Blogger Curhat Dibentak Petugas, Begini Pemeriksaan Kesehatan Setibanya di Bandara

Merdeka.com - Seorang travel blogger, Trinity, menceritakan pengalaman tidak mengenakkan yang dia alami saat baru saja mendarat di Bandara Soekarno-Hatta pada Sabtu, 26 September. Trinity baru saja melakukan perjalanan dari Turki.

Saat itu, dia mengaku dibentak petugas. Persis suasana sedang diospek. Padahal saat itu, dia sudah mengantongi tes PCR dengan hasil negatif.

"Begitu mendarat di CGK T3 kemarin sekitar jam 18.00, tau-tau diserbu dengan suara orang-orang teriak-teriak nyuruh penumpang ke arah kanan untuk duduk. Ada petugas yang membagikan kertas 'klirens kesehatan' dari Kemenkes. Lha apa bedanya sama kartu kuning yak?" cuit Trinity pada akun Twitter miliknya.

Menanggapi keluhan Trinity, pihak Executive General Manager PT Angkasa Pura II Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Agus Haryadi, menyatakan ada sejumlah hal yang membuat adanya antrean di Arrival Hall, Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta.

"Alur kedatangan sebenarnya tidak dibuat oleh PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara, tapi berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ada Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Otoritas Bandara. Jadi, prosesnya kita begitu masuk ke arrival hall ada antrean dulu. Karena meja konter KKP jumlahnya terbatas, jadi antre di situ," ungkap Executive General Manager PT Angkasa Pura II Bandara Soetta, Senin (28/9).

Agus mengakui, arrival hall Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta memang didesain tidak luas. Sehingga tidak mampu menampung orang banyak ketika tiba bersamaan dari suatu perjalanan.

"Dulu awalnya, desain arrival hall T3 tidak cukup luas. Karena desainnya tidak untuk pengumpulan orang dalam cukup banyak dan waktu cukup lama di situ. Flownya adalah flow mengalir, dengan adanya Covid-19, memaksa adanya penghentian untuk melakukan proses (pemeriksaan)," jelas dia.

Agus mengaku, sebenarnya pengelola Bandara Soekarno Hatta bersama sejumlah stakeholder yang ada telah berupaya mengantisipasi antrean kedatangan penumpang dari luar negeri. Namun, petugas konter pemeriksaan kesehatan (KKP) yang ada tetap kewalahan.

"Di situ terjadi antrean, kita berikan kursi untuk menunggu. Dengan jumlah tenaga di konter KKP ini dilakukan pemeriksaan satu persatu. Sebenarnya simpel, kita ingin cegah tangkal. Jadi syarat masuk ke Indonesia harus memiliki hasil PCR yang negatif. Bagaimana kalau belum, inilah yang harusnya masuk ke karantina untuk dilakukan PCR di sana. Kenapa di karantina, untuk menunggu hasil kalau hasilnya sudah keluar, keluar juga (penumpang)," jelas Agus.

Meski sudah menjelaskan perihal kondisi bandara, pihak Angkasa Pura juga menjelaskan prosedur yang perlu dilalui penumpang internasional setibanya di Soekarno-Hatta.

Ada tahapan berbeda dilakukan untuk penumpang yang sudah atau belum membawa surat hasil tes PCR. Berikut prosedur yang perlu diketahui penumpang:

Bagi yang membawa surat hasil PCR test dari negara asal:1. Pengecekan suhu tubuh dan saturasi oksigen2. Pemeriksaan dokumen kesehatan (surat hasil PCR test, HAC, form epidemiologi)3. Proses imigrasi4. Pengambilan bagasi5. Keluar terminal

Bagi yang tidak membawa surat hasil PCR test dari negara asal:1. Pengecekan suhu tubuh dan saturasi oksigen2. Rekomendasi karantina3. Pemilihan tempat karantina4. Proses imigrasi5. Pengambilan bagasi6. Tes PCR dari lokasi karantina7. Proses klirens

"PT Angkasa Pura II juga menyiapkan berbagai fasilitas untuk mendukung agar prosedur kedatangan penumpang internasional dapat dijalankan dengan lancar. Kami akan memperbaiki apa yang dirasa kurang oleh penumpang," tegas Agus Haryadi.

Reporter Magang:Febby Curie Kurniawan