Bentrok ormas, Mangku Pastika sindir kalau beringas bukan orang Bali
Merdeka.com - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyindir dua organisasi masyarakat (ormas) di Bali yang kerap bentrok seperti terjadi di depan Pengadilan Negeri Denpasar, Kamis (26/5). Pastika mengatakan, kekerasan bukan budaya masyarakat Bali yang selama ini dikenal sopan santun dan ramah.
"Seharusnya kalau masih mengaku orang Bali, malu untuk melakukan itu (bentrok)," kata Pastika saat temu wicara dengan masyarakat di Denpasar, Sabtu (28/5).
Dia kembali menegaskan karakteristik orang Bali yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan saling menghargai. "Orang Bali itu harus sabar karena identitas orang Bali adalah sabar, bersuara lembut, taat beragama, religius dan sebagainya. Kalau beringasan ya bukan orang Bali," tegasnya.
Orang nomor satu di Bali ini berseloroh. Dia menantang ormas yang merasa jagoan agar membuktikan kemampuannya berperang di daerah-daerah konflik di luar negeri. "Jangan malah mengganggu di sini," katanya.
Mantan Kapolda Bali ini tidak menampik sulitnya melakukan pembinaan pada ormas. Terlebih kedua ormas yang sudah jadi musuh bebuyutan. "Mau membina seperti apa? Kalau dikumpulkan, bisa saling pandang, ujung-ujungnya bentrok lagi," katanya.
Sesungguhnya dia heran dengan penyebab keributan antar ormas di Bali. Dugaannya, keributan antar ormas terjadi karena anggota yang tergabung di dalamnya tidak memiliki pekerjaan tetap.
"Jika sibuk dengan kerjaan, pastinya tidak sampai begitu (bentrok-red). Itu karena lengan gede, tenaga besar, tetapi nggak ada kerjaan," ucapnya.
Untuk diketahui, Kepolisian Resor Kota (Polresta) Denpasar mengamankan sejumlah anggota ormas yang kedapatan membawa senjata tajam (tombak dan parang) saat hendak menyaksikan sidang kasus bentrok ormas beberapa waktu lalu yang disidangkan di Pengadilan Negeri Denpasar, Kamis (26/5).
"Kondisi sempat tidak kondusif di Depan Pengadilan Negeri Denpasar, Pukul 13.00 Wita, karena ada beberapa ormas yang mencoba membawa senjata tajam, namun dapat kami antisipasi," kata Kapolresta Denpasar, Bali, Anak Agung Made Sudana.
Saat itu, dalam upaya antisipasi bentrok susulan itu, polisi berhasil mengamankan tiga mobil ormas yang di dalamnya membawa senjata tajam. Kemudian, menemukan senjata tajam di selokan yang tidak jauh dari Pengadilan Negeri Denpasar.
Sidang yang seharusnya mengagendakan pemeriksaan saksi terkait kasus penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya tiga anggota ormas Baladika Bali, terpaksa dihentikan lantaran kedua Kubu massa dari ormas Laskar Bali dan Baladika terlibat bentrok.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penetapan tersangka setelah kelompok kerja penindakan DJKI Kemenkum HAM bersama dengan Korwas dan pihak ahli hak cipta melakukan gelar perkara.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi pada Sabtu (30/3) dan rombongan turis itu berasal dari Rusia.
Baca SelengkapnyaPungutan Rp150 ribu ke turis asing akan diberlakukan di seluruh pintu masuk Pulau Bali.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anggawira menilai Anies Baswedan lupa dengan sejarah soal pernyataannya orang dalam atau 'ordal'.
Baca SelengkapnyaSebanyak 20 orang petugas penyelenggara Pemilu 2024 di Bali jatuh sakit.
Baca SelengkapnyaBentrokan dua kelompok warga di di Kompleks Perumahan Pemda, Maluku Tenggara menyebabkan satu pelajar tewas.
Baca SelengkapnyaAda beberapa ciri atau tanda yang dapat Anda kenali untuk membedakan berlian asli dan palsu.
Baca SelengkapnyaDua ormas yang terlibat adalah Sunda Wani dan Manggala
Baca SelengkapnyaTradisi lomba Perahu Bidar ini sudah berlangsung sejak Kesultanan Palembang tepatnya pada tahun 1898. Lomba ini juga dikenal dengan istilah Kenceran.
Baca Selengkapnya