Bea Cukai sita 63,8 ton bahan peledak di laut Bali
Merdeka.com - Hasil patroli laut selama sepekan, Bea dan Cukai berhasil sita 63,8 ton amonium nitrat dari penyelundupan. Barang tersebut bisa menjadi bahan peledak.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Heru Pambudi, mengatakan bahwa bahan baku peledak itu akan diselundupkan dari Malaysia ke Maluku Tenggara menggunakan jalur laut. Dia menjelaskan, bahan baku peledak itu didapatkan ketika personel Bea Cukai melakukan operasi patroli laut jaring wallace diwilayah perairan Indonesia timur dan tengah.
"Ratusan karung berisi bahan baku peledak ini kita dapat pada kapal KM. Hamdan V saat melintas di perairan Laut Bali," ungkap Heru, Senin (15/5).
Dalam pemeriksaan tersebut, nahkoda berinilsial JDN tidak dapat menunjukkan dokumen sah, berupa manifest atas amonium nitrat tersebut.
Menurutnya, puluhan ton bahan baku peledak itu biasanya digunakan untuk tangkap ikan. Jika ditotal nominalnya, kata dia ditaksir senilai Rp8,2 miliar.
"Ini adalah barang China yang transit di Malaysia. Kemudian dikirim ke Indonesia timur, tujuannya adalah Maluku. Mereka mengirim ini dengan cara tidak sah. Sementara ini pengakuan mereka untuk bom ikan," jelasnya.
Lanjutnya, pengungkapan ini sekaligus membantu pemerintah dalam upaya menjaga kelestarian biota laut. "Karena dengan amonium nitrat seberat 63,8 ton, berpotensi merusak laut seluas 5.283,84 hektare," pungkasnya.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bea Cukai Riau kembali menangkap kapal pembawa pakai bekas impor yang masuk ke wilayah Indonesia
Baca SelengkapnyaBegini wujud fosil pohon tertua di bumi yang pernah ditemukan.
Baca SelengkapnyaKeberadaan pabrik tersebut dapat mengurangi impor bahan baku pembuatan pupuk.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perusahaan tersebut mengekspor sarung tangan sebanyak 339 karton
Baca SelengkapnyaDari kasus ini polisi juga mendalami informasi peredaran sabu di salah satu lapas di Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut bagian dari risiko Bea Cukai yang bertugas untuk mengawasi pergerakan barang yang masuk dalam wilayah Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemerintah menilai ada substansi yang kurang pas hingga perlu diluruskan.
Baca SelengkapnyaOleh sebab itu, masyarakat diminta waspada terhadap dampak cuaca saat ini.
Baca SelengkapnyaCuaca buruk akibat terbentuknya bibit siklon tropis di Samudra Hindia bagian tenggara.
Baca Selengkapnya