombang tinggi karena dorongan angin, sehingga kita berharap mudah-mudahan masyarakat pesisir, khususnya wilayah selatan Bantul, juga tetap waspada," katanya, Selasa (3/8) seperti dikutip Antara.
Selain waspada, kata dia, masyarakat pesisir selatan juga selalu siaga karena gelombang tinggi yang diprediksi BMKG berkisar empat sampai enam meter tersebut berpotensi terjadi hingga sepekan ke depan.
"Gelombang tinggi ini masih bisa terjadi satu minggu kemudian, dan di beberapa wilayah sudah cukup mengkhawatirkan terkait dengan gelombang tinggi ini," katanya.
Oleh karena itu, BPBD Bantul meminta masyarakat yang beraktivitas di pesisir selatan Bantul, termasuk pelaku ekonomi yang mengandalkan potensi laut, tetap menjaga kehati-hatian dan waspada.
"Jadi dengan gelombang tinggi, aktivitas terkait dengan nelayan dan sebagainya juga harus memperhitungkan terkait dengan kondisi gelombang saat ini," katanya.
Dia juga mengatakan, anomali cuaca yang terjadi saat ini juga mengakibatkan wilayah Bantul yang saat ini masih kemarau diguyur hujan dalam beberapa hari terakhir, sehingga masyarakat juga diimbau mewaspadai dampak dari hujan tersebut.
"Di saat kondisi seperti ini anomali cuaca sering terjadi dan cuaca sering berubah-ubah, dan saat ini juga munculnya curah hujan, tapi tidak begitu deras, akan tetapi cukup membuat was-was masyarakat," katanya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga dan wisatawan dilarang berenang karena berpotensi terseret.
Baca SelengkapnyaPenyebab angin puting beliung dampak dari ikutan pertumbuhan awan sibi. Di mana awan sibi ini merupakan awan yang menyebabkan terjadinya hujan lebat.
Baca SelengkapnyaWilayah Sumedang sebelumnya mengalami gempabumi sebanyak dua kali. Yaitu tanggal 14 Agustus 1955 dan 19 Desember 1972.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berbicara soal potensi angin puting beliung ekstrem muncul di DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaRentetan gempa Tuban sejak Jumat pagi dipicu sesar aktif di Laut Jawa.
Baca SelengkapnyaAkses jalan penghubung itu ditutup sementara sejak Kamis (25/1) kemarin untuk mengantisipasi hal tak diinginkan.
Baca SelengkapnyaBMKG minta masyarakat waspada cuaca ekstrem periode 3-10 Januari 2024
Baca SelengkapnyaDeputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto mengungkapkan ciri-ciri angin puting beliung.
Baca Selengkapnya"Maret- April lah pancaroba. Jadi itu yang harus diwaspadai. Angin kencang ya, tidak harus memutar, tetapi angin kencang pun juga bisa terjadi," ujar Dwikorita
Baca Selengkapnya