BNPT: Ulama, pendeta, pastor, biksu harus partisipasi atasi radikal
Merdeka.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme berikan sosialisasi Penguatan Perguruan Tinggi Negeri maupun swasta. Sosialisasi diberikan kepada guru dan dosen agama agar mampu menjadi garda terdepan dalam membentengi generasi muda dari gerakan radikalisme.
"Jadi guru agama, dosen se-Indonesia semua ikut pelatihan seperti seminar, workshop. Tujuannya untuk memperkuat wawasan kebangsaan," kata Deputi Pencegahan BNPT, Brigjen Pol Hamli usai seminar nasional di Semarang, Senin (8/10).
Hamli menyebut untuk terselenggaranya kegiatan itu, saat ini telah koordinasi dengan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dan Kementerian Agama (Kemenag) sebagai langkah memperkuat nilai kebangsaan di kalangan para dosen.
"Kita tidak hanya melakukan pendekatan pada yang sudah terpapar ideologi radikal saja. Tapi yang belum terpapar juga kita melakukan tindakan kontra narasi," jelasnya.
Lebih lanjut, semua tokoh agama mulai bergerak untuk mengatasi kegiatan berbau radikal yang berkembang di tengah masyarakat. "Ulama, pendeta, pastor, biksu harus ikut partisipasi atasi masalah radikal mengingat selama ini mereka dikenal punya jiwa nasionalisme tinggi," ungkapnya.
Terkait paham menyimpang, pendidikan tinggi harus waspada dalam hadapi permasalahan bangsa mengingatkan kembali kerentanan generasi muda dalam tantangan radikalisme. "Adapun radikalisme yang dimaksud bersifat negatif, seperti intoleransi, penolakan akan nilai Pancasila, anti NKRI," ujarnya.
Selain sebagai target infiltrasi rekrutmen radikal oleh generasi muda termasuk mahasiswa yang menjadi ketergantungan teknologi informasi.
"Radikalisme aliran baru menggunakan metode komunikasi terbaru dan memanfaatkan teknologi, jadi pembekalan mereka dalam berselancar perlu dimatangkan. Sebab saat ini dunia sedang menghadapi gelombang terorisme baru," kata Brigjen Pol Hamli.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PBNU Tetapkan 1 Ramadan 1445 H Jatuh Pada 12 Maret 2024
Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada tanggal 12 Maret 2024
Baca SelengkapnyaPolres Rohil Deklarasi Tertib Berlalu Lintas Demi Pemilu Damai 2024
Deklarasi diikuti oleh perwakilan seluruh partai politik peserta Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPemilu Makin Dekat, Menteri Anas Ingatkan PNS Haram Terlibat Kegiatan Politik
PNS yang tidak netral dapat memiliki dampak yang signifikan pada berbagai aspek pemerintahan dan masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Panglima TNI Jenderal Agus Bicara Investasi Akhirat, Bergerak Dalam Gelap Mencari Ridho-Nya
Panglima TNI Agus Subiyanto adalah sosok yang sangat religius, ia sering sholat Subuh berjamaah di masjid dan menyampaikan tentang pentingnya akhirat.
Baca SelengkapnyaGuru Besar-Dosen ITB Minta Pemerintah Netral dan Beri Perlakuan Sama Bagi Setiap Kontestan Pilpres
Guru Besar-Dosen ITB Mendukung pilpres yang jujur, adil, dan damai, serta menjunjung hak asasi setiap pemilih.
Baca SelengkapnyaPemahaman Kebangsaan untuk Bentengi Diri dari Narasi Kebencian di 2024
Masyarakat memiliki ketahanan lebih terhadap narasi kebangkitan khilafah karena lebih percaya organisasi seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
Baca SelengkapnyaTemuan BNPT: Budaya Patriaki Beri Andil Penyebaran Paham Radikal pada Perempuan
Budaya patriaki memiliki andil cukup besar dalam penyebaran paham radikal pada kaum perempuan.
Baca SelengkapnyaJelang Masa Tenang Pemilu 2024, Menpan RB Ingatkan ASN Wajib Netral dan Bebas Pengaruh Politik Tak Sehat
Sejumlah alasan mengapa ASN harus netral karena sebagai bentuk kewajiban profesionalism.
Baca SelengkapnyaPesan Tegas Jenderal TNI ke Prajurit Jelang Pemilu 2024
Kasad meminta jika ada prajurit yang tidak netral untuk segera melaporkan ke institusi TNI.
Baca Selengkapnya