Beda sistem, Perludem sebut DPR tak perlu kunker ke Jerman & Meksiko
Merdeka.com - Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) menilai rencana kunjungan kerja anggota Pansus RUU Pemilu DPR ke Jerman dan Meksiko tidak diperlukan. Direktur Eksekutif Titi Angraini menyebutkan sistem pemilu kedua negera tersebut berbeda dengan Indonesia.
"Sistem kita berbeda dengan mereka (kedua negara). Jerman misalnya, menggunakan sistem e-voting dan tribunal election," kata Titi dalam sebuah diskusi di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (18/3).
Lebih lanjut, Titi menegaskan bahwa tidak ada sistem pemilu yang lebih baik. Yang ada hanyalah sistem pemilu yang cocok.
"Sebenarnya tidak ada sistem pemilu yang lebih baik. Yang ada adalah sistem pemilu yang sesuai," tegasnya.
Munculnya wacana untuk mengubah sistem Pemilu dari proporsional terbuka ke proporsional terbuka terbatas, dikarenakan adanya anggapan bahwa rakyat mengalami kesulitan dalam Pemilu Legislatif.
Namun Titi tak sepakat dengan anggapan itu. Menurutnya, sistem proporsional terbuka yang telah diberlakukan di pemilihan legislatif lalu masih tetap harus dipertahankan, sebab dari hasil penelitian menunjukkan bahwa rakyat masih menginginkan sistem proporsional terbuka dan tidak perlu diganti.
"Pemilih kita 70 persen mengaku tidak alami kesulitan dalam memilih calon," ujar Titi.
Survei yang dilakukan Perludem mengambil sampel 400 responden dari 2.400 responden survei nasional dengan usia 17 tahun ke atas.
"Adapun dari hasil itu ditemukan, Sebagian besar responden memilih kandidat (86 persen) sedangkan yang memilih partai hanya 14 persen," terangnya.
Ini menunjukkan bahwa masyarakat cenderung lebih suka langsung memilih calon dari pada memilih partai.
"Alasannya, 94,6 persen merasa lebih mudah dalam proses memilih dan 69,4 persen menyatakan lebih mudah untuk menagih janji di kemudian hari," ungkap Titi.
Sistem proporsional terbuka merupakan sistem pemilihan di mana pemilih tidak memilih partai, melainkan memilih kandidat atau calon anggota legislatif. Sedangkan sistem proporsional terbuka terbatas rakyat memilih partai, lalu partai yang menentukan anggota yang akan duduk di Parlemen.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tiru Jerman, YLKI Usulkan Pemerintah Terapkan Hari Kerja 4 Hari Bagi Pegawai
Sistem kerja 4 hari dalam sepekan telah ditetapkan Jerman mulai 1 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaJenderal Agus Subiyanto Sebar 446.219 Prajurit TNI untuk Amankan Pemilu
446.219 prajurit TNI secara serentak di seluruh Indonesia dikerahkan untuk mendukung kelancaran pesta demokrasi jelang hari pencoblosan 14 Februari.
Baca SelengkapnyaDPR Puji Upaya Pemerintah Jokowi Cegah Dampak Konflik Timur Tengah
Indonesia tak pernah setuju tindakan kekerasan dalam bentuk apapun
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
DPR RI dan Pemerintah Sepakati RUU DKJ Disahkan di Paripurna
DPR RI dan pemerintah menyepakati Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) dibawa ke Rapat Paripurna untuk disahkan.
Baca SelengkapnyaPerludem: Keterwakilan Perempuan di Hasil Pileg 2024 Meningkat
Angka keterwakilan perempuan dalam hasil Pileg DPR 2024 meningkat menjadi 22,1 persen atau 128 kursi dari 580 kursi DPR
Baca SelengkapnyaJokowi Bicara RUU Perampasan Aset: Kunci Ada di DPR!
Jokowi menegaskan pemerintah telah mendesak agar RUU tersebut segera diketok di DPR
Baca SelengkapnyaKlaim Pemilu 2024 Lebih Baik dari Sebelumnya, Gerindra Anggap Tidak Perlu Hak Angket DPR
Gerindra menilai hak angket itu tidak perlu dilakukan apalagi baru sebatas wacana.
Baca SelengkapnyaPejabat KKP Dituduh Terima Suap dari Perusahaan Jerman, Begini Respons Menteri Trenggono
Perusahaan asal Jerman dikabarkan menyuap pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan pada periode 2014-2018.
Baca SelengkapnyaPimpinan DPR Tegaskan Gubernur Jakarta Tetap Dipilih Rakyat
DPR sudah menerima daftar inventarisasi masalah (DIM) dari pemerintah.
Baca Selengkapnya