Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Belajar di Tengah Ancaman Bahaya

Belajar di Tengah Ancaman Bahaya Murid SD di Ciamis belajar di tenda darurat. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Sejak Sabtu (2/11), 36 pelajar SD Negeri 2 Kadupandak, Dusun Sukamandi, Desa Kadupandak, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis terpaksa belajar di tenda darurat. Hal tersebut dilakukan karena bangunan sekolah rawan ambruk, dan saat ini sejumlah bagian dinding retak.

Tenda darurat tersebut dibangun sekitar 1 kilometer dari sekolah, merupakan bantuan dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Ciamis. Luas tenda untuk sekolah sendiri 5 x 10 meter. Di dalamnya sejumlah kursi dan meja dijajarkan. Setidaknya ruang sekolah darurat tersebut bisa menampung 23 siswa.

Tidak hanya tenda yang digunakan untuk ruang belajar, masjid terdekat pun digunakan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM). Masjid digunakan KBM kelas 1 dan 2, sisanya belajar di tenda. Para siswa menggunakan sajadah masjid sebagai alas, dan untuk menulis menggunakan meja setinggi 30 sentimeter.

KBM di dalam masjid berjalan normal sebagaimana di dalam kelas, suasananya pun cukup kondusif meski dua siswa kelas 1 dan sebelas siswa kelas 2 belajar bersamaan. Namun suasana berbeda dirasakan saat KBM di dalam tenda, karena pelajar kelas 3 sampai 6 harus belajar dalam satu ruang tanpa sekat. Alhasil, tentunya KBM tidak fokus karena beda kelas beda pelajaran.

Tidak fokusnya siswa dalam belajar pun kemudian ditambah dengan suasana pengap di dalam tenda. Meski cuaca di sana pada umumnya terasa sejuk, karena ruangnya cukup sempit menjadikan para siswa gerah.

"Sejak Sabtu saya harus belajar di dalam tenda darurat. Tidak nyaman belajarnya. Kalau siang sangat gerah. Pernah juga pas hujan kita kebasahan karena tendanya bocor. Karena alasnya tanah jadi juga sepatu kotor," kata Adit Wahyu (10), siswa kelas 3.

Meski harus belajar di tempat yang kurang nyaman, Adit mengaku tetap semangat dan akan serius dalam belajar untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang dokter. Namun dia berharap agar sekolahnya bisa segera diperbaiki sehingga bisa belajar dengan fokus, aman dan nyaman.

Siswa lainnya, Andri Aryanto (11) mengaku tidak bisa fokus belajar di tenda darurat. "Setiap mau fokus belajar selalu saja terganggu dari kelas pinggir yang juga sedang belajar. Berisik banget. Kalau semangat mah tetap semangat, tapi semoga di tahun baru nanti sudah bisa belajar di kelas yang baru," katanya.

Widia (9) salah seorang siswa yang belajar di dalam masjid mengaku merasa cepat pegal ketika belajar, karena harus duduk di atas lantai masjid beralas sajadah.

"Lebih enak belajar di dalam kelas daripada belajar di masjid. Di masjid juga tidak ada papan tulis, belajarnya sambil mendengarkan saja jadinya," ucapnya.

Dinding Kelas Retak Sejak Dua Tahun Lalu

Salah seorang guru SDN 2 Kadupandak, Trisno mengungkapkan bahwa dinding dan lantai bangunan sekolah sudah retak sejak dua tahun lalu. Di musim kemarau, retakan semakin menjadi dan parah.

"Dinding pembatas sampai ada yang roboh. Kalau kelas ada dua ruangan yang parah rusaknya dan berpotensi roboh. Dua ruang kelas lainnya rusak sedang," ungkapnya.

Kondisi sekolah dari luar sudah tampak di salah satu sisi dindingnya yang cembung. Di bagian selasar sekolah, tiang-tiang yang seharusnya sejajar sudah bengkok. Keramik lantai pun sudah menggelembung dan sebagian sudah pecah.

"Memang sudah sejak dua tahun terakhir kalau hujan dari bawah keramik keluar air di seluruh kelas sehingga menjadikan tempat belajar becek. Atap juga sempat bergeser tapi sudah diperbaiki," sebutnya.

Ia mengungkapkan bahwa pemindahan KBM ke masjid dan tenda darurat dilakukan setelah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis datang memeriksa. Setelah dimusyawarahkan, hasilnya disepakati KBM dipindahkan sementara dengan alasan bangunan berpotensi roboh semua.

"jadinya gedung sekolah diminta untuk ditinggalkan. Takut ada apa-apa," ungkapnya.

Trisno mengatakan, selama proses KBM di dalam tenda darurat, bukan hanya para siswa yang merasa tak nyaman, namun juga guru. Guru menjadi tidak konsentrasi dalam memberikan materi karena satu sama lain saling mengganggu.

Trisno mengungkapkan bahwa bangunan sekolah dibangun tahun 1964. Sekolah tersebut terakhir renovasi tahun 2014, itu pun hanya perbaikan atap bangunan kelas saja. "2018 pernah mengajukan rehabilitasi namun tidak ada realisasi sampai sekarang," ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa dengan kondisi siswa saat ini yang sedikit, sempat muncul wacana penggabungan SDN 2 Kadupandak dengan SDN 3 Kadupandak. Setiap tahunnya jumlah siswa memang kian berkurang, namun dalam musyawarah yang dilakukan dengan masyarakat wacana tersebut ditolak.

"Lokasi sekolah cukup strategis untuk warga Dusun Sukamandi dan Walahar. Kalau harus dimerger ke SDN 3 Kadupandak, yang berasal dari Walahar nanti harus jalan kaki 3 kilometer kalau mau sekolah," jelasnya.

Bupati Janjikan Perbaikan

Bupati Ciamis Herdiat Sunarya disebut Trisno sudah datang ke masjid dan tenda darurat. Dalam peninjauan itu, Herdiat menjanjikan akan mengupayakan perbaikan sekolah atau relokasi dalam waktu dekat.

Walau sudah mendapatkan janji dari sang Bupati, Trisno mengaku belum tahu akan sampai kapan harus melakukan KBM di masjid dan tenda darurat.

"Kita hanya menunggu arahan. Kemarin waktu hasil musyawarah, dekat dengan sekolah, ada masjid, dirikan tenda. Mungkin nanti akan koordinasi dengan desa untuk langkah selanjutnya," kata dia.

Salah satu orang tua siswa, Dina Rohaeti (30) mengaku prihatin dengan kondisi tempat belajar anaknya saat ini. Selama ini anaknya memang selalu nampak semangat, namun terkadang anaknya juga mengeluh juga karena gerah saat belajar dan ketika hujan tiba terkena tetesan air dari atas tenda.

"Kita inginnya secepatnya ada relokasi biar anak-anak juga belajarnya fokus. Kalau anak saya sih selama di sini tetap semangat," kata dia.

Tanah Sekolah Labil dan Rawan Longsor

Herdiat Sunarya mengatakan bahwa Pemkab Ciamis akan secepatnya melakukan relokasi. Menurut dia, kondisi tanah di SDN 2 Kadupandak tempat berdirinya bangunan sekolah sangat labil dan berpotensi terjadi longsor ketika musim hujan atau terjadi gempa.

"Mudah-mudahan dalam waktu singkat bisa kita segera selesaikan," katanya.

Menurut Herdiat, di Kecamatan Tambaksari bukan hanya sekolah yang berpotensi mengalami longsor, rumah penduduk juga dalam kondisi serupa. Namun meski demikian ia berjanji akan menangani masalah itu secepatnya.

"Insya Allah kita akan tangani. Kita usahakan rumah penduduk juga dapat direlokasi, di samping fasilitas umum," ucapnya.

Untuk sementara, ia mengimbau warga untuk selalu waspada memasuki musim hujan. Jika memang sudah rawan bencana, warga diimbau untuk segera mengungsi sebelum ada instruksi dari pemerintah.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bangunan SD Negeri di Lumajang Ambruk Diterjang Hujan dan  Angin Kencang
Bangunan SD Negeri di Lumajang Ambruk Diterjang Hujan dan Angin Kencang

Bangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri Pandansari 1, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang ambruk akibat dihantam hujan dan angin kencang.

Baca Selengkapnya
Dua Ruang Kelas Ambruk, Siswa SDN Kedaung Terpaksa Belajar Bergantian
Dua Ruang Kelas Ambruk, Siswa SDN Kedaung Terpaksa Belajar Bergantian

Bangunan ambruk karena kayu atap digerogoti rayap sehingga lama-lama rapuh.

Baca Selengkapnya
Terpidana Perkara  Makar di Papua Meninggal, Ini Penjelasan Kalapas Takalar
Terpidana Perkara Makar di Papua Meninggal, Ini Penjelasan Kalapas Takalar

Seorang warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Takalar, Yoran Pahabol meninggal dunia di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Makassar, Kamis (21

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tragis! Pelajar di Nias Selatan Tewas Usai Dianiaya Kepala Sekolah, Saraf di Kening Sampai Tak Berfungsi
Tragis! Pelajar di Nias Selatan Tewas Usai Dianiaya Kepala Sekolah, Saraf di Kening Sampai Tak Berfungsi

Ketujuh pelajar itu dibariskan kepala sekolah lantaran mereka membuat masalah saat magang di kantor camat.

Baca Selengkapnya
Mata Terkena Patahan Kayu Main di Sekolah, Siswa SD di Jombang Alami Kebutaan
Mata Terkena Patahan Kayu Main di Sekolah, Siswa SD di Jombang Alami Kebutaan

Kejadian itu sendiri bermula saat jam kosong pelajaran pada Senin (9/1) lalu.

Baca Selengkapnya
11 Kali Beraksi, Pembobol Spesialis Sekolah Dasar Diciduk
11 Kali Beraksi, Pembobol Spesialis Sekolah Dasar Diciduk

Modusnya masuk dengan merusak pintu dengan mencongkel jendela ruangan.

Baca Selengkapnya
Belasan Pelajar Pelaku Tawuran di Tangerang Ditangkap Polisi, Celurit hingga Pedang Disita
Belasan Pelajar Pelaku Tawuran di Tangerang Ditangkap Polisi, Celurit hingga Pedang Disita

Belasan Pelajar Pelaku Tawuran di Tangerang Ditangkap Polisi, Celurit hingga Pedang Disita

Baca Selengkapnya
Mengintip TPS 901 yang Dipakai Para Tahanan di Rutan Bareskrim
Mengintip TPS 901 yang Dipakai Para Tahanan di Rutan Bareskrim

Ada 100 tahanan yang terdaftar akan menggunakan hak suaranya pada 14 Februari.

Baca Selengkapnya
Jatuh Bangun Sering Diremehkan, Pria Ini Kini Sukses Budidaya Belut dan Miliki 200 Kolam
Jatuh Bangun Sering Diremehkan, Pria Ini Kini Sukses Budidaya Belut dan Miliki 200 Kolam

Seorang pembudidaya belut mampu kembangkan hingga 200 kolam meski sempat diremehkan hingga merugi.

Baca Selengkapnya