Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Beda sistem, Perludem sebut DPR tak perlu kunker ke Jerman & Meksiko

Beda sistem, Perludem sebut DPR tak perlu kunker ke Jerman & Meksiko Ilustrasi Pemilu. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) menilai rencana kunjungan kerja anggota Pansus RUU Pemilu DPR ke Jerman dan Meksiko tidak diperlukan. Direktur Eksekutif Titi Angraini menyebutkan sistem pemilu kedua negera tersebut berbeda dengan Indonesia.

"Sistem kita berbeda dengan mereka (kedua negara). Jerman misalnya, menggunakan sistem e-voting dan tribunal election," kata Titi dalam sebuah diskusi di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (18/3).

Lebih lanjut, Titi menegaskan bahwa tidak ada sistem pemilu yang lebih baik. Yang ada hanyalah sistem pemilu yang cocok.

"Sebenarnya tidak ada sistem pemilu yang lebih baik. Yang ada adalah sistem pemilu yang sesuai," tegasnya.

Munculnya wacana untuk mengubah sistem Pemilu dari proporsional terbuka ke proporsional terbuka terbatas, dikarenakan adanya anggapan bahwa rakyat mengalami kesulitan dalam Pemilu Legislatif.

Namun Titi tak sepakat dengan anggapan itu. Menurutnya, sistem proporsional terbuka yang telah diberlakukan di pemilihan legislatif lalu masih tetap harus dipertahankan, sebab dari hasil penelitian menunjukkan bahwa rakyat masih menginginkan sistem proporsional terbuka dan tidak perlu diganti.

"Pemilih kita 70 persen mengaku tidak alami kesulitan dalam memilih calon," ujar Titi.

Survei yang dilakukan Perludem mengambil sampel 400 responden dari 2.400 responden survei nasional dengan usia 17 tahun ke atas.

"Adapun dari hasil itu ditemukan, Sebagian besar responden memilih kandidat (86 persen) sedangkan yang memilih partai hanya 14 persen," terangnya.

Ini menunjukkan bahwa masyarakat cenderung lebih suka langsung memilih calon dari pada memilih partai.

"Alasannya, 94,6 persen merasa lebih mudah dalam proses memilih dan 69,4 persen menyatakan lebih mudah untuk menagih janji di kemudian hari," ungkap Titi.

Sistem proporsional terbuka merupakan sistem pemilihan di mana pemilih tidak memilih partai, melainkan memilih kandidat atau calon anggota legislatif. Sedangkan sistem proporsional terbuka terbatas rakyat memilih partai, lalu partai yang menentukan anggota yang akan duduk di Parlemen.

(mdk/cob)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tiru Jerman, YLKI Usulkan Pemerintah Terapkan Hari Kerja 4 Hari Bagi Pegawai

Tiru Jerman, YLKI Usulkan Pemerintah Terapkan Hari Kerja 4 Hari Bagi Pegawai

Sistem kerja 4 hari dalam sepekan telah ditetapkan Jerman mulai 1 Februari 2024.

Baca Selengkapnya
Jenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu

Jenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu

446.219 prajurit TNI secara serentak di seluruh Indonesia dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi jelang hari pencoblosan 14 Februari.

Baca Selengkapnya
DPR Puji Upaya Pemerintah Jokowi Cegah Dampak Konflik Timur Tengah

DPR Puji Upaya Pemerintah Jokowi Cegah Dampak Konflik Timur Tengah

Indonesia tak pernah setuju tindakan kekerasan dalam bentuk apapun

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
DPR RI dan Pemerintah Sepakati RUU DKJ Disahkan di Paripurna

DPR RI dan Pemerintah Sepakati RUU DKJ Disahkan di Paripurna

DPR RI dan pemerintah menyepakati Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) dibawa ke Rapat Paripurna untuk disahkan.

Baca Selengkapnya
Perludem: Keterwakilan Perempuan di Hasil Pileg 2024 Meningkat

Perludem: Keterwakilan Perempuan di Hasil Pileg 2024 Meningkat

Angka keterwakilan perempuan dalam hasil Pileg DPR 2024 meningkat menjadi 22,1 persen atau 128 kursi dari 580 kursi DPR

Baca Selengkapnya
Jokowi Bicara RUU Perampasan Aset: Kunci Ada di DPR!

Jokowi Bicara RUU Perampasan Aset: Kunci Ada di DPR!

Jokowi menegaskan pemerintah telah mendesak agar RUU tersebut segera diketok di DPR

Baca Selengkapnya
Klaim Pemilu 2024 Lebih Baik dari Sebelumnya, Gerindra Anggap Tidak Perlu Hak Angket DPR

Klaim Pemilu 2024 Lebih Baik dari Sebelumnya, Gerindra Anggap Tidak Perlu Hak Angket DPR

Gerindra menilai hak angket itu tidak perlu dilakukan apalagi baru sebatas wacana.

Baca Selengkapnya
Pejabat KKP Dituduh Terima Suap dari Perusahaan Jerman, Begini Respons Menteri Trenggono

Pejabat KKP Dituduh Terima Suap dari Perusahaan Jerman, Begini Respons Menteri Trenggono

Perusahaan asal Jerman dikabarkan menyuap pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan pada periode 2014-2018.

Baca Selengkapnya
Pimpinan DPR Tegaskan Gubernur Jakarta Tetap Dipilih Rakyat

Pimpinan DPR Tegaskan Gubernur Jakarta Tetap Dipilih Rakyat

DPR sudah menerima daftar inventarisasi masalah (DIM) dari pemerintah.

Baca Selengkapnya